Walaupun metode melukis ada banyak, tapi untuk metode satu ini saya termasuk baru mengetahuinya. Metode yang saya maksud yaitu metode Anotype dan Cyanotype.Â
Berdasarkan hasil pencarian saya di dunia internet, ada banyak penjelasan mengenai 2 metode ini dan bahkan ada video tutorialnya. Semakin tertarik setelah melihat berbagai video tentang medtode ini berikut eksperimen-eksperimen yang dilakukan. Menarik buat saya yang menyukai hal-hal baru apalagi yang berhubungan dengan dunia seni.
Beruntungnya untuk mempraktekkan metode Anotype dan Cyanotype ini saya peroleh dari penggiat seni lukis langsung yaitu Mas Ari dan Mbak Kana Fuddy Prakoso di Ruang Garasi milik Mbak Kana.Â
Ini kali kedua saya berkunjung ke Ruang Garasi, setelah beberapa waktu sebelumnya saya mengunjungi pameran tunggal mbak Sari Koeswoyo di sana. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk kembali belajar dan praktek langsung tentang seni lukis melalui metode Anotyoe dan Cyanotype ini.
Baca juga: Lakonmu Apa, Pameran Tunggal Sari Koeswoyo di Ruang Garasi
Eksperimen metode Anotype dan Cyanotype
Koteka Trip kali ini yang merupakan Kotekatrip 10 berkolaborasi dengan Ruang Garasi yang mengadakan mini workshop, salah satunya workshop eksperimen metode Anotype dan Cyanotype.Â
Kedua metode ini merupakan metode melukis atau mencetak lukisan yang menggunakan media kertas dan kanvas dengan bantuan dedaunan, bunga-bunga, buah atau tanaman lain sebagai pewarnanya.Â
Bila Anotype menggunakan campuran air atau alkohol untuk mencampur sari dedaunan dan atau buah-buahan yang mengandung zat warna sebagi pewarna alami, sedang Cyanotype menggunakan bahan kimia sebagai bahan pencampurnya.
Tepat pukul 10 pagi, mbak Kana membuka mini workshop melukis dengan metode Anotype dan Cyanotype. Mbak Kana dan Mas Ari sebagai tutornya sudah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain: kertas berpori, kanvas, pewarna alami (warna hijau dari daun ketapang dan bayam, pewarna kuning dari kunyit, pewarna coklat dari kopi), kuas, alkohol, gelas plastik, sarung tangan plastik, bahan kimia Ferric amonium citrate dan Potassium ferricyanide untuk metode Cyanotype, kaca/plastik, penjepit/frame, deterjen.
Sebenarnya ekperimen dengan metode Anotype dan Cyanotype ini termasuk metode yang sudah lama sekali dan berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu di mana manusia pada jaman dahulu menggunakan bahan-bahan alami untuk mewarnai dan membuat lukisan.Â
Mirip dengan ecoprinting yang menggunakan bahan alami seperti daun-daun dan bunga yang dicetak di media kain, namun kalau ecoprinting itu setelah daun-daun atau bunga ditempelkan pada media kain, lalu kain tersebut dilipat dan direbus agar motif daun atau bunga dapat tercetak di kain.
Sedang untuk metode Anotype ini yaitu pertama kali kita siapkan media kertas berpori atau kanvas, lalu kertas atau kanvas tersebut kita oleskan atau sapukan dengan cairan pewarna yang sudah dicampur dengan air atau alkohol, lalu dikeringkan dengan diangin-anginkan. Kali ini saya menggunakan pewarna kuning dari kunyit yang saya sapukan pada permukaan kertas berpori.Â
Saya memilih daun seledri, daun singkong dan ilalang yang saya tempelkan di kertas berpori yang sudah disapukan pewarna. Setelah itu tempelkan kaca atau plastik dan ditekan dengan bantuan penjempit atau frame agar daun-daun tersebut menempel sempurna di media kertas berpori. Kemudian di jemur di bawah sinar matahari selama 2 jam atau lebih.
Untuk metode Cyanotype, tidak jauh berbeda dengan Anotype hanya bedanya dari bahan kimia sebagai pencampurnya. Itulah sebabnya kita membutuhkan sarung tangan dan kacamata sebagai pelindung agar tidak terkena cipratan bahan kimia tersebut yang bisa membuat gatal atau panas.Â
Eksperimen metode Cyanotype ini sebaiknya tidak untuk anak-anak karena adanya bahan kimia yang digunakan. Untuk waktu penjemuran di metode Cyanotype ini hanya singkat saja yaitu sekitar 5-10 menit, berbeda dengan metode Anotype.
Workshop Voxel Art dan Diskusi BukuÂ
Sambil menunggu hasil penjemuran ekperimen Anotype yang tadi kami praktekkan, mbak Kana membuka workshop kedua yaitu workshop Voxel Art yang dibawakan oleh mas Rahmat Koes.Â
Voxel Art yaitu membuat gambar tiga dimensi dengan menggunakan laptop atau hape. Voxel Art ini diikuti oleh anak-anak namun orang dewasa juga bisa. Dibutuhkan imajinasi yang tinggi untuk membuat gambar tiga dimensi ini. Buat anak-anak yang tertarik dengan Voxel Art ini karena hasil gambarnya seperti bermain Roblock.Â
Hari makin sore, dan workshop ditutup dengan Diskusi Buku karya Robertus Rony Setiawan yang berjudul Panggung Sindirawa yang merupakan buku atau essay tentang film dan seni pertunjukan. Buku hasil kumpulan essay Rony ini merupakan hasil riset beliau yang dilakukan di kurun waktu 2012-2022.Â
Lukisan hasil metode Anotype dan Cyanotype
Hasil lukisan dari eksperimen metode Anotype dan Cyanotype ini di tiap percobaan berbeda-beda. Ada yang terlihat nyata siluet dari dedaunan, ada yang terlihat samar, dan ada juga yang tidak terlihat sama sekali. Namun perbedaan menyolok dari penggunaan pencampur air, alkohol dan bahan kimia pada pewarna alami yaitu bahwa bila menggunakan air warnanya tidak muncul di hasil akhir setelah proses penjemuran.Â
Berbeda dengan yang menggunakan alkohol dan bahan kimia yang terlihat nyata warna yang dihasilkan. Oiya, setelah kering, hasil lukisan tersebut dicuci dengan deterjen untuk menghilangkan efek dari pencampur.Â
Namun so far, saya senang dengan pengalaman mencoba eksperimen ini karena menyenangkan dan bisa dipraktekkan di rumah dengan bahanpbahan yang ada khususnya untuk metode Anotype. Practice makes perfect, jadi untuk eksperimen kedua metode ini memang harus sering dipraktekkan dan hasil lukisannya bisa dijadikan hiasan dinding atau lainnya. Tertarik untuk mencoba juga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H