100% Manusia Film Festival yang dibuka pada 28 Oktober 2022 di Jakarta, akhirnya resmi berakhir di 6 November lalu dengan menghadirkan film Fly sebagai penutup. Namun 100% Manusia Film Festival belum berakhir, karena per 9 November kemarin berpindah ke Yogyakarta untuk membawa perubahan bagi pegiat film-film berkualitas di sana. Selain pemutaran film dari berbagai negara dengan mengusung tema Hak Asasi Manusia, di 100% Manusia Film Festival di Yogyakarta ini juga menyuguhkan diskusi bersama aktivis, pegiat HAM dan juga pembuat film.
Baca juga: Eismayer, film pembuka di 100% Manusia Film Festival
Seperti yang disampaikan Ibu Ina Lepel, Duta Besar Jerman untuk Indonesia di IFI (Institut Francais Indonesia) di Jakarta, bahwa 100% Manusia Film Festival menjadi kontribusi penting bagi isu keberagaman dan perkembangan lanskap budaya yang progresif di Indonesia. Hal ini tercermin dari pemutaran film Fly yang kental menampilkan isu keadilan, kebebasan dan identitas diri. Senada dengan yang disampaikan Ibu Ina, begitu juga dengan Ibu Vivian Idris, Ketua Komite Festival Film Indonesia yang mengatakan bahwa 100% Manusia Film Festival ini bisa menjadi ajang diskusi mengenai isu perubahan terkait HAM dan juga kerja kreatif bagi pegiat film.
Selain diadakan secara offline, 100% Manusia Film Festival ini juga dapat disaksikan melalui online. Untuk pemutaran film, dapat disaksikan melalui festivalscope.com dan gratis. Oiya, walaupun di Jakarta sudah berakhir, tapi program 100% Exhibition: Tatto Your Taboo! masih berlangsung hingga 12 November 2022 bertempat di IFI. Program 100% Exhibition ini merupakan salah satu program yang ada di 100% Manusia Film Festival yang menghadirkan 2 artis tato muda Christine Harsojo dan Lidya Aventa.
Film Fly yang merupakan film Jerman besutan sutradara Katja Von Garnier ini dipilih sebagai film penutup 100% Manusia Film Festival di Jakarta. Fly menjadi film peraih nominasi Best Sound di ajang German Film Award 2022. Bercerita tentang Bex, seorang remaja yang terlibat kecelakaan mobil yang mengakibatkan korban luka parah pada kedua kakinya dan membuat Bex berakhir di penjara. Trauma kecelakaan ini sangat membekas pada diri Bex walau Bex sudah dalam penjara menebus kesalahannya.Â
Bex yang masih muda dan punya passion menari berusaha memulihkan traumanya dengan menari dan mengikuti program pemulihan trauma di penjara bersama penari lain. Bersama penari lain inilah Bex juga yang lainnya yang sama-sama memiliki masalah berusaha mencari arti jati diri, identitas diri dan saling menumbuhkan rasa kebersamaan, kepercayaan, keadilan dan kebebasan.
Saksikan film-film berkualitas lainnya di 100% Manusia Film Festival di Yogyakarta yang masih berlangsung hingga 12 November 2022, baik secara offline di IFI-LIP Yogyakarta atau online di festivalscope.com. Untuk informasi lengkap bisa meluncur ke sosial media 100% Manusia Film Festival atau langsung klik 100persenmanusia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H