Kegiatan YPTD atau Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang bergerak di bidang penerbitan buku berlisensi memang masih seumur jagung, ibarat anak manusia, YPTD baru saja dapat melangkah, namun langkah yang ditapakinya merupakan langkah pasti menuju sukses.Â
YPTD yang digawangi Bapak Thamrin Dahlan ini resmi berdiri pada tanggal 19 Agustus 2020, sejak dicanangkannya tersebut telah terbit sebanyak 352 Judul Buku yang memiliki ISBN dari Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Sungguh menggembirakan, di tengah kegundahan dan kegalauan para penulis yang terkendala dalam menerbitkan buku karena sulit diterima oleh penerbit mayor dan juga kendala dana yang cukup besar apabila diterbitkan secara indie (pribadi).Â
Maka kehadiran YPTD ini bertekad membantu para penulis yang memiliki naskah yang siap untuk diterbitkan tanpa biaya. Kegiatan penerbitan buku ini menjadi salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi Indonesia.
Syukur Alhamdulillah, pada hari Sabtu (20/8) lalu, YPTD menggelar acara syukuran ulang tahunnya yang ke dua sekaligus juga menjadi ajang kopdar (kopi darat) bagi para penulis yang biasanya bertemu di dunia maya via whatsapp group, zoom dan sosial media namun kini bisa secara nyata bertemu dan berkumpul.Â
Acara syukuran ulang tahun YPTD ke dua ini sekaligus juga menjadi ajang bertemunya para Kompasianer yang merupakan tempat para penulis Kompasiana yang juga menjadi penulis di YPTD.Â
Senangnya lagi, dalam acara kopdar tersebut juga hadir bapak Eka Tjiptadinata beserta ibu Roselina yang merupakan duo legend di bidang penulisan. Karya dan semangat bapak Eka dan ibu Rose patut diacungi jempol di tengah usia mereka yang tidak muda lagi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda penerusnya.
Acara kopdar penulis Kompasiana dan YPTD yang digelar di gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Jakarta ini menjadi ajang temu kangen dan berbagi kisah inspiratif.Â
Selain kehadiran bapak Eka Tjiptadinata beserta ibu Rose, juga hadir ibu Christie Damayanti yang dengan semangatnya menginspirasi kami semua akan pentingnya menulis sebagai salah satu ikhtiar dalam menjalani kehidupannya pasca serangan stroke.
Menariknya ibu Christie kini aktif menjadi penggiat literasi untuk saudara-saudara kita sesama difabel dan beliau berkeliling Indonesia hingga manca negara untuk menyebarkan virus literasinya ini.Â
Menulis memang terbukti menjadi salah satu terapi pengobatan, bahkan dengan menulis juga dapat mencegah kita dari kepikunan karena otak kita terus beraktifitas dan bekerja.Â
Seperti yang juga dikatakan pak Tjiptadinata, menulislah dengan hal-hal yang sederhana di sekitar kita. Salut dengan beliau di usia sekarang masih sanggup berkontribusi menulis setiap hari, tak terbilang lagi berapa buku yang telah beliau lahirkan dan semuanya menjadi inspirasi bagi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H