Mohon tunggu...
Hiqma Nur Agustina
Hiqma Nur Agustina Mohon Tunggu... Dosen - Penulis, dosen, peneliti, penikmat sastra, dan traveler

Penulis adalah staf pengajar di English Department, Politeknik Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Gunakan Standar Manusia dalam Melihat Masalah

11 Januari 2023   08:22 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:41 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saat kita mendapat kebahagiaan entah karena promosi jabatan, mampu membeli mobil baru, sudah bisa melunasi cicilan rumah, atau mungkin hal yang sepele seperti mendapat oleh-oleh dari rekan kerja atau tetangga yang baru saja pulang dari bepergian. Tak henti kita berucap...Alhamdulilah, dapat rezeki hari ini. Alhamdulilah...Tuhan Maha Baik sehingga aku dapat hal yang menyenangkan hari ini. Itu terjadi saat hari ini kita mendapat kesenangan. 

Bagaimana bila minggu berikutnya tiba-tiba mendapat musibah atau kesialan. Misal: ditipu oleh Online Shop dan mengalami kerugian dalam jumlah besar atau Anda ditinggalkan oleh rekan kerja hanya karena berbeda pendapat. Bagaimana respon Anda menghadapinya? Mungkin bisa seharian kita berkeluh-kesah dan mengumpat bagaimana itu bisa terjadi. Ini yang sering dilupakan bahwa kesenangan dan kesedihan akan datang silih berganti dalam kehidupan kita. 

Kehidupan itu ibarat roda yang akan terus berputar sampai nafas kita berhenti. Dari sini, kita perlu menetapkan hati bahwa saat sedih dan gembira, bersyukur kepada Tuhan Sang Maha Kuasa harus tetap konsisten dilakukan. Tanpa syarat, tanpa kata tapi.

3. Ikhlas tanpa batas

Memaknai ikhlas sebagai rahasia Allah yang ditempatkan di hati setiap hamba-hamba yang dicintai-Nya. Berbuat ikhlas tanpa mengharap imbalan dan pujian. Mampu merendahkan ego serendah-rendahnya sehingga sanggup menerima segala bentuk ujian yang datangnya dari Allah Subhannahuwata'ala semata. 

Tidak mudah menjadi manusia yang bisa ikhlas atas segala hal yang diterima. Lupakan segala hal buruk di masa lalu. Lupakan orang-orang yang pernah menyakiti hati dan pikiran. Lepaskan, hilangkan dari memori agar bisa menjadi manusia yang ikhlas. 

Apabila seorang manusia memiliki hati yang ikhlas dan tulus, maka termasuk orang-orang yang dicintai oleh Allah. Tingkatan ikhlas tertinggi adalah ketika seseorang melakukan amal ibadah tanpa adanya keinginan, dan melakukannya semata-mata hanya karena Allah. Melakukan ibadah hanya untuk menjalankan perintah Allah, bukan karena yang lain seperti materi, pujian, pangkat, jabatan, dan sebagainya.

Malang, 11 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun