Mohon tunggu...
Hiqma Nur Agustina
Hiqma Nur Agustina Mohon Tunggu... Dosen - Penulis, dosen, peneliti, penikmat sastra, dan traveler

Penulis adalah staf pengajar di English Department, Politeknik Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjejak Ranu Pane, Rinduku Jadi Ambyar

4 Januari 2023   18:07 Diperbarui: 4 Januari 2023   18:10 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

View indah Gunung Bromo | Dok Pribadi
View indah Gunung Bromo | Dok Pribadi

Ketika akhirnya kami tiba di Desa Ranu Pane, suasana sepi sangat terasa. Terlihat hanya beberapa orang yang menjalankan aktifitasnya di teras rumah. Maklum, ijin untuk melakukan pendakian bagi para pendaki gunung belum dibuka sehingga desa ini pun kembali ke bentuk aslinya, desa yang menampilkan kebersahajaan penduduknya dan menyatu dengan alam.

Ranu Pane, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur | Dok Pribadi
Ranu Pane, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur | Dok Pribadi

Menikmati wisata alam yang menyejukkan | Dok Pribadi
Menikmati wisata alam yang menyejukkan | Dok Pribadi

Setiba di Danau Ranu Panieyang menjadi kunjungan pertama saya, mata seolah tak ingin berpaling untuk melihat hijaunya danau yang indah. Beberapa rumah bercat putih seolah menjadi latar indah yang menambah keeksotisannya. Saya seolah berada di sebuah tempat wisata di luar negeri. Padahal ini adalah Danau Ranu Pane, sebuah danau eksotis yang berada di sebuah desa di wilayah kota Lumajang, Jawa Timur.

Indonesia memang negara kaya akan keindahan dan keeksotisan obyek-obyek wisata alam yang tiada duanya. Sebagai pengunjung pertama di tengah pandemik COVID-19 dan di masa transisi PSBB, kami merasakan dengan meluangkan waktu sejenak di akhir pekan untuk kembali merasakan sensasi kesegaran alam menjadi obat paling mujarab untuk break sejenak dari rutinitas.

Tips short trip kami di weekend adalah tetap mematuhi protokol Kesehatan, yakni memakai masker, membawa handsanitizer, rajin cuci tangan dan menjaga jarak (physical distancing). Protokol Kesehatan ini menjadi panduan utama bagi kami untuk tetap dapat melakukan hobi ngetril berdua menikmati keindahan alam di seputaran Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur.

Kita harus tetap waspada terhadap pandemi COVID-19, tetapi bukan berarti kita menjadi orang yang paranoid dengan menutup diri. Dengan tetap patuh pada anjuran pemerintah, senantiasa melakukan protokol kesehatan serta tak lupa senantiasa berdoa kepada Tuhan untuk memberikan perlindungan insya Allah kita masih dapat melakukan kebiasaan kita di era New Normal.  

Dalam perjalanan pulang ke rumah, kami sengajar mampir di sebuah warung yang menyediakan berbagai menu makan siang. Warung yang didominasi oleh bambu ini mampu menjadi transisi bagi para pengunjung yang merasa lelah dan ingin menikmati menu khas Jawa Timur, seperti Nasi Pecel, Pisang Goreng, Kopi hitam dan beberapa jenis gorengan lainnya. Semua terasa nikmat bila kita lapar. Untuk dua porsi nasi Pecel, secangkir kopi hitam, teh hangat dibrandol harga 25.000 sungguh sangat murah dan terjangkau.

Menu sehat dengan harga terjangkau bagi wisatawan | Dok Pribadi
Menu sehat dengan harga terjangkau bagi wisatawan | Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun