Mohon tunggu...
Andreas Pasolympia
Andreas Pasolympia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Happiness Coach | Mindfulness | Communication | Human Development

Founder InnerPeace.id dan SangPemenang.com. Sejak usia 10 tahun mempelajari berbagai keilmuan Bathin Manusia. Memiliki berbagai sertifikasi kompetensi di bidang keilmuan barat seperti Hipnoterapi, Komunikasi, NLP, dan lain sebagainya. Serta juga mendalami berbagai keilmuan timur seperti Meditasi dan Ayurveda, dari berbagai guru di Tibet, India, dan Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada dua website diatas. Demikian dapat dikatakan bahwa Andreas adalah penggiat Keilmuan Bathin dan Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Mengendalikan Emosi Menurut Psikologi Timur

7 Mei 2021   23:11 Diperbarui: 7 Mei 2021   23:30 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara berbagai teori dan perspektif untuk menghadapi emosi negatif, jarang yang mengajak untuk menghadapi emosi secara langsung. Untuk mempermudah, kita bisa bilang emosi adalah energi yang bergerak. E-motion, energy in motion. Tentang menghadapi emosi negatif, pertama-tama kita perlu memiliki ketenangan, minimal sedikit saja ketenangan. Menarik nafas dengan penuh kesadaran barang satu atau dua kali juga sudah cukup. Dengan ketenangan ini kita memberanikan hati untuk menghadapi emosi secara langsung. Atas nama Keindahan Sejati Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Begitulah pembukaan tentang cara mengendalikan emosi menurut psikologi timur, atau lebih tepatnya cara menghadapi emosi secara langsung.

Setelah itu kita hadapi langsung, benar-benar dihadapi langsung. Perasaan adalah aliran pikiran halus yang terus menggumpal. Pada pendekatan timur, pikiran dan perasaan dikenali sebagai sesuatu yang sama pada esensinya, energi yang bergerak. Rasakan langsung dan buka ruang, ada gerakan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada pendekatan orang-orang yang "cenderung introvert", rasa itu ingin diolah secara "kedalam". Sedangkan pada orang-orang yang "cenderung ekstrovert", rasa itu ingin terekspresikan keluar.

Sedangkan, kita adalah makhluk yang tidak bisa dilabeli dengan konsep maupun teori. Termasuk teori introvert dan ekstrovert. Kita hanya bisa mengenali di momen kini, energinya cenderung ingin terekspresikan keluar atau kadang energinya cenderung ingin di ekspresikan kedalam. Bisa dalam gerak, kadang dalam diam. Itulah ekspresi energi, berbeda-beda dan untuk pada tiap momennya. Yang dimaksud mindfulness kadang hanya tergambar seolah adalah kita mengolah kedalam, padahal tidak harus. Energi itu bisa terolah dengan gerak misalnya, atau dalam tangis, dalam bentuk lukisan, cerita berhikmah, atau lainnya. Yang penting disadari saja sesekali, dalam jeda yang penuh Kesadaran. Biarlah Kesadaran menemukan kontinuitas-nya sendiri. Tugas kita hanyalah mengenali, dan terus mengenali.

Yang dimaksud mindfulness adalah kita membuka ruang terhadap apapun yang terjadi di sini dan di saat ini. Sadar sedikit saja, dan berkali-kali mengenali kualitas bathin kita yang seperti langit. Terbuka terhadap apapun. Be natural as it is. Semua dorongan kita persembahkan kepada Kesejatian, sebagai suatu persembahan untuk dimurnikan dan diselaraskan dengan apa adaan saat ini. Termasuk dorongan untuk menangis, bercerita, mencari jawaban, bertanya, dan hancurnya semua pertanyaan.

Semua orang memiliki dorongannya yang unik. Yang intinya adalah kemelekatan atau kemarahan. Kemelekatan sifatnya adalah melekati objek, ingin ini maupun ingin itu. Sedangkan kemarahan sifatnya adalah ingin menghancurkan objek, menghukum ini ataupun menghancurkan itu. Berbahagialah yang mengetahui dan  menyadari ini, sehingga ia bisa lebih jauh menyadari penolakan-penolakan didalam hatinya. Segala penolakan terhadap momen ini, segala penolakan terhadap kualitas esensial diri kita sendiri, yang terbuka lapang seperti langit.

Untuk segala penolakan itu kita sadari, buka ruang, dan kita jadikan segala rasa di saat ini sebagai persembahan kepada Kesejatian Yang Maha Indah. Untuk dimurnikan dan ditransformasikan menjadi sumberdaya yang berkah. Tentunya keajaiban transformasi itu terjadi atas dasar cinta kasih dan welas asih, bukan atas dasar penolakan. Demikian ketika segala energi itu telah dimurnikan, segala perihal tentang fenomena luar dan tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap kejadian luar akan terlihat dengan jelas.

Kapan perlu berkomunikasi, kapan perlu memeluk dan mendekap, kapan perlu keluar dengan penuh ketegasan, dan langkah apapun lainnya. Demikian adalah uraian jalan langsung untuk menghadapi dan bersahabat dengan segala emosi yang ada didalam bathin kita. Semoga kita sendiri dan semua makhluk dapat melihat realitas dengan semakin jelas, dan dapat melihat Keindahan Alamiah Saat Ini dengan Apa Adanya.

Catatan Tambahan : Terima Kasih telah mau membaca artikel ini. Terima Kasih telah mau dan percaya untuk membuka ruang untuk mengeksplorasi. Terima Kasih telah mau terbuka dan berefleksi bersama-sama. Anda semua adalah pribadi yang begitu indah, dan saya percaya kita semua akan menemukan cahaya indah sendiri. Semoga bisa membantu para sahabat semua untuk mengenali apa yang penting dan apa yang esensial. Kata kunci dalam artikel ini adalah "Cara Mengendalikan Emosi Menurut Psikologi Timur".

Itu adalah kata kunci untuk mengakomodasi kepentingan pembaca umum. Dimana orang sering mencari dengan kata kunci Cara Mengendalikan Emosi. Sebenarnya yang tepat adalah, "Anjuran Ajaran Timur untuk Menghadapi Emosi Secara Langsung". Karena sebenarnya emosi tidak bisa kita "kendalikan". Tetapi lebih tepat kita transformasikan. Bagaimana mentransformasi-nya ? Ya, dengan menghadapinya langsung dan bersahabat dengannya, maka emosi akan ter-transformasi.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun