Mohon tunggu...
Andreas Pasolympia
Andreas Pasolympia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Happiness Coach | Mindfulness | Communication | Human Development

Founder InnerPeace.id dan SangPemenang.com. Sejak usia 10 tahun mempelajari berbagai keilmuan Bathin Manusia. Memiliki berbagai sertifikasi kompetensi di bidang keilmuan barat seperti Hipnoterapi, Komunikasi, NLP, dan lain sebagainya. Serta juga mendalami berbagai keilmuan timur seperti Meditasi dan Ayurveda, dari berbagai guru di Tibet, India, dan Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada dua website diatas. Demikian dapat dikatakan bahwa Andreas adalah penggiat Keilmuan Bathin dan Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Refleksi dari Anime Naruto (Guy vs Madara)

3 Juli 2015   00:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 4064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Guru Gai mau mengorbankan dirinya dalam kematian ? Madara waktu bertarung bertanya, "Kamu terlihat seperti daun yang gugur dan akan rontok ke tanah !", dan Guru Gai menjawab, "Ya, puncak dari masa muda adalah kematian ! Saat kita dapat gugur dan rontok ke tanah, dan menjadi pupuk bagi benih-benih yang baru !", wahh ini luar biasa ! Ajaran yang sangat mendalam ini, mungkin pengarang Naruto terinspirasi dari Ajaran Zen di Jepang. Sepintas ketiga Guru Gai (atau kita) mati, maka ia seperti rontok ke tanah kemudian hilang. Dari something menjadi nothing. From birth to death. Ketika kita dapat melihat secara mendalam, kita akan melihat bahwa semua itu ilusi. Tidak ada kelahiran maupun kematian. No birth and no death. Kita adalah suatu keberlanjutan dari alam semesta. Tubuh kita fisik akan berlanjut, misalnya diri kita dikubur ya tubuh kita akan masuk ke tanah, menjadi pupuk, kemudian diserap pohon, dan mungkin rontok lagi, dan mungkin hanyut ke air, dan menjadi awan, menjadi hujan, dan lain sebagainya. Ingat hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, namun hanya dapat berubah bentuk. Seperti itu jugalah kita, kita tidak bisa mati, bahkan fisik ktia menjadi sebuah keberlanjutan bagi alam semesta.

Tentu fisik kita aja iya, apalagi ajaran kita.. Ilmu kita.. akan ter-teruskan kepada murid dan sahabat kita, kasih sayang kita juga akan ter-teruskan, ruh kita akan kembali kepada Sang Abadi (cara kembalinya tergantung keyakinan Anda), nggak ada yang mati sebetulnya. Fisik kita, ajaran kita, ilmu kita, kasih sayang kita, semuanya akan ter-teruskan dan tidak bisa dimusnahkan (hanya bisa berubah bentuk misalnya dari daging paha menjadi tanah humus). Jadi dengan azas itu, maka apakah kita takut akan kematian ? Tentu tidak, karena sejatinya tidak ada kematian. Kita hanya akan "continue" baik fisik, jiwa, ajaran, maupun ruh kita. Seperti yang dikatakan oleh Guru Gai, semangat kita juga tidak akan luntur ketika kita mati. Semangat itu akan menjadi pupuk bagi benih-beniuh selanjutnya.

Sungguh indah pelajaran yang telah kita dapat dari serial Naruto ini, terima kasih Guru Gai dan Might Dai. Semoga dengan pesan-pesan ini, kita dapat menjalani hidup yang penuh keajaiban dan keseruan !

 

Salam Ajaib,

 

Andreas Pasolympia

www.SangPemenang.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun