ASEAN Community (EC) sudah di deklarasikan pada acara KTT ke 9 ASEAN tgl 7 Oktober 2003 di Bali. Dari deklarasi itu, lahirlah 3 agenda ASEAN COMMUNITY
1. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) atau MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
2. ASEAN POLITICAL SECURITY COMMUNITY (APC)
3. ASEAN SOCIO CULTUR COMMUNITY (ASC)
AEC Fokus pada pembetukan komunitas Ekonomi ASEAN melalui intergrasi ekonomi kawasan
APC Fokus pada integrasi menangkal sengketa antar sesama ASEAN maupun NON ASEAN, mencegah ekskalasi sengketa menjadi konflik
ASC Fokus pada integrasi ASEAN melalui terciptanya |a caring and sharing community"
Kita memulai babak baru untuk MEA 2016, yang sebenarnya sejak tahun 2013 MEA sudah disiapkan akan di launching pada tahun 2015 di Indonesia namun agaknya 2016 kran MEA dibuka, mau tidak mau harus terlibat aktif dalam MEA ini.
berbagai ulasan di media baik konvesional dan elektronik adalah MEA 2016 ini sebuah Peluang atau Ancaman?, umumnya para Penulis memberikan artikel tentang Peluang dan Ancaman MEA dari sudut pandang/latar Belakang Penulis. semisal Penulis adalah seorang Pendidik, menulis Peluang dan Ancaman MEAÂ bagi Mahasiswa, tentu lain lagi bagi Penulis yang berprofesi sebagai Investor.
Penulis coba melihat dari sudut pandang posisi neraca perdagangan internasional, Indonesia vs negara Asean, bagaimana bargaining kita dalam menghadapi pasar internasional di Asean,
Data Penulis ambil dari laporan Biro Pusat Statistik Indonesia tahun 2011 - 2014
ASEAN                                     export                           Impor       +/- ( USD..juta)
Indonesia vs Singapore          $ 1,637,915.00            $ 1.484.756.00    +
Indonesia vs Malasya             $   918,094.00       $  798,548.00     +
Indonesia vs Phillipina            $   154,272.00            $  194,990.00     -
Indonesia vs Thailand             $   898,206.00            $  958,473.00    -
Indonesia vs Vietnam             $   492,019.00            $  499,178.00     -
Melihat chart tersebut di atas bahwa posisi tawar Indonesia dalam perdagangan Asean, menurut saya harus menjadi perhatian, karena dengan perbedaan surplus yang relatif masih tipis, Indonesia hanya unggul dengan Malaysia dan Singapura, sedangkan dengan negara ASEAN lain kita defisit.
Â
Â
Kalau kita tinjuan secara umum transaksi ekspor Indonesia dengan negara lain Asean dan Non Asean cenderung terus menurun.
2012Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â $ 190,031.85
2013 Â Â Â Â Â $ 182,551.79
2014 Â Â Â Â Â Â Â Â Â $ 175,980.84
2015Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â $ 127,256.39 (Jan - Okt)
sumber : BPS.Go.ID
Â
Marilah ajang MEA 2016 kita jadikan Peluang sebesar besar untuk para usahawan bagaimana pun tingkat usaha Anda, Ubah mindset bisnis Anda untuk menjadikan Ekspor sebagai tiang usaha Anda.
Peluang dalam MEA 2016 adalah
Asean: Pasar Tunggal dan basis Produksi Regional
- +/- 600 juta penduduk ASEAN adalah pasar tunggal
- Melalui realisasi AEC 2015 diharapkan terjadi
- Perdagangan antar negara Asean diharapkan meningkat dengan memanfaatkan supply regional chain ASEAN (Basis Regional produksi regional)Â > Fakta: Porsi intra Asean masih kecil (25%) dibanding non Asean ( 75%)
- Dorongan arus investasi masuk kedalam negeri yang menciptakan multiplier effect
- Memudahkan pembentukan joint venture dengan perusahaan di kawasan Asean sehingga lebih mudah akses bahan baku yg belum dipasok dari dalam negeri
- Peningkatan kecepatan perpindahan manusia dan modal
- Peningkatan bargaining power masyarakat Asean dalam menentukan pilihannya ditengah banyaknya produk dan kemudahan yg ditawarkan
- Transfer teknologi dan inovasi
Peluang dan prospek Indonesia - Malaysia
Peluang ekspor dalam pasar Asean khususnya Indonesia - Malaysia bisa ditingkatkan, disamping mempunyai geografis dan kultur budaya masyarakat yang hampir sama (serumpun) ini bisa menjadi modal dalam peningkatan ekspor
- Total neraca perdagangan INA dengan MAL menunjukan surplus sejak 2009, namun trendnya menurun
- Saat ini masyarakat MAL gemar mengkonsumsi obat obatan tradisional seperti jamu dan produk herbal lainnya untuk pengobatan atau perawatan kesehatan alternatif
- Merk produk jamu INA yang terkenal di MAL antara lain Nyonya Meneer,Mustika Ratu,Sari Ayu,Sido muncul, sedangkan jamu produk lokal yang merupakan pesaing produk Indonesia adalah Tongkat Ali,Kacip Fatimah, dan Nona Roguy yang dihasilkan oleh home Industry
- INA dan MAL memiliki kerjasama dibidang karet,lada,palm oil dan kakao mengingat kedua negara ini merupakan produsen terbesar untuk ketiga produk tersebut
Peluang dan prospek Indonesia -Â Vietnam
- Komoditi impor utama Vietnam anatara lain; mesin dan peralatan,produk minyak bumi,produk baja,bahan baku untuk industri pakaian dan sepatu, elektronik,plastik,mobil diharapak INA dapat meningkatkan shar pasarnya untuk produk produk tersebut.
- Produk Pertanian vietnam antara lain padi, kopi, karet, teh, lada, kedelai, mete,tebu,kacang, pisang, unggas, ikan, seafood.
- Produk Industri Vietnam anatara lain, pengolahan makanan, pakaian, sepatu, mesin-bangunan, pertambangan,batu bara,baja,semen,pupuk,kimia,kaca,ban,oli,ponsel
Peluang dan Prospek Indonesia -Â Kamboja
- Komoditi/ produk Ina yang diminati oleh Kamboja adalah : Rotan,Minyak kelapa sawit,Biskuit manis,Wafer manis,Rokok,Ubin marmer,Semen biru,Obat obatan,Pupuk.Sampo,Sabun Mandi,Kantong plastik,ban mobil sedan, motor dan sepeda, kayu triplek,kertas, alat tulis,keramik,ubin,bata,genteng,kaca,lampu elektrik,furniture kayu,mie instant,kosmetik,pakaian/baju
- Â Investasi Ina di kamboja tersebar di sektor : Garmen,perhotelan,airlines,restoran,distribusi bahan bakar,jasa perawatan tubuh, lapangan golf, dan penjualan furniture serta kerajinan tangan
- Â Dapat dipertimbangkan untuk membuka gerai gerai untuk khusus menjual produk Ina dan menjual franchise usaha Ina
Peluang dan prospek Indonesia - Philipina
- Produk Impor Philipina adalah : Batu bara,tembaga konsentrat,pasir,kwarsa,migas,kayu,coca,kopi, teh dll.
- kejenuhan barang impor murah china,oleh karena itu Pengusaha tidak tergantung sepenuhnya pada china sebagai sumber impor, hal ini merupakan peluang Indonesia untuk bisa masuk ke pasar Phillipina.
- Philipina tidak mempunyai banyak pabrik tekstil tenun yang besar dan 100% tergantung impor, hal ini kesempatan bagi Ekspor Indonesia.
Pada dasarnya produk Indonesia belum banyak dikenal di Philipina, oleh karena itu perusahaan Indonesia terus didorong untuk melakukan promosi di Philipina. Promosi dilakukan terutama untuk produk processed food menginagt sebagian besar masyarakat Philipina suka makan di luar rumah dan makan sampai 5 kali sehari atau yang disebut "Mirienda Time"
tentunya masih banyak peluang peluang di negara lain yang harus diraih, dan kesuksesan itu bisa di jangkau dengan ekspor.
Kenapa Ekspor?
Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan portfolio usahanya, ada begitu banyak Customer dan Peluang bisnis di seluruh dunia yang hanya bisa diraih melalui ekspor.
Dalam memulai bisnis ekspor , calon eksporter tidak memerlukan kantor yang bagus, gudang,armada penjualan/ internasional marketing,modal yang besar dll. Untuk ekspor yang penting di usahkan adalah
1. Produk yang bagus
2. harga kompetitif
3. Service yang bagus
4. Promosi yang baik
5. produk yang berkelanjutan.
Â
Jangan takut untuk memulai bisnis ekspor, karena usaha ekpor Anda akan memberikan kontribusi Devisa terhadap Negara, seberapapun nilai transaksi Anda.
Â
Tetap Semangat Ayo Ekspor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H