Mohon tunggu...
Hindharyoen Nts
Hindharyoen Nts Mohon Tunggu... profesional -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Awas Konspirasi Gulingkan JOKOWI

23 November 2015   20:05 Diperbarui: 23 November 2015   20:05 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****

Rencana pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) oleh TNI dapat menjadi pintu masuk keterlibatan asing dalam persesongklan melengserkan Jokowi. Rencana pembelian alutsista oleh TNI memang sedang menjadi rebutan banyak negara produsen alutsista, tidak terkecuali AS dan Russia. AS tentu sudah dapat membaca ke negara mana TNI akan membeli alutsista seperti pesawat tempur super canggih. Gelagatnya Indonesia akan memilih membeli pesawat tempur canggih SU35BMc (Sukhoi) bikinan Rusia ketimbang pesawat tempur super canggih F-16Viper bikinan AS.

Persaingan AS dan Russia memperebutkan pengaruh terhadap Indonesia yang sedang meningkakan kekuatan militernya semakin menarik setelah Ketua DPR RI, Setya Novanto secara diam-diam melakukan lobi-lobi pembelian alutsista (pesawat amfibi) ke pemerintah Jepang. Lobi Ketua Parlemen Indonesia menjadi kontroversi karena pembelian alutsista menjadi domainnya Menteri Pertahanan.

Kasus-kasus lain di dalam negeri Indonesia yang mempunyai potensi untuk membangun persengkokolan atau konspirasi melengserkan Jokowi juga sudah terasa. Sebut saja sikap tegas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberantas mafia perikanan yang merugikan Indonesia triliunan. Padahal selama ini tidak ada seorang pejabat negara pun yang berani mengusik bisnis mereka. Keseriusan KKPmemberantas mafia dan maling ikan sudah dibuktikan oleh Menteri KKP  Susi Pudjihastuti. Setahun terakhir KKP dan TNI AL menenggelamkan 106 kapal nelayan asing yang ditangkap saat mencuri ikan di laut Indonesia. Pemberantasan mafia ini membuat persengkokolan pelengseran Jokowi karena semakin banyak kelompok sakit hati yang bergabung dalam kosnpirasi tersebut. Belum lagi para mafia pelabuhan, impor illegal berbagai komoditas (tekstil dan elektronik).  

Lalu apa peran asing dalam konspirasi. Ini tidk beda jauh peran intelejen asing saat mereka bersekongkokol dengan anasir-anasir dalam negeri menggulingkan Presiden Soekarno 1966,1967, 1968. Berkomplotya intelejen asing sepertinya bisa diadopsi. Harold Crouch dalam buku Army and Politics in Indonesia (TEMPo, 11 Oktober halaman 64) memaparkan bagaimana sekrenario serta gerakkan-gerakkan KAMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia pada waktu itu mendapat dukungan luas, Ali Murtopo-Kepala Operasi Khusus yang merupakan operasi intelejen bentukan Soeharto. Crouch mengatakan bagaimana tangan-tangan intelejen asing membagi-bagikan jaket kuning yang serupa dengan jaket kuning almamater mahasiswa Universitas Indonesia kepada kelompok-kelompok dan mahasiswa lain agar mereka berunjuk rasa. Ia menyebutkan jaket kuning itu berasal dari badan intelejen AS- CIA. Untuk kamuflase pembagian jaket kuning palsu yang menyerupai jaket kuning almamater mahasiswa UI itu juga diungkap Manai Sophiann, mantan Duta Besar Indonesia di Moskow. Di dalam bukunya “Bayang-bayang PKI” disebutkan pembagian jaket kuning itu tidak dilakukan di kampus tapi di jalan-jalan. “ Saya punya dua jaket kuning yang didatangkan dari Hawaii. Saya simpan. Akan saya kasih tunjukkan kalau ada orang yang tidak percaya,” tulisnya di dalam buku tersebut .

Situasi dan kondisi yang terjadi saat ini amat mirip dengan sikon saat penggulingan Soekarno. Konsprirasi besar sudah terbangun, sekrenario sudah tersusun, sutradara juga sudah siap action. Kini tinggal menunggu komando sang produser dan pemilik modal kapan Hari-H sekrenario pelengseran Jokowi akan dieksekusi (Sebuah konspirasi imajiner pelengseran Jokowi) .( hindharyoen nts,jurnalis)      

  

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun