Menggulingkan Presiden Jokowi ? Kini saat yang paling tepat. Kenapa ? Negeri ini sedang dilanda kegaduhan politik, benar-benar gaduh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) lah yang dikesankan membuat kegaduhan. Sikap dan gebrakan-gebrakan yang membuat banyak orang terkaget-kaget dan menimbulkan kegaduhan. Awalnya banyak pihak skeptis, sinis, dan menilai gebrakan itu hanya pencitraan, yang ujung- ujungnya membuat rakyat kecewa. Tetapi anggapan itu keliru karena gebrakkan itu membuat banyak pihak benar-benar terhenyak.Dari sinilah muncul kebencian, gerakkan bawah tanah, bahkan yang terang-terangan. Sekarang ini sudah ada sekrenario dan konspirasi pelengseran Jokowi. Kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diduga dilakukan Setya Novanto petinggi parlemen Indonesia yang meminta saham PT Freeport Indonesia (FI) serta pro dan kontra sidang Majelis Kehormatan DPR memanaskan situasi dan kegaduhan politik.
Lawan-lawan politik Jokowi mulai bermunculan dan terus melalukan konsolidasi. Ada yang berani terang-terangan baik melalui statement di media, tapi sebagian berada di belakang layar sebagai sutradara meski publik sebenarnya membaca siapa saja mereka. Melengserkan Jokowi dari kursi kepresidenan ? Bukanlah gampang. Harus dengan kekuatan yang benar-benar solid. Harus ada produser, sutradara sekrenario pelengseran yang benar-benar matang. Kelompok penentang Jokowi di dalam negeri saat ini sudah bukan lagi gerakkan bawah tanah karena mereka sudah berani muncul sementara asing sementara masih silent (?). Kedua elemen harus bersinergi membangun konspirasi atau persekongkolan. Situasi saat ini sangatlah mendukung. Ketidakstabilan politik (demo kaum buruh dan mahasiswa),kegaduhan politik dan ekonomi disusul pertumbuhan ekonomi yang melambat, nilai rupiah yang terus melemah. Harga-harga kebutuhan pokok yang tidak menentu dan membuat kehidupan ekonomi rakyat terpuruk bisa digunakan aebagai sarana untuk membangun sebuah konspirasi besar menggulingkan Jokowi.
Apa saja gebrakan Jokowi yang dinilai membuat keruh situasi dan kegaduhan politik. Sebut saja keputusan pembubaran Petral (Pertamina Energy Trading Ltd). Disatu sisi pembubaran Petral menguntungkan pemerintah dan rakyat karena dapat menghemat miliaran dollar AS. Tapi di sisi lain ia meninggalkan persoalan besar dan semakin memanaskan suasana. Otomasis banyak orang yang selama ini mengeruk miliaran dollar dari bisnis migas melalui Petral sakit hati. Mereka tentu tidak tinggal diam, pasti akan melakuan perlawanan.
Hasil audit forensik oleh Auditor Independen dari Australia mengungkap adanya transaksi illegal di Petral merugikan keuangan negara hingga 18 miliar dollar AS ! Padahal itu audit forensik baru t transaksi crude oil (minyak mentah) dan bahan bakar minyak (BBM) hanya dalam kurun waktu 3 tahun (2012-2014). Bisa dibayangkan jika audit forensik dilakukan terhadap transasksi 10 atau 15 tahun sebelumya. Saat debat Pilpres, Prabowo Subianto mengungkapkan kebocoran uang negara, berarti dia sebenarnya tahu sepak terjang mafia migas.
Selain mafia di Petral Menteri ESDM Sudirman Said (SS) melempar bola panas kedua, yakni dugaan praktik encatutan nama Presiden dan wakil Presiden untuk memperoleh saham PT Freeport Indonesia PT FI . Bola panas sertas membikin suhu politik mendidih. Ia, seperti dalam laporannya kepada Majelis Kehormatan DPR(MKD) mengungkapkan adanya dugaan seorang petinggi Parlemen (Setya Novanto) melakukan praktik percaloan saham PT Freeport Indonesia (PT FI) untukmemperoleh saham PT FI dan 49 persen saham proyek pembangkit tenaga listrik di Timika. Modusnya klasik, seperti tukang catut di terminal-terminal bus atau kereta api untuk memperoleh keuntungan, politisi partai Golkar memberi jaminan kepada petinggi PT F perpanjangan kontrak PT FI di Papua itu akan mulus. SS , Menteri ESDM hari Senin (16/11) melaporkan skandal fenomenal sekaligus memalukan yang melibatkan seorang pejabat Negara ke MKD. Belakangan baru ketahuan, bola panas SS inilah yang mendorong sejumlah politisi di Senayan mendesak Presiden mereshuffle kembali kabinetnya. Salah satu menteri yang harus diganti adalah Menteri ESDM Rupa-rupanya para politisi Senyan itu sudah membaca rencana SS akan membongkar praktik mafia migas dan percaloan saham PT FI. Itulah sebabnya merka mendesak Presiden mereshuffle kabinetnya. Tetapi sebelum kabinet direshuffle publik keburu ttahu praktik mafia migas dan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden .
Gerakkan Anti Jokowi
Kemunculan kelompok dan gerakkan anti Jokowi sudah mulai terasa belakang ini. Aksi-aski demonstrasi yang menuntut Jokowi mundur dari tampuk pimpinan RI terus disuarakan oleh para mahasiswa. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menilai Jokowi gagal merealisasikan janji-janinya saat kampanye Pilpres. Meski Jokowi baru satu tahun menjabat Presiden. Aksi-aksi demonstrasi buruh yang menuntut dicabutnya Peraturan Pemerintah (PP) No.78/2015 tentang Pengupahan membuat suhu politik semakin memanas. Aksi demontrasi kaum buruh dan kelompok mahasiswa jika ditunggangi dan dikelola dengan manajemen konflik akan memicu kegaduhan politik yang luar biasa, bahkan bukan tidak mungkin berubah menjadi keos. Suasana dan kondisi seperti ini yang sedang dibangun oleh penentang Jokowi.
Situasi dalam negeri Indonesia saat ini ada yang bilang mirip bara dalam sekam. Bahkan ada pihak yang memprovokasi dengan menyebut secara psikologis pemerintahan Jokowi sebenarnya sudah runtuh. Bisa jadi mereka adalah kelompok yang paling terkena imbas dari sikap tegas Presiden. Apalagi Jokowi -JK yang didukung 70.997.851 suara atau 53,15 persen dalam Pilres 2015, dibanding lawannya Prabowo-Hatta (62.576.444 atau 46,85 persen) berkali-kali menegaskan tidak mau berkompromi dengan mafia yang selama bertahun tahun menguasai hampir semua sektor kehidupan terutama perekonomian.Inilah yang kemudian mendasari mereka melakukan perlawanan. Muaranya jelas, melengserkan Presiden. “Jokowi tidak boleh dibiarkan terlalu lama bercokol ”.
KONSPIRASI
Skenario apa yang dipakai menggulingkan Jokowi. Konspirasi ! Sebuah konspirasi, penentang Jokowi di dalam negeri, mafia migas bersama kekuatan asing. Konspirasi yang kuat diperlukan keterlibatan asing (intelejen). Kenapa intelejen asing dilibatkan? Mereak sudah berpengalaman mengerjai Indonesia. Diam-diam mereka sebenarnya juga punya kepentingan melengserkan Jokowi. Keterlibatan intelejen asing (negara) bukanlah hal baru di Indonesia. Lihat saja gerakan-gerakan anti Soekarno 1965,1966 dan 1968. Pada saat menggulingkan Presiden Soekarno, pasca G-30-S 1965 , intelejen asing yakni CIA-Amerika Serikat dan M16- Inggris punya andil tidak kecil . Pemerintah mereka juga menyokong operasi intelejen di Indonesia. Karenanya baik CIA dan M16 sudah mempunyai pengalaman beroperasi di Indonsia.
Sebagaimana diungkapkan oleh Majalah Berita Mingguan TEMPO, saat penggulingan Presiden pertama RI pemerintah dan intelejen asing punya peran dan andil besar. Dalam liputan khusus, TEMPO terbitan 11 Oktober 2015 “ 50 TAHUN G-30-S PKI tentang JEJAK CIA Pada Tragedi 1965” diungkapkan bagaimana peran mau pun andil CIA dan M16 saat menggulingkan Soekarno. Inggris dengan M16 waktu itu punya kepentingan menggulingkan Soekarno karena Presiden pertama RI ini menentang pembentukkan Negara Federasi Malaysia yang digagas Inggris dan didalam Negara federasi tersebut terdapat Singapura. Penolakan Negara Federasi Malaysia inilah yang kemudian melahirkan perintah Ganyang Malaysia dari Presiden Soekarno . M16 pun diam-diam beroperasi di Indonesia yang bersekongkol dengan kelompok penentang Soekarno di dalam negeri untuk menggulingkan Proklamator Kemerdekaan RI. Sedang Amerika berkepentingan menghancurkan Komunis di Indonesia.