Mohon tunggu...
Andi Himyatul Hidayah
Andi Himyatul Hidayah Mohon Tunggu... Apoteker - If you can not do great things, do small things in a great way.

If you can not do great things, do small things in a great way.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Janda Baik di Malaysia

9 Februari 2014   14:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah kampung yang dapat dikunjungi dengan menggunakan jalan hutan dari kawasan Janda Baik yang dikenal dengan Hulu Kenaboi, Negeri Sembilan. Seorang dara manis yang mendiami kampung itu memikat hati Tok Batin. Ia pun menikahi gadis cantik itu dan Tok Batin berpindah ke kampung istri barunya di Hulu Kenaboi. Dengan begitu Tok Batin terpaksa berpisah dan menceraikan istri pertamanya, Endut.

Diceritakan kalau pada akhirnya Tok Batin jatuh miskin karena terlalu mengikuti kehendak istrinya yang cantik itu. Istrinya pun lari ke Jelebu, Negeri Sembilan, meninggalkan Tok Batin yang sudah miskin ditambah usianya yang sudah semakin tua. Maka pulanglah Tok Batin ke desanya dan menemui jandanya (Endut) yang tetap setia menunggunya. Mereka akhirnya hidup berbahagia dan rukun kembali. Janda yang berbalik kepada mantan suaminya. Muncullah perkataan ‘Janda Balik’, yang bila dulang-ulang dengan cepat maka terdengarseperti perkataan – Janda Baik --. Maka itulah mengapa kampung itu kemudian dikenal dengan nama ‘Kampung Janda Baik’.

Cerita di atas mengingatkan saya pada sejumlah cerita rakyat yang telah berakar kuat di tengah masyarakatnya. Entah itu berasal dari cerita sebenarnya atau mungkin hanya sekedar mitos, tapi perhatian saya pada posisi perempuan dalam legenda. Silahkan bisa disimak pada cerita-cerita yang lain.

Di Jawa Barat misalnya ada cerita tentang asal usul Tangkuban Perahu. Dalam cerita ini kita mengenal nama Dayang Sumbi yang bersuamikan anjing sakti yang bernama Tumang. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Sangkuriang. Di akhir cerita bagaimana Dayang Sumbi berusaha meredam gejolak asmara seorang pemuda tampan dan sakti yang ingin mempersuntingnya. Satu alasan karena pemuda itu kemudian diketahuinya sebagai putra kandungnya sendiri.

Pada contoh cerita yang lain, sebutlah misalnya cerita asal usul kota Banyuwangi. Dalam Cerita ini tersebut tokoh perempuan yang bernama Surati, seorang putri raja yang berasal dari Kerajaan Klungkung. Surati yang cantik jelita dipersunting oleh Raden Banterang. Pertemuan mereka terjadi secara kebetulan ketika Raden Banterang berburu ke hutan. Sementara ketika itu Surati menyelamatkan diri ke hutan setelah ayahandanya terbunuh dalam mempertahankan mahkota kerajaan. Di akhir cerita tokoh Surati berakhir secara tragis dengan melompat ke sungai bersamaan ketika Raden Banterang menghunus keris untuk membunuhnya. Raden Banterang terhasut oleh fitnah terhadap permaisurinya yang terbukti tidak benar. Air sungai menjadi bening dan harum, sebagaimana titah Surati yang membuktikan dirinya tidak bersalah. Banyuwangi artinya air yang harum.

Demikian perempuan dalam legenda – posisi yang seringkali tidak menguntungkan -- semoga itu hanya dalam mitos. @ Andi Himyatul Hidayah

***************

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun