Sungguh menyedihkan sebuah bangsa yang besar, yang notabene kaya dengan karunia alam, tapi harga diri bangsanya tercabik-cabik di negeri orang. Dan, ketika terjadi penistaan berupa pemerkosaan, penganiayaan, pembunuhan, maka kita dan para pemimpin kita hanya sanggup mengirim ucapan duka cita. Kalaupun pemerintah terpaksa harus membayar diyat 21 M untuk membebaskan Satinah dari hukuman gantung di Saudi, menjadi bukti betapa tidak berdayanya kita sebagai bangsa. Cermin dari diplomasi yang kerdil wibawa.
Tapi yah, sudahlah ! Anda dan atau siapa pun tidak punya kewenangan menghalangi sesorang mencari peruntungan dan rezeki dimana pun itu, katanya. Itu juga pilihan, dan bukankah telah sejalan dengan pandangan Bapak Kita, selalu ada pilihan ? Iya ileh, salah replay.
Tapi yah memang sudahlah, tidak ada gunanya untuk saling menyalahkan. Hanya semoga masih ada setitik harapan akan lahirnya pemimpin yang menjadi pengayom bagi bangsanya. Bukan pada pemimpin yang hanya sibuk mengayomi kepentingannya, tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Pemimpin yang bertekat mengangkat harkat dan martabat bangsanya. @ Andi Himyatul Hidayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H