Mohon tunggu...
Himawan
Himawan Mohon Tunggu... Administrasi - https://himfiles.blogspot.com/ ....... https://opensea.io/himpersada

Twit update perkembangan weekly-chart #HIMpersada20 ( Hits Indonesia Mingguan ) di @himpublik | https://opensea.io/himpersada

Selanjutnya

Tutup

Music

HIMpersada20: 12 - 18 Maret 2023 (Seputar Membangun Industri Wisata Konser)

13 Maret 2023   07:15 Diperbarui: 13 Maret 2023   07:14 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pribadi @himpublik

Java Jazz Festival ( JIEXPO Kemayoran, 2-4 Juni 2023 ), 

We The Fest ( GBK Sports Complex Senayan, 21-23 Juli 2023 : The Strokes, The 1975 ), 

90s Fest ( Gambir Expo Kemayoran, 12-13 Agustus 2023 : Mr Big, The Cardigans ), 

Synchronize Fest ( 1-3 September 2023 ),

Pestapora ( 22 -- 24 September 2023 ).

 

Daftar diatas adalah beberapa event festival musik terbesar tahun 2023 ini yang pastinya banyak diantisipasi oleh para pemburu konser selepas hari raya Lebaran di pertengahan tahun ini. Setelah pada tahun 2022 lalu sempat bentrok jadwal, tahun 2023 ini dipastikan ajang We The Fest tidak berbarengan dengan Pestapora, setidaknya ada selisih 3 bulan. 

Yang juga menarik adalah 90s Fest yang biasanya digelar pada bulan November, kini setelah vakum 3 tahun karena pandemic dimajukan skedulnya ke bulan Agustus. Mungkin untuk menyesuaikan dengan tur dunia dari penampil artis utama dari luar negeri, khususnya Mr. Big yang tengah menggelar rangkaian konser perpisahan bertajuk "The Big Finish".

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada info resmi lokasi gelaran Synchronize Fest dan Pestapora, namun bila mengacu pada pelaksanaan tahun 2022 lalu, kemungkinan akan tetap dilangsungkan di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Meski demikian, saat penulis cek sekilas situs kedua festival tersebut ternyata untuk tiket kategori early bird dan pre-sale sudah terjual habis, padahal masih sekitar 6 bulan lagi. Wow, sungguh sebuah bentuk animo yang luar biasa.

Menyimak berita seputar konser BlackPink di Stadion Utama Gelora Bung Karno akhir pekan kemarin, ada beberapa hal menarik yang ingin penulis sampaikan dari kutipan jagat media online. Misalnya :  kemudahan akses transportasi dan akomodasi dari dan ke venue konser, mau tak mau yach yang dijadikan komparasinya adalah GBK vs JIS. Lalu ada kisah masih bertebarannya calo tiket di sekitar luar arena panggung bagi fans dan calon penonton yang tidak kebagian saat perang tiket. Masalah sampah yang berserakan dan insiden kekacauan sistem kursi penonton sepertinya menjadi catatan penting untuk event konser berskala besar seperti ini, supaya penggemar tidak dikecewakan. Kemudian ada kutipan curhat para Blink dari luar ibukota saat berburu hotel maupun penginapan murah. Buat yang dari luar pulau Jawa, tentunya ada pengeluaran ekstra lagi karena harus mencari tiket pesawat pergi pulang. 

Ajang konser dan festival ini kebanyakan digelar dalam waktu singkat, kisaran 1-3 hari dan rata-rata terlaksana di akhir pekan ( serasa mirip promo JSM-nya minimarket, he3... ), yach menyesuaikan dengan ritme penonton yang lebih punya waktu senggang diluar hari kerja normal. Dari segi emosional, para penggemar membutuhkan "pengalaman sekali seumur hidup" bertemu langsung dengan aksi artis idolanya di atas panggung. Kebanggaan yang bakal dituturkan kepada keluarga, teman, hingga mungkin anak cucu, bahwa mereka pernah menjadi saksi sejarah musisi ngetop idolanya pernah dilihat secara live. Apalagi dengan mewabahnya era medsos sekarang ini, arsip "flexing" mereka ini nantinya adalah sesuatu yang bakal menjadi kenangan tak terlupakan.

Sedangkan dari sisi ekonomi kreatif dan hiburan, pastinya mengundang perputaran uang yang tidak sedikit. Selain berdampak positif bagi pekerja di industri musik, pengaruh yang paling kelihatan secara kasat mata adalah tergenjotnya bisnis pariwisata dan perhubungan. Lalu ada sektor UMKM yang turut kecipratan dengan menghadirkan konsumsi maupun pernak pernik merchandise yang bisa dibeli oleh kerumunan massa yang datang.

Btw, wisatawan konser ini rata-rata tergolong berani bayar mahal, tentunya disesuaikan dengan faktor keamanan dan kenyamanan. Tinggal bagaimana promotor konser tidak menyalahgunakan kepercayaan para penonton yang masih happening sekarang ini. Meski perizinan sudah dipermudah di tengah meredanya wabah pandemi, namun harap para EO, promotor, maupun operator konser tetap mengevaluasi diri agar lebih matang dan professional lagi dalam menggelar event yang lebih berkelas dan berkualitas kedepannya.

 

 

Disclaimer : 

Weekly-chart yang saya buat ini bersifat subyektif adanya ( tanpa pengaruh endorse label maupun tim manajemen artis manapun ), jadi kalau ada beberapa tembang favorit anda yang mungkin tidak ada di daftar tangga lagu ini, harap maklum adanya. Namun tiap minggunya, saya tetap pantau juga beberapa chart radio yang menjadi referensi materi dalam meng-update penyusunan lagunya. Terima kasih.

Kritik, kontak & kerjasama : jukeboxlist@yahoo.co.id

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun