4 tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 24 Juni 2018, telah meninggal dunia salah satu sosok rockstar tanah air yang terkenal di era 80-90an. Bernama asli Hariadi Wibowo, namun karena banyak yang menanyakan dirinya Hari yang mana dan dijawab dengan "Hari yang adiknya Moekti", jadilah kemudian dia lebih dikenal dengan nama : Hari Moekti ( ada juga yang menulis namanya dengan ejaan : Harry Moekti, Hari Mukti, Harry Mukti ).
Terlahir di tanggal 25 Maret 1957 dengan menghabiskan masa kecilnya di kota Cimahi dan Bandung, lalu pindah sebagai anak tentara ke kota Semarang mengikuti tugas orang tuanya. Sempat bekerja sebagai room boy di hotel Patra Jasa Semarang selama 1 tahun, di kota yang identik dengan makanan lumpia inilah ketertarikannya akan dunia musik dimulai dengan membentuk grup band Darodox.
Tahun 1980 setelah ayahnya meninggal, Hari Moekti kembali ke Bandung dan mengasah bakatnya dengan bergabung ke Orbit band, Primas band, hingga New Bloodly band. Tahun 1982, Hari Moekti pergi ke Jakarta dan bergabung dengan Makara band hingga tahun 1985. Namun sepertinya jalan kesuksesan justru baru terbuka lebar saat memilih bersolo karir.
Titik awalnya adalah ketika Hari Moekti membawakan lagu "Dalam kegelapan" dalam ajang Festival Lagu Populer Indonesia 1987. Setelah itu, meluncurlah 6 album solo dan 2 album bersama grup band Adegan ( bila ada daftar yang terlewat, mohon bantuan pembaca melengkapinya di kolom komentar ), yakni :
- Tantangan ( 1988 ) -- label : Granada Records
- Nona nona nona ( 1990 ) -- label : Granada Records
- Kita masih ( 1992 ) -- label : Granada Records
- Maukah kamu ( 1993 ) -- label : Granada RecordsÂ
- Selangkah di depan -- bareng Adegan ( 1992 ) -- label : Musica Studio's
- Waktu berjalan -- bareng Adegan ( 1993 ) -- label : Musica Studio's
- 20 Private Collection ( 1994 ) -- label Granada Records
- Di sini ( 1996 ) -- label : Musica Studio's
Sekilas tentang kiprahnya di band Adegan. Tahun 1985 sebenarnya Hari Moekti pernah bergabung di grup Krakatau, tetapi mungkin karena adanya perbedaan karakter suara beliau yang nge-rock abis dengan aliran band jazz fusion yang diusung, jadinya kolaborasi ini tidak berlangsung lama.Â
Nach, genre band Adegan yang bercorak jazz rock ini yang hadir di tahun 1991 ini seolah menjadi ajang reuni kembali antara Hari Moekti sebagai vokalis, Indra Lesmana pada keyboard, Gilang Ramadhan pada drum, AS Mates pada bass, dan (alm) Donny Suhendra pada gitar. Oh, ya dalam kesempatan ini penulis turut menghaturkan berbelasungkawa juga atas wafatnya Donny Suhendra pada tanggal 19 Juni 2022 lalu.
Hari Moekti yang dijuluki "si kutu loncat" karena aksi panggungnya yang lincah dan energik ini ternyata pernah ikut juga beradu peran dalam sebuah film layar lebar bertajuk "Demi cinta belahlah dadaku" di tahun 1991 yang disutradai oleh Nasri Cheppy, sineas yang juga mempopulerkan film "Catatan si Boy".
Selepas album studio terakhirnya yang dirilis tahun 1996, Hari Moekti memutuskan hengkang dari dunia keartisan yang telah membesarkan nama di industri musik Indonesia sebagai rocker papan atas ( btw, karena cengkok vokal melengkingnya yang khas, ada yang menyebutnya juga sebagai "Rod Steward" versi Indonesia ) dan memilih jalan berekspresi dengan berdakwah hingga akhir hayatnya.
Dalam kesempatan ini, penulis pilihkan 7+1 lagu Hari Moekti yang rasanya cukup memorable untuk mengenang karya beliau. Semoga ada yang masuk koleksi favorit pembaca juga. Seperti biasa, urutan video terlampir di bawah ini berdasarkan judul in alphabetical order.Â
Â
Ada kamu ( 1988 ) -- Cipt. Jessy Robot
