Mohon tunggu...
Himawan
Himawan Mohon Tunggu... Administrasi - https://himfiles.blogspot.com/ ....... https://opensea.io/himpersada

Twit update perkembangan weekly-chart #HIMpersada20 ( Hits Indonesia Mingguan ) di @himpublik | https://opensea.io/himpersada

Selanjutnya

Tutup

Music

HIMpersada20: 14-20 November 2021 (Kilas Balik Musik 2005-2014: Bagian 17)

15 November 2021   07:15 Diperbarui: 15 November 2021   07:19 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2013 : # Media TV & radio

Acara musik pagi yang lumayan merajai beberapa tahun terakhir ini ternyata (masih) tidak cocok diformulasikan untuk slot prime-time televisi di malam hari. Lihat saja genre program layar kaca antara pukul 6 petang hingga 10 malam, rata-rata isinya sinetron, talkshow berita, atau varietyshow berbalut komedi ( slapstick ). Adapun acara musik seperti Indonesian Idol, The X-Factor, The Voice, Gebyar BCA, atau New AFI itu hanya program mingguan yang sifatnya pun musiman, bukan reguler tiap hari ada di jam tayang utama.

Untuk pelanggan tv berbayar lumayan mendapatkan porsi tontonan musik yang beragam, bisa dipilih antara : MTV, Channel [V], i-Concert, Trace, atau NatGeo Music. Sedangkan untuk konten musik tanah air tergantung operator pay-tv yang tersedia, misal : OrangeTV punya Dangdut Channel dan TopHits, Indovision memiliki saluran in-house MNC Music Channel, dan grup FirstMedia punya kanal MIX dan Dangdut. Namun dari berbagai kanal lokal tersebut pun, penulis kira baru sebatas saluran "tempelan" yang lebih mirip sebatas program pemutar videoklip ketimbang wadah tontonan apresiasi yang digarap serius.

Mayoritas stasiun radio pastinya masih menjadikan musik sebagai unggulan program siarannya. Untuk pendengar di Jakarta, sepertinya dengan karakteristik kaum urban maka kecenderungan beberapa pengelola radio mengubah format siaran yang tadinya segmented kemudian memutar haluan menjadi "hits player" seperti tidak terhindarkan. Secara pribadi bagi penulis sich yang demen ngupingin format radio di era 80-90an dari pagi sampai malam, maaf : kemasan rata2 radio ibukota sekarang jadinya membosankan !

Untunglah dengan adanya berbagai aplikasi radio streaming yang terpasang di smartphone, pilihan penulis untuk mendapatkan rentang wawasan lagu yang lebih variatif bisa terakomodir. Tinggal search di TuneIn, Xiaa Live, Pandora Radio, atau Nux Radio, stasiun2 radio dari berbagai belahan nusantara hingga mancanegara bisa dinikmati.

Pergeseran cara menyapa penikmat radio bukan lagi secara personal, tapi lewat kontak status pesan di facebook atau live tweet. Beberapa announcer radio tidak lagi menempatkan diri sebagai teman sharing pendengar, namun asyik ngobrol dengan partner siarannya atau dengan celotehannya sendiri. Konten musik yang bejibun tidak diimbangi dengan informasi menarik di balik pembuatan lagu yang diputar itu sendiri, seakan menyebut judul dan nama penyanyi yang mempopulerkannya dirasa cukup memadai, padahal info tentang siapa pencipta lagunya, siapa yang mengaransemen lagunya, apa label rekamannya, dsb bisa jadi bentuk pengelola radio dalam menghargai karya musik.

Dari hasil diskusi dengan seorang founder radio online beberapa waktu lalu, penulis menyimak masa depan stasiun radio ibukota bukan lagi di Jakarta, namun di pelosok daerah yang potensi iklannya lebih menjanjikan. Maklumlah, melihat gejala gaya hidup yang ada sepertinya penduduk Jakarta dan sekitarnya bukan lagi warga yang suka "mendengarkan", melainkan suka "melihat". Yang disetel bukan lagi perangkat radio, namun menikmati puluhan saluran tv berlangganan yang tarif abodemennya kian terjangkau.

2013 : # Meneropong penyanyi dan/atau musisi pendatang baru

Pencarian talenta menyanyi melalui reality show di layar kaca sepertinya masih dianggap sebagai cara pintas untuk mendongkrak popularitas generasi baru talenta olah suara. Dalam kurun waktu 3-4 bulan selama masa karantina dan eliminasi, sang kontestan dipoles ke hadapan pemirsa agar layak jual. Tentu saja bumbu dramatisasi dalam menentukan siapa yang melaju ke tahap berikutnya sepertinya bisa membentuk fanbase yang ikut bertarung mencari pengaruh di dunia maya.

Adalah kompetisi The X-Factor Indonesia di RCTI vs The Voice Indonesia di Indosiar yang tadinya diprediksi bakal berlangsung sengit, justru malah berjalan tak seimbang. Di panggung televisi, ternyata faktor kualitas suara bisa "ditumbangkan" oleh faktor psikologis emosional dalam mengerek perolehan sms dan rating. Lihat saja beberapa "insiden" drama seperti ada kontestan yang lupa lirik, tingkah juri yang terkadang konyol dalam memberikan opini atas penampilan peserta, sampai ke soal salah kostum pun dikomentari ( padahal hal teknis begini bisa "dipermak" sebelum peserta naik pentas ).

Tahun 2014 nanti RCTI akan menggelar kembali Indonesian Idol yang mudah-mudahan bisa mematahkan kesan bahwa sang pemenang justru kalah pamor dengan runner-up ketika memasuki persaingan secara riil di blantika musik tanah air. Dan kesan bahwa sang runner-up juga nggak terlalu kinclong prestasinya dibandingkan dengan bakat yang ditemukan oleh label rekaman via "audisi" di YouTube, he3... 

Oh, ya di tengah meredupnya fenomena boyband/girlband racikan lokal -- entah itu karena jenuh, materinya tidak lagi nendang, maupun ada personelnya yang memutuskan hengkang untuk bersolo karir -- ada kiprah para jebolan acara bakat bernuansa K-Pop tahun 2012 yang lumayan mencuat di pertengahan tahun 2013 ini, yakni : S4 dan S.O.S. 

2013 : # Sekilas fenomena

Fatin Shidqia Lubis. Gadis berusia belia ini cukup menghebohkan The X-Factor Indonesia sejak tahapan audisi. Bahkan video cover version lagu "Grenade" dipasang pula pada situs resmi Bruno Mars, penyanyi lagu aslinya. Fenomena gerilya para Fatinistic membela idolanya ini tak kalah heboh di jejaring sosial, terlebih saat penyanyi idolanya dicap sering lupa lirik dan kualitas olah suaranya masih "mentah" saat live show. Namun mayoritas kritikan itu seolah mereda dengan sendirinya saat lagu perdananya "Aku memilih setia" dilepas ke berbagai stasiun radio dan berhasil memuncaki puluhan tangga lagu dalam waktu relatif bersamaan.

25 Agustus 2013. Setelah 20 tahun tragedi konser Lebak Bulus, Metallica datang kembali dengan membawa nostalgia masa muda para penggemarnya dengan mengembalikan imej bahwa nonton konser rock metal tak perlu sampai anarkis dan bikin rusuh khan. Bagi para penikmat musik cadas dan rata2 pengamat musik pasti setuju bahwa ditengah serbuan acara manggung artis2 K-Pop, konser mereka di stadion utama Gelora Bung Karno layak dinobatkan sebagai konser terbaik di tahun 2013, bahkan ada yang berani menyebut penampilan mereka sebagai konser terbaik di tanah air sepanjang 1 dekade terakhir ini. Wow ! ( NB: sayangnya AeroSmith gagal mentas di Jakarta ).

Sementara itu konser musisi dan grup band Indonesia sendiri beritanya masih kurang menggembirakan. Disamping kabar bentrokan antar penggemar sendiri, pula mental penonton yang maunya gratisan, kadang membuat suasana di sekitar panggung menjadi kurang nyaman. Karcis sudah ludes, tapi mereka tetap memaksa masuk tanpa bayar untuk menyaksikan musisi kesayangannya tampil.

Sempat ada kisah memprihatinkan tentang salah satu musisi band yang disiram air keras. Pula kontroversi kepantasan gratifikasi tentang pemberian gitar dari personel Metallica kepada pakde Jokowi, gubernur DKI Jakarta. Noah dan Slank dibuatkan film semi-dokumenter nich. Khusus Slank yang "nggak ada matinya" itu, salam peace-love-unity-respect buat konser perayaan ulang tahunnya yang ke-30 di GBK Senayan.

Setelah sukses menggelar acara ultah "X-Factor around the world" Agustus 2013 lalu, mungkinkah RCTI akan membuat program berkonsep serupa dengan tajuk "Idols around the world" yang mempertemukan beberapa pemenang kontes serupa di mancanegara dalam satu panggung ? Last but not least, jangan lupa setelah demam tarian Gangnam style di tahun 2012, maka di tahun berikutnya ada kehebohan "Harlem shake", yang menularkan trend acara joget massal di layar kaca per tahun 2013 ini.

Bersambung .......

 

 

Disclaimer : 

Weekly-chart yang saya buat ini bersifat subyektif adanya ( tanpa pengaruh endorse label maupun tim manajemen artis manapun ), jadi kalau ada beberapa tembang favorit anda yang mungkin tidak ada di daftar tangga lagu ini, harap maklum adanya. Namun tiap minggunya, saya tetap pantau juga beberapa chart radio yang menjadi referensi materi dalam meng-update penyusunan lagunya. Terima kasih.

Kritik, kontak & kerjasama : jukeboxlist@yahoo.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun