Mohon tunggu...
Himawan
Himawan Mohon Tunggu... Administrasi - https://himfiles.blogspot.com/ ....... https://opensea.io/himpersada

Twit update perkembangan weekly-chart #HIMpersada20 ( Hits Indonesia Mingguan ) di @himpublik | https://opensea.io/himpersada

Selanjutnya

Tutup

Music

HIMpersada20: 7-13 November 2021 (Kilas Balik Musik 2005-2014: Bagian 16)

8 November 2021   07:15 Diperbarui: 8 November 2021   07:20 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2012 : # Konser

Kalau ada ungkapan / judul lagu bertajuk : dangdut is the music of my country, maka untuk pembuka segmen artikel ini penulis plesetkan menjadi : Jakarta is the centre of music concerts. Yup, kalau dulu warga Indonesia sering cemburu karena banyak musisi kelas dunia yang ogah menyinggahi nusantara ini dengan alasan "travel warning", lha sekarang justru kebalikannya. Warga negara tetangga yang "terpaksa" berbondong-bondong datang ke Jakarta buat bisa nonton konser musisi kelas dunia favoritnya. Penasaran juga apakah potensi turis wisata musik ini sudah digarap dengan baik, misalnya dengan menyediakan paket lanjutan wisata kuliner atau wisata budaya.

Sayangnya, momentum yang baik tersebut sempat terusik ketika konser Lady Gaga akhirnya batal digelar karena suasana yang dianggap tidak kondusif. Ironisnya justru dari pihak aparat sendiri yang seolah tidak berani menjamin keamanan, sebuah sinyal buruk tentunya meski itu hanya sesaat. Yang juga menarik : entah karena bosan atau terlalu sering tampil di Jakarta, konser musisi internasional di tahun 2012 ini pun mulai menyebar ke daerah di luar ibukota. Yang cukup menarik adalah konser Sepultura yang berlangsung di Kalimantan Timur dan bisa ditonton gratis. Wow !

Untuk urusan konser musisi luar negeri, dulu mungkin pemainnya hanya seputar Java Musikindo-nya mas Adrie Subono dan Java Festival Production-nya om Peter F Gontha, pokoke masih bisa dihitung jarilah. Beberapa tahun belakangan ini, kondisinya mulai mirip para pengelola stasiun tv berebut hak siar tayangan kompetisi bola luar negeri. Dengan jumlah promotor / EO yang relatif banyak, tak pelak persaingan dalam mendapatkan artis pun kian ketat yang ujung-ujungnya berimbas pada nilai kontrak yang mahal dan harga tiket yang sebetulnya tidak rasional lagi ( contohnya : ada harga tiket yang setara atau bahkan lebih mahal dibanding harga beli motor !!! ).

Oh, ya satu lagi. Yang juga masih menjadi keprihatinan para insan musik tanah air, khususnya di Jakarta : kapan yach kita punya gedung pertunjukan khusus musik kelas dunia ? Jadi yang dipakai buat konser, bukan yang tempat peruntukan utamanya sebagai lokasi pameran, convention hall, atau stadion olahraga.

2012 : # The singer, not the song

Mungkin ini terkesan sinis, tetapi pemberian gelar bagi beberapa musisi sebagai penyanyi terfavorit di beberapa ajang award televisi yang penulis lihat belakangan ini bisa jadi jatuhnya kepada unsur popularitas ketimbang pencapaian prestasi karyanya. Apabila gejala ini kian berlangsung, jangan2 yang ada sebatas kompetisi good looking di pentas layar kaca ( imbasnya lebih kepada mengerek rating ) dan bukan good voice !

Sebagai contoh kasus, segitiga Syahrini -- Anang -- Ashanty misalnya, secara karya bisa dibilang tidak ada yang menonjol dari mereka di tahun 2012 ini, tetapi lihatlah mengapa Anang tetap dipertahankan sebagai juri "Indonesian Idol" dan Syahrini didaulat sebagai salahsatu komentator dalam program "Indonesia Mencari Bakat" TransTV.

Ada pula Ahmad Dhani yang cukup memberi kesegaran pada Indonesian Idol tahun 2012 ini lewat celetukan khasnya dalam menanggapi performance kontestan yang kerap disambar oleh tweeps sebagai trending topics di jagat maya.

Menarik pula mencermati beberapa produser televisi yang menggaet para artis ( lagi2 pertimbangan utamanya pasti karena rating dan punya fanbase yang dianggap kuat ) untuk tampil yang kadang bukan untuk urusan nyanyi, tapi program realityshow maupun sinetron. Sekedar menyebut contoh : SM*SH, CherryBelle, Coboy Junior, dan Al El Dul yang seolah punya spesial slot "gratis" buat para penggemarnya di layar kaca.

Yang lumayan menggairahkan di tahun 2012 ini adalah kembalinya Ariel Peterpan, eh Ariel Noah ke kancah blantika musik tanah air. Mungkin mayoritas dari kita nggak peduli apa penyebab dia dipenjara, pokoke para fans sudah nggak sabar menantikan gebrakan bareng teman2-nya guna "menumbangkan" gelombang boyband/girlband yang dalam 2 tahun belakangan ini terkesan mendominasi ( atau membuat jenuh ? ) pasar musik nasional.

2012 : # The song, not the singer

Bila dalam pemasaran properti berlaku rumus : lokasi, lokasi, lokasi; maka untuk jurus pemasaran bagi musisi tak lain tak bukan adalah : materi, materi, materi. Kalau tahun lalu ada Budi Doremi yang bisa mencuri atensi penikmat musik, tahun 2012 ini ada 2 lagu galau yang penulis rasa berhasil menerapkan strategi "desa mengepung kota", maksudnya adalah kedua lagu ini justru lebih dulu sukses di berbagai airplay radio daerah, sebelum akhirnya masuk dalam playlist radio2 ibukota. Cukup mengherankan memang, tapi seperti yang sering penulis singgung dalam artikel spesial edisi tahun2 sebelumnya : ada yang "salah" dengan karakteristik pendengar (radio) Jakarta..

Siapa yang kenal "Rumor" ? Kalau disebut judul lagu yang dibawakannya, mungkin orang baru ngeh, yup siapa tak kenal lagu "Butiran debu" yang dalam waktu kurang dari setahun dibawakan ulang oleh Terry. Mendekati akhir semester kedua tahun 2012, giliran tembang "Harus terpisah" yang merajalela di angkasa ibukota. Seiring ngehitsnya lagu ini, tak pelak mengundang banyak orang untuk tahu seperti apa sich profil penyanyinya, yakni Cakra Khan, eits ini nggak ada hubungannya dengan Chaka Khan yang penyanyi barat sono loch.

Ketika sebuah tembang melesat popularitasnya, seberapa banyak dari kita yang peduli untuk mencari tahu siapa sosok pencipta lagunya ? Berbeda dengan era 70-80an dimana pencipta lagu begitu dihormati karena dari merekalah lahir lagu2 evergreen lewat suara penyanyi yang mereka "tunjuk" sendiri, namun ketika masuk akhir era 90an hingga milenium ini justru terbalik. Rata2 penyanyi ( atau produsernya ? ) sekarang ini maunya instan, kalau mau produksi lagu ala fastfood untuk dirilis bisa rikues ke pencipta lagu, jadi yach sori hasilnya adalah banyak lagu dibikin demi kejar momentum yang efeknya cepat laris, namun lekas pula membosankan di telinga. Haduh.

Sudah terlalu sering program talentshow untuk pencarian bibit penyanyi, baik via layar kaca maupun label rekaman. Saatnya ada kompetisi sekelas LCLR Prambors gitu, ada media yang berminat mengadakannya di tahun 2013 nanti ?


2012 : # K-Pop Invasion

Jika di tahun 2011, serbuan K-Pop hanya sebatas di radio tertentu maupun tayangan di saluran tv berbayar, lha sejak kwartal kedua tahun 2012 gelombang musisi K-Pop begitu rajin menyambangi Jakarta untuk mengadakan konser. Masih ingat konser SuJu alias Super Junior yang digelar 3 hari berturut-turut di Ancol ? Atau pentas megah parade artis jebolan SM Town di Gelora Bung Karno yang diselenggarakan tepat 2 hari setelah pilkada DKI Jakarta ? Belum lagi ada boyband/girlband papan atas dari Korea Selatan ini yang juga tak kalah heboh, ada : BigBang, Wonder Girls, sampai 2PM. Yang belum datang tahun ini ke Jakarta, yach siapa lagi kalau bukan sang "Gangnam style" : PSY !

Tak jemu dikutip, bahwa resep sukses K-Pop merambah musik internasional adalah dukungan kuat dari pihak pemerintah dan kerja keras industri kreatifnya. Dikemas secara komersial dengan metode pemasaran yang menjangkau banyak negara, tak heran "virus" budaya mereka pun tak pelak merengkuh kultur kita, diantaranya dengan bermunculannya judul2 lagu bernuasa Korea ( saranghae, saranghamnida ) dan film dengan mengambil setting lokasi di negeri ginseng tersebut.

Bila anda pelanggan tv berbayar, simak saja berapa jumlah kanal yang khusus menayangkan program berbau Korea Selatan ? Sekedar menyebut contoh, ada KBS, Arirang, S-One, dan Channel M. Saluran Fox International seperti StarWorld dan channel [V] juga tak ketinggalan beberapa kali menyelipkan acara yang mengintroduksi gelombang hallyu ini. Bahkan media musik bonafid sekelas Billboard pun tak sungkan "bersusah payah" untuk membuatkan chart K-Pop. Wah !

Yang menarik untuk dipelajari dari kesuksesan K-Pop ini adalah profesionalitas tim manajemen artisnya. Mungkin disini mereka mematahkan asumsi banyak orang bahwa kesuksesan itu bukan dilahirkan ( secara instan ), tapi diciptakan. Lihat saja acara pencarian bakat semacam K-Pop StarHunt ( atau Galaxy SuperStar yang pernah tayang di Indosiar ) yang digelar lintas negara. Ketika para kandidat terpilih berhasil didapatkan, tidak seenaknya langsung segera diorbitkan, namun ditempa dulu skill dan attitude-nya selama berbulan-bulan. Lha disini, baru jadi penyanyi one hit wonder saja wuih kadang udah merasa jumawa dan lupa diri.



Bersambung .......

 

 

Disclaimer : 

Weekly-chart yang saya buat ini bersifat subyektif adanya ( tanpa pengaruh endorse label maupun tim manajemen artis manapun ), jadi kalau ada beberapa tembang favorit anda yang mungkin tidak ada di daftar tangga lagu ini, harap maklum adanya. Namun tiap minggunya, saya tetap pantau juga beberapa chart radio yang menjadi referensi materi dalam meng-update penyusunan lagunya. Terima kasih.

Kritik, kontak & kerjasama : jukeboxlist@yahoo.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun