Apa yang hilang pada saat ramadhan ketika menjadi mahasiswa?
Bulan suci ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan bulan yang identik dengan orang-orang yang berlomba untuk mengggapai pahala karena kesucian-nya. Ibadah-ibadah yang hanya dapat ditemukan pada bulan suci inilah yang mendorong orang-orang untuk berlomba mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya. Seperti tarawih, tadarus, i'tikaf pada 10 hari akhir di bulan suci ramadhan dll.
Tak hanya itu, ramadhan bagi sebagian orang menjadi bulan yang sangat spesial. Karena, pada bulan ini identik dengan berkumpulnya keluarga dan sanak saudara. Lalu, bagi sebagian mahasiswa, bulan ini menjadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Karena jika sudah memasuki bulan ramadhan, itu artinya waktu liburan dan bertemu keluarga sudah dekat. Namun bagi sebagian yang lain, bulan ramdahan merupakan bulan yang kehadirannya tidak disambut dengan baik karena untuk pertama kalinya ia mendapati bulan ramadhan di perantauan.
Lalu, apa yang hilang pada saat ramadhan ketika menjadi mahasiswa?
1. Berkumpul bersama keluarga
Menjadi mahasiswa yang berkuliah di perantauan dan jauh dari keluarga membuat ramadhan terasa berbeda dan lebih menantang. Terlebih ia harus lebih mendisiplinkan dirinya untuk bangun sahur dan berbuka sendiri. Sehingga, hal ini membuatnya merindukan momen berkumpul bersama keluarga terutama pada saat sahur dan berbuka. Â
2. Waktu luang yang berkurang
Sebagai mahasiswa, sudah pasti jadwal kuliah yang terkadang padat membuat kita merasa kehilangan waktu luang di bulan suci ramadhan.
3. Ibadah yang tidak maksimal
Menjadi mahasiswa yang jauh dari pengawasan orang tua menjadikan kita kurang maksimal dalam menjalankan ibadah di bulan suci ramadhan. Ibadah tarawih yang merupakan ibadah yang hanya bisa didapatkan di bulan ramadhan pun terkadang tidak dilaksanakan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H