Peningkatan ekspor China telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Ekspor telah menjadi salah satu mesin penggerak utama pertumbuhan PDB Cina selama beberapa dekade terakhir (Morrison, 2014). Â Ekspor yang kuat membantu menjaga permintaan agregat yang tinggi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong investasi dalam kapasitas produksi baru. Selain itu, surplus perdagangan yang dihasilkan dari ekspor yang besar juga memungkinkan China untuk mengakumulasi cadangan devisa yang besar, yang memberikan stabilitas ekonomi dan keuangan (Prasad & Rajan, 2006).
Inovasi Teknologi dan Kemajuan Industri Domestik: Peran Perusahaan Teknologi Raksasa dalam Kemajuan Ekonomi China
Selain kekuatan ekspornya, pertumbuhan ekonomi di negara ini juga dipengaruhi oleh kemajuan industri domestik swasta, yang ditandai dengan kemunculan beberapa perusahaan teknologi raksasa, seperti Alibaba, Huawei, dan Tencent. Perusahaan-perusahaan ini telah menjadi pemain utama di pasar global, mendorong inovasi, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi (Zhu, 2012). Huawei dan Tencent telah berada di garis depan pengembangan teknologi China, dengan menjadi pemimpin dalam kepemilikan paten di sektor teknologi keamanan siber (CNBC, 2023). Alibaba juga telah menjadi pemain utama di pasar cloud computing, dengan perusahaan ini tetap menjadi pemain terbesar di pasar cloud China pada kuartal ketiga tahun 2023 (CNBC, 2024). Inovasi dan kemajuan teknologi yang dicapai oleh perusahaan-perusahaan ini telah meningkatkan daya saing global China di sektor teknologi.
Perusahaan domestik China, seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei, telah berhasil bersaing di pasar global, dengan Tencent dan Huawei berada di antara 10 besar pemegang paten global di sektor teknologi keamanan siber (CNBC, 2023). Keberhasilan ini membantu menegaskan posisi China sebagai pemain utama di pasar teknologi global. Alibaba, Tencent, dan Huawei telah menciptakan jutaan lapangan kerja di China sekaligus berkontribusi pada tingkat lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Selain itu, perusahaan-perusahaan ini juga telah menghasilkan pendapatan valuta asing yang signifikan melalui ekspor dan investasi luar negeri, yang membantu memperkuat neraca pembayaran dan pertumbuhan ekonomi China secara keseluruhan.
Pertumbuhan perusahaan-perusahaan ini juga didukung oleh Pemerintah China melalui berbagai kebijakan, seperti insentif pajak dan subsidi untuk industri tertentu (CNBC, 2023). Pemerintah China telah memfavoritkan perusahaan-perusahaan milik negara dengan memberikan perlakuan khusus, seperti akses yang lebih mudah ke kredit dan lahan (Nikkei Asia, 2022). Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan swasta, seperti Alibaba dan Tencent telah membentuk aliansi untuk melindungi kepentingan mereka di era baru teknologi besar China (Bloomberg, 2023). Dukungan pemerintah ini membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan inovasi perusahaan-perusahaan teknologi domestik.
Selain itu, kebijakan China untuk membatasi teknologi dan produk dari negara-negara barat telah mendorong pengembangan kapabilitas domestik dalam bidang-bidang seperti telekomunikasi, kecerdasan buatan, dan teknologi informasi. Hal ini telah membantu mengurangi ketergantungan pada impor teknologi dan memperkuat keamanan ekonomi nasional (Rosen, 2021). Meskipun kebijakan ini kontroversial, perusahaan-perusahaan domestik China telah memaksa untuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan, serta meningkatkan daya saing global mereka.
Dampak dan Kontroversi Kekuatan Ekonomi China dalam Pengaruh GlobalÂ
Pertumbuhan ekonomi China yang fenomenal dalam beberapa dekade terakhir telah menciptakan kekuatan ekonomi raksasa yang memicu kekhawatiran di banyak negara. Menurut data terbaru dari Bank Dunia, Produk Domestik Bruto (PDB) China pada tahun 2021 mencapai $17,73 triliun, menempatkannya sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (World Bank, 2022). Angka ini mencerminkan kemampuan produksi dan konsumsi yang luar biasa dari negara dengan populasi 1,4 miliar jiwa.
Namun, dibalik pencapaian ekonomi yang mengagumkan, terdapat kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi China yang terus meningkat dapat mengancam dominasi Barat dan tatanan ekonomi global yang ada. Beberapa ekonom terkemuka di masa lalu bahkan meragukan kemampuan China untuk mencapai pertumbuhan seperti saat ini. Sebagai contoh, pada tahun 1993, ekonom terkenal Paul Krugman memprediksi bahwa "produktivitas yang tinggi tidak mungkin bertahan" di wilayah pesisir China karena negara tersebut tidak memiliki budaya yang kondusif untuk inovasi teknologi (Krugman, 1994). Prediksi ini terbukti keliru, dengan China menjadi pemimpin dalam banyak bidang teknologi, seperti kecerdasan buatan, komunikasi 5G, dan energi terbarukan.
Kekuatan ekonomi China yang terus meningkat telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat dan sekutu mereka. Beberapa negara mengkhawatirkan bahwa dominasi ekonomi China dapat digunakan sebagai alat kekuatan lunak untuk memperluas pengaruh politik dan ideologinya di panggung global (Blackwill & Harris, 2016). Selain itu, praktik perdagangan dan investasi China yang dianggap tidak adil oleh beberapa pihak juga menjadi sumber ketegangan dalam hubungan ekonomi internasional.
Di sisi lain, para pendukung China berargumen bahwa kekuatan ekonomi negara ini justru memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global. Dengan populasi konsumen yang besar dan kelas menengah yang terus berkembang, China menjadi pasar yang sangat menguntungkan bagi ekspor dari banyak negara. Selain itu, investasi China di berbagai negara, terutama dalam proyek-proyek infrastruktur skala besar, dianggap membantu mendorong pembangunan ekonomi di negara-negara penerima investasi tersebut (Scissors, 2022).