Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Capitalism vs Communism: Can They Coexist? China's Economic Miracle Reveals the Answer

7 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 7 Agustus 2024   12:55 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Komoditas Ekspor China kepada Amerika Serikat (Atlas Wealth Management Group, LLC, 2019)

Berdasarkan gambar 1 mengenai PDB riil per kapita China, dapat kita lihat bahwa ada lonjakan yang sangat baik dalam pertumbuhan ekonomi China setelah Deng Xiaoping melakukan reformasi tatanan ekonomi. Ditutupnya Bursa Efek Shanghai pada tahun 1950 setelah Revolusi Komunis yang kembali beroperasi pada bulan Desember 1990 juga merupakan awal pondasi pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di China (Goldman Sachs, 2016). Dengan kembalinya pasar saham, China membuka pintu menuju integrasi yang lebih besar dengan pasar keuangan global dan memperluas akses bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi domestik negara ini.

Tepat pada bulan Desember 2001, Jiang Zemin memutuskan China untuk bergabung dengan World Trade Organization (WTO). Keputusan ini berhasil membuka jalan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi China. Sejak saat itu, China telah memperoleh manfaat yang substansial dari akses yang lebih besar ke pasar global, meningkatnya ekspor dan impor, serta memberikan kontribusi pada peningkatan efisiensi global melalui ekonomi skala besar yang diberikan oleh partisipasinya dalam sistem perdagangan multilateral. Inilah yang membedakan China dari negara komunis lainnya, seperti Rusia dan Korea Utara, yang masih terjebak dalam sistem terpusat dan tertutup. Era 'baru' China dengan sistem ekonomi inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Negeri Tirai Bambu--kekuatan ekonomi yang disegani di Asia bahkan dunia.

Mengungkap Rahasia Kesuksesan Ekonomi China: Kekuatan Ekspor dan Industri Dalam Negeri China

Gambar 2. Pertumbuhan Ekspor China 1960--2024 (World Bank Open Data, 2015)
Gambar 2. Pertumbuhan Ekspor China 1960--2024 (World Bank Open Data, 2015)

Pertumbuhan ekonomi merupakan dasar dari kemajuan sosial dan stabilitas politik (Ip dan Law, 2011; Cao dan Ren, 2019). Dalam beberapa dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi telah menjadi fokus perhatian publik, perusahaan, dan politisi di seluruh dunia. Walaupun sebagian negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, sebagian lainnya cenderung lambat. Para ekonom telah mengusulkan berbagai penjelasan, seperti faktor endowment (Henri, 2019), manajemen modal manusia (Schultz, 1961), keunggulan kompetitif (Porter, 1991), endowment sumber daya alam (Clark, 2019), dan perubahan institusional (Acemoglu, 2005). Hingga saat ini, China merupakan satu-satunya negara dengan ideologi pemerintahan 'kiri' yang digdaya atau sukses dalam perekonomiannya. Setelah reformasi oleh Deng Xiaoping, China kembali bekerja keras untuk memperkuat pengaruhnya dengan membuka peluang investasi asing (FDI) pada tahun 1990 dan bergabung dengan WTO (World Trade Organization) pada tahun 2001. 

Kini, China terkenal dengan kekuatan ekspor dan industrinya. China telah berhasil memanfaatkan sejumlah faktor untuk mendorong ekspor dan memperkuat posisinya sebagai salah satu eksportir terbesar di dunia. Salah satu faktor utama yang mendukung ekspor China adalah keunggulan komparatif yang dimilikinya. Menurut teori keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dikemukakan oleh ekonom David Ricardo, suatu negara akan memperoleh manfaat dengan berspesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang-barang yang dapat diproduksi dengan biaya rendah secara relatif, sambil mengimpor barang-barang yang biaya produksinya lebih tinggi (Suranovic, 2010). Struktur endowment China memberikan keunggulan kompetitif yang besar dalam beberapa industri tertentu, terutama dalam industri manufaktur yang intensif tenaga kerja (Franois Godement, 2023). Hal ini membuat China menjadi pemain utama dalam rantai pasokan global, dengan kemampuan untuk memproduksi barang-barang dengan biaya yang relatif rendah.

Gambar 3. Perdagangan Internasional Amerika Serikat-China 2006-2016 (Atlas Wealth Management Group, LLC, 2019)
Gambar 3. Perdagangan Internasional Amerika Serikat-China 2006-2016 (Atlas Wealth Management Group, LLC, 2019)

Salah satu sektor yang mencerminkan keunggulan komparatif China dalam ekspor adalah industri elektronik dan komputer. Data terbaru menunjukkan bahwa barang-barang elektronik dan komputer merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan antara China dan Amerika Serikat (OEC, 2022). Terdapat beberapa faktor yang mendorong keunggulan komparatif China dalam sektor ini.

Pertama, China adalah pemimpin pasar global dalam ekspor peralatan penyiaran, komputer, suku cadang mesin kantor, perangkat semikonduktor, dan baterai listrik (OEC, 2022). Posisi ini mencerminkan kemampuan manufaktur dan produksi yang kuat dalam industri elektronik dan komputer. Kedua, China memiliki tenaga kerja yang besar dan terampil, yang memungkinkan tercapainya ekonomi skala dalam produksi elektronik dan komputer. Hal ini menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, menjadikan China sebagai lokasi yang menarik bagi perusahaan untuk memproduksi dan mengekspor barang-barang ini ke Amerika Serikat dan pasar lainnya.

Selain itu, China telah mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dalam sektor elektronik dan komputer, memungkinkan negara ini memproduksi barang-barang berkualitas tinggi yang sangat diminati di Amerika Serikat dan pasar global lainnya (Defense One, 2023). Posisi China dalam rantai pasokan global untuk elektronik dan komputer juga menjadi faktor penting. Banyak komponen yang digunakan dalam produksi elektronik dan komputer berasal dari China, dan negara ini memiliki sektor manufaktur yang kuat untuk memproduksi barang-barang ini secara efisien.

Gambar 4. Komoditas Ekspor China kepada Amerika Serikat (Atlas Wealth Management Group, LLC, 2019)
Gambar 4. Komoditas Ekspor China kepada Amerika Serikat (Atlas Wealth Management Group, LLC, 2019)

Hubungan perdagangan yang kompleks antara Amerika Serikat dan China, termasuk berbagai perjanjian dan kebijakan perdagangan, juga mempengaruhi arus barang antara kedua negara. Misalnya, Fase Satu Perjanjian Perdagangan pada tahun 2020 mencakup komitmen China untuk meningkatkan pembelian barang-barang Amerika Serikat, termasuk elektronik dan komputer (USA Facts, 2023).

Dengan keunggulan komparatif yang kuat dalam produksi elektronik dan komputer serta posisi yang penting dalam rantai pasokan global, China telah menjadi kekuatan ekspor terbesar untuk barang-barang tersebut, terutama ke Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan kemampuan manufaktur dan daya saing China dalam sektor ini serta ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan antara kedua negara adidaya tersebut.

Privatisasi di China juga telah menjadi salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan ekspor negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir. Seiring dengan reformasi ekonomi yang dimulai pada tahun 1978, China secara bertahap mengubah sektor produksinya dari kepemilikan negara menjadi kepemilikan swasta (Lardy, 2014). Privatisasi yang dilakukan ini memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk beroperasi secara lebih efisien, inovatif, dan berorientasi pada pasar global. Sebagai hasilnya, perusahaan-perusahaan swasta di Cina mampu meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, dan menghasilkan produk yang lebih kompetitif di pasar ekspor (Prasad, 2009). Mereka juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam merespons perubahan permintaan global dan menyesuaikan strategi pemasaran. Di sisi lain, privatisasi juga mendorong masuknya investasi asing langsung (FDI) ke Cina, yang membawa modal, teknologi, dan akses ke pasar global (Fan et al., 2022).

Gambar 5. PDB (Produk Domestik Bruto) China 1978-2022 (World Bank Open Data, 2015)
Gambar 5. PDB (Produk Domestik Bruto) China 1978-2022 (World Bank Open Data, 2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun