Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Childfree: Stepping Up Women's Freedom of Choice Against a Falling Economy

3 November 2021   18:00 Diperbarui: 3 November 2021   19:56 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik 4. Estimasi penurunan populasi Jepang/Dok Japan National Institute

Usia 24 sampai 34 tahun adalah siklus kehidupan wanita mendapat keuntungan paling besar dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja (90%) setelah wanita yang tidak pernah menikah (94%). Hal tersebut menyebabkan kesenjangan upah pada pria dan wanita yang belum menikah atau tidak pernah menikah, dalam artian bekerja secara penuh, semakin menyempit. Pada tahun 1979 pendapatan perempuan adalah sebesar $0.63 dari setiap $1 penerimaan pria, jauh lebih tinggi dengan peningkatan sekitar 29% pada tahun 2003 (Bureau of Labor Statistics, 2012). Diferensiasi gender dalam pembagian tanggung jawab keluarga memiliki korelasi dengan kesenjangan upah gender. Meskipun terdapat peningkatan dalam partisipasi pria pada pengasuhan anak, perempuan yang bekerja secara penuh ataupun tidak memiliki dominasi dalam tanggung jawab yang berkaitan dengan anak (Bianchi et. al, 2006). Lebih lanjut, lingkungan pekerjaan profesional kurang mengakomodasi kebutuhan work-family balance (Budig, 2014).  

Status pengasuhan memberikan keuntungan bagi pria dibanding wanita. Menggunakan data dari National Longitudinal Survey of Youth 1979 pada tahun 1979 - 2006 untuk menemukan dampak dari transisi childless man terhadap upah pria yang memiliki anak, Budig (2014) menemukan status pengasuhan meningkatkan upah sebanyak lebih dari 6%.

Grafik 2. Effect of Becoming a Father on Ln Annual Earnings: NLSY 1979-2006
Grafik 2. Effect of Becoming a Father on Ln Annual Earnings: NLSY 1979-2006

'Fatherhood bonus' dirasakan paling tinggi pada kelompok ayah yang memiliki privileges di pasar tenaga kerja dalam hal ras, pendidikan, pengalaman kerja, dan kompleksitas kognitif. 

Fatherhood Bonus in Dollars, by Professional Status, Occupational Cognitive Demands Education (OCD), and Race/Ethnicity, Adjusted for Human Capital

screenshot-1183-618268c4ffe7b5130f3dcb33.png
screenshot-1183-618268c4ffe7b5130f3dcb33.png
Kontras dengan laki-laki, seorang wanita dengan anak memiliki korelasi negatif dengan tingkat upah. Di Amerika Serikat, keputusan menjadi seorang ibu sering diasosiasikan dengan wage penalty (Anderson et. al, 2013). Terdapat wage penalty sebesar 4% per anak yang ditanggung oleh seorang ibu dan tidak dapat dijelaskan oleh human capital, struktur keluarga, karakteristik pekerjaan ramah keluarga, dan perbedaan stabil di antara perempuan (Budig, 2014). Uniknya, di antara kelompok ibu, wanita yang bekerja dalam pekerjaan upah rendah akan merasakan penalty paling besar. 

Fenomena wage penalty terhadap seorang ibu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, adanya interupsi pengalaman kerja sebagai implikasi dari penambahan alokasi waktu di rumah untuk mengerjakan tugas pengasuhan anak. Rating kompetensi perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara sukarela atau tidak, lebih tinggi sebesar 10% dibanding perempuan yang memiliki anak. Kedua, produktivitas yang menurun akibat kebutuhan anak yang harus dipenuhi oleh ibu dan kemudian menyebabkan kelelahan atau distraksi dalam bekerja. Ketiga, adanya diskriminasi dalam tempat kerja terhadap ibu yang dianggap memiliki komitmen dan performa kerja yang lebih rendah. Seorang ibu diperhitungkan 12.1 persen kurang berkomitmen terhadap pekerjaan dibandingkan dengan perempuan yang tidak memiliki anak. Hal tersebut kontras dengan ayah yang dianggap 5% lebih berkomitmen terhadap pekerjaan dibandingkan pria yang tidak memiliki anak. Perbandingan terhadap pria yang tidak memiliki anak juga menunjukkan pola serupa. Lebih lanjut, peluang karir ibu kemudian berkembang relatif lebih lambat dibandingkan childless woman. Seorang childless woman enam kali lebih berpeluang untuk direkrut dalam pekerjaan. Sementara itu, perbandingan dengan childless man menunjukkan perbedaan peluang yang lebih kecil, yaitu sebesar 3.35 kali untuk dipekerjakan. Perbedaan kemungkinan antara 3 tersebut juga ditemukan dalam proses promosi jabatan dalam pekerjaan penuh waktu.Terakhir, argument seleksi memaparkan bahwa wanita yang memiliki kecenderungan lebih rendah terhadap upah yang tinggi  cenderung menjadi ibu di kemudian hari.  Ibu memiliki tawaran upah 7,9% lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak memiliki anak. Hal tersebut justru berbeda dengan ayah yang memiliki tawaran upah lebih tinggi, yaitu sebesar $152,000 dibandingkan childless man yang sebesar $148,000. Seorang ayah yang mendapatkan 'fatherhood bonus' dapat disebabkan oleh perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti peningkatan jam dan usaha kerja terutama ketika pasangan mengurangi jam kerja untuk melakukan pekerjaan pengasuhan anak (Bianchi et. Al, 2006).  Maka dari itu, keluarga yang memiliki anak akan menghasilkan penghasilan yang relatif lebih sedikit dengan keluarga yang tidak memiliki anak, yang kemudian diasosiasikan terhadap perbedaan kesenjangan upah (Corell, 2007). 

Grafik 2.2 Families with children make less money/2014 American Community Survey
Grafik 2.2 Families with children make less money/2014 American Community Survey

Plotnick (2012) meneliti korelasi antara childlessness dengan dua indikator economic well-being (pendapatan dan kekayaan) dari kelompok lansia Amerika Serikat. Hasilnya, dibandingkan dengan orang tua, pasangan yang tidak memiliki anak cenderung berpendapatan sedikit lebih tinggi dan kekayaan lebih tinggi sebesar 5%. Sementara itu, childless man yang tidak menikah memang tidak merasakan 'fatherhood benefit', akan tetapi memiliki kekayaan 24% - 33% daripada seorang ayah. Lebih lanjut, perempuan childless memiliki pendapatan 12% - 13% dan kekayaan 33% lebih tinggi daripada perempuan yang memiliki anak. 

Child as Normal Good or Inferior Good 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun