Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Menunda-nunda? Baca Quickie ini Sekarang Juga!

29 Maret 2019   18:02 Diperbarui: 29 Maret 2019   18:20 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Zahra Putri, Ilmu Ekonomi 2017, Kepala Departemen Kajian dan Penelitian 2019

Akerlof (1991) mengatakan bahwa present-biased preferences disebabkan oleh informasi yang tidak sempurna. Hal ini membuat individu menaruh bobot yang tidak proporsional pada aktivitas yang memiliki informasi lebih jelas dibandingkan yang kurang jelas. Oleh karena itu, individu biasa menaruh beban yang lebih berat untuk mengerjakan tugas saat ini karena biaya yang harus dikeluarkan sudah pasti daripada menunda untuk mengerjakan kewajiban tersebut. Lagi-lagi dikarenakan biaya yang harus dikorbankan individu belum pasti jika menunda: bisa lebih kecil daripada sekarang atau bahkan lebih besar. 

Rasionalkah?

Akerlof (1991) memodelkan penundaan pengerjaan tugas untuk mengukur biaya yang ditimbulkan dalam menunda. Misal, terdapat dua individu yaitu A dan B. Individu A mengerjakan tugas tanpa mengulur-ulur waktu sedangkan B mengerjakan tugas ketika mendekati tenggat waktu. Individu A ketika mengerjakan tugas diasumsikan membutuhkan Th dimana Th adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut sehingga

Model 1
Model 1
Dari model tersebut dapat diketahui bahwa total utility cost individu A dalam mengerjakan tugas adalah U= Th^2 .

Di sisi lain, individu B membutuhkan durasi yang sama dengan A dalam mengerjakan tugas, yaitu Th . Dengan demikian, model total utility cost B adalah sebagai berikut:

Model 2
Model 2
Dari model kedua dapat disimpulkan bahwa total cost utility individu B lebih besar dibandingkan A. Hal ini dikarenakan terdapat biaya tambahan (salience cost) yang sudah ditunjukkan dalam model . Akerlof (1991) berpendapat bahwa salience cost terjadi karena aspek psikologis dari individu, contohnya malas, yang membuat individu lebih memilih untuk mengulur-ulur waktu. Dengan demikian, dapat disepakati bersama bahwa individu yang menunda, dalam ilustrasi ini adalah individu B, adalah individu yang tidak rasional. Hal ini disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan individu B lebih besar daripada individu A. 

Seburuk itu kah procrastinating?

Terlepas dari keirasionalannya, procrastinate juga memiliki berbagai manfaat. Schraw et al. (2007) menemukan individu yang menyelesaikan tugas setelah procrastinate adalah individu yang kreatif dan efisien karena bekerja dibawah tekanan tenggat waktu. Selanjutnya, individu juga merasa dapat menemukan ide yang lebih banyak dibawah tekanan waktu. Kemudian, Chun Chu et al. (2005) menyatakan bahwa individu yang kerap memundurkan pengerjaan tugas juga dapat berperilaku lebih efektif dan fleksibel karena tidak membatasi diri dari berbagai rencana yang telah ditetapkan.

Kesimpulan

Dari perspektif ekonomi, procrastination memang dianggap irasional. Hal ini berlandaskan pada model ekonomi yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan individu ketika menunda lebih besar daripada yang tidak menunda. Tetapi, model ekonomi dalam menggambarkan biaya yang timbul dari procrastination tentunya masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan masih banyak motif-motif lain yang tidak bisa diukur dalam model ekonomi, misalnya motif psikologis. 

Meskipun demikian, terlepas dari ketidaksempurnaan model ekonomi dalam menggambarkan procrastination, procrastination sendiri memiliki efek yang positif dan juga negatif terhadap individu. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk menunda. Apakah manfaat yang diterima lebih besar atau malah biaya yang dikeluarkan lebih besar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun