Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Kurva Phillips Sudah Mati?

12 April 2018   20:17 Diperbarui: 17 Juli 2018   07:32 11207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kalkulasi penulis (2018)

Upah sebagai pendapatan masyarakat secara nominal juga meningkat dan mendorong daya beli masyarakat menjadi lebih tinggi. Ketika daya beli masyarakat secara nominal meningkat, pasar akan bereaksi dengan naiknya harga komoditas dan jasa secara umum (inflasi).

Melalui studinya di Inggris pada tahun 1861-1957, Phillips menemukan korelasi negatif terkait tingkat pengangguran dengan biaya upah, yaitu ketika tingkat pengangguran tinggi maka biaya yang harus dibayarkan pengusaha rendah dan begitu sebaliknya. 

Saat jumlah pengangguran sedikit, banyak tenaga kerja yang terserap bekerja dibawah perusahaan sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya upah lebih tinggi. Namun dari tradeoff ini, perusahaan akan memperoleh penerimaan yang lebih tinggi. Perusahaan dan pekerja saling membutuhkan dalam perekonomian.

Perkembangan teknologi kala itu masih belum menguasai industri. Tenaga kerja merupakan pemain utama pasar faktor produksi. Industri berusaha menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya guna merangsang perekonomian nasional. 

Ketika jumlah pengangguran sedikit, perekonomian akan mengalami keadaan full employment, yaitu keadaan saat faktor produksi yang telah digunakan optimum. Hal inilah yang mendorong kelebihan (overheat) kapasitas produksi sehingga mendorong inflasi di masyarakat.

Gambar 2. Kurva Phillips: Hubungan Pengangguran dan Tingkat Biaya Upah di Inggris (1861-1913)

Sumber: A.W, Phillips,.
Sumber: A.W, Phillips,.
Pada tahun 1958, Phillips mempublikasikan tulisanya yang berjudul "The Relation between Unemployment and the Rate of Change of Money Wage Rates in the United Kingdom". Karena tulisannya, banyak ekonom mempercayai bahwa hubungan antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi bersifat permanen. 

Asumsi ini menjadi pegangan pemerintah dan ekonom dalam mengambil kebijakan ekonomi. Pemerintah seolah-olah dapat memilih antara tingkat inflasi yang tinggi atau tingkat pengangguran yang tinggi. Pertanyaannya adalah, apakah pemerintah memilih mentolerir tingkat inflasi yang tinggi untuk menekan jumlah pengangguran atau pemerintah memilih tingkat pengangguran yang tinggi untuk menekan laju inflasi?

Pada tahun 1960, Paul Samuelson dan Robert Solow mengoptimalkan temuan Phillips dalam tulisanya yang berjudul "Analitical Aspect of Anti Inflation". Menggunakan data indeks harga inflasi (CPI) tahun 1900-1960 di Amerika Serikat. 

Dari data tersebut, ditemukan korelasi negatif antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi di Amerika Serikat. Temuan inilah yang sejatinya melabeli nama kurva Phillips sebagai teori dan pegangan kebijakan dalam ekonomi makro hingga saat ini.

Gambar 3. Kurva Phillips: Tingkat Pengangguran dan Inflasi di U.S tahun 1900-1960

Sumber : Blanchard (2017)
Sumber : Blanchard (2017)
Pada tahun 1970 hubungan negatif antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat mulai menghilang. Ketika tingkat inflasi tinggi tingkat pengangguaran juga tinggi (stagfilasi). Hal ini mulai menunjukan hubungan positif antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Kurva Phillips dibeberapa negara mulai menghilang.

Kritik terhadap Kurva Phillips

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun