Â
    Hai sobat!, jika kita melewati jalan yang ada di Malioboro, disepanjang jalan tersebut sampai titik nol kilometer tidak hanya berdiri bangunan pertokoan melainkan adanya bangunan peninggalan masa kolonial, salah satunya yakni banteng vredeburg yang arti nya "perdamaian". Benteng vredeburg menjadi salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu dan merekam peristiwa -- peristiwa bersejarah yang ada di Jogjakarta sejak pemerintah kolonial Belanda masuk ke Yogyakarta yang kini menjadi Musem Vredeburg yang menjadi bagian dari (IHA) Indonesian Heritage Agency.
    Museum Vredeburg Yogyakarta yang berlokasikan di Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satu ikon sejarah di kota pelajar, yang tengah bertransformasi. Setelah melewati renovasi besar-besaran pada pertengahan tahun, museum ini kini hadir dengan wajah baru yang lebih segar dan konsep yang lebih interaktif. Namun, perubahan paling mencolok adalah kenaikan harga tiket masuk yang cukup signifikan, dari sebelumnya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000 menjadi Rp15.000 untuk orang dewasa. Tentu dari adanya kenaikan harga yang signifikan tersebut membuat para wisatawan yang pernah berkunjung lalu datang kembali sebagai pengunjung cukup membuat mereka terkejut.
Tantangan Baru di Balik Perubahan
    Kenaikan harga tiket ini tentu saja memicu berbagai pertanyaan dari pengunjung. Apa yang membuat harga tiket melonjak begitu drastis? Apa yang sebenarnya didapatkan pengunjung dengan harga baru ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis berkesempatan mewawancarai Mas Aqsa, salah satu edukator di Museum Vredeburg.
    Menurut Mas Aqsa, kenaikan harga tiket ini merupakan bagian dari upaya museum untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pengunjung. "Perubahan yang kami lakukan tidak hanya sebatas tampilan visual, tetapi juga menyangkut konsep penyampaian informasi dan kegiatan yang ditawarkan," jelasnya.
Lebih dari Sekadar Koleksi
    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Museum Vredeburg adalah bagaimana caranya agar museum tidak hanya dianggap sebagai tempat penyimpanan koleksi sejarah, tetapi juga sebagai ruang edukasi yang menarik dan interaktif, terutama bagi generasi muda. Dari adanya renovasi pada museum ini, terdapat ruang public yang ramah pengunjung yakni halaman taman cantik yang cukup luas, bersih, dan menarik untuk dapat dinikmati oleh para wisatawan yang datang. Museum Vredeburg selama masa revitalisasi ini ditutup dari tanggal 4 MAret 2024 hingga dibuka kembali dengan wajah barunya ini sejak 8 Juni 2024.
  Â
    "Kami ingin pengunjung, melihat museum vredeburg tidak hanya sebagai museum penyimpan koleksi dan sejarah, tetapi juga mereka dapat merasakan manfaat dari work shop -- work shop yang ada di museum, dan harapan nya semoga denga nada nya work shop ini mampu lebih banyak menarik para wisatawan untuk berkunjung. " ujar Mas Aqsa.
   Â