Mohon tunggu...
Himayatul Ummah
Himayatul Ummah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Just a human being

Himayatul Ummah 21107030154 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terlalu banyak hal baik pada puasa intermiten, tetapi juga dapat meningkatkan risiko kanker

21 Desember 2024   18:25 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/qgULQQediVwxp42W9       

       Hai sobat, puasa intermiten telah menjadi salah satu tren gaya hidup yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Praktik ini melibatkan pengaturan pola makan dengan cara membatasi waktu makan selama periode tertentu. Manfaat kesehatan yang ditawarkan, seperti penurunan berat badan, peningkatan fungsi otak, dan perbaikan metabolisme, telah menarik perhatian banyak orang. Namun, seperti pepatah mengatakan, "terlalu banyak hal yang baik bisa menjadi buruk." Studi terbaru menunjukkan bahwa meskipun puasa intermiten dapat membantu proses penyembuhan sel, ada kemungkinan bahwa praktik ini juga dapat meningkatkan risiko kanker pada individu tertentu.


Puasa Intermiten dan Penyembuhan Sel
       Manfaat utama puasa intermiten terletak pada proses yang disebut autofagi. Autofagi adalah mekanisme alami tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak dan mendaur ulang komponen-komponennya menjadi energi. Proses ini penting untuk menjaga kesehatan seluler dan mencegah berbagai penyakit degeneratif, termasuk Alzheimer dan Parkinson. Selama puasa, tubuh memasuki keadaan stres ringan yang memicu autofagi, memungkinkan sel-sel untuk memperbaiki diri dan menghilangkan racun.
Penelitian juga menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan. Kedua faktor ini berkontribusi pada penurunan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan produksi hormon pertumbuhan manusia (HGH), yang penting untuk regenerasi jaringan dan pemeliharaan otot.
Cara terapkan intermitten fasting, berikut terdapat beberapa cara berdasarkan variasi waktu untuk diet puasa ini :


1.16/8
       Waktu intermittent fasting ini sangat popular untuk diterapkan, yaitu, 16 jam puasa dan 8 jam makan. Misalnya, anda berhenti makan tepat jam 8 malam, lalu tidak makan hingga jam 12 siang. Dari jam 12 siang sampai jam 8 malam, anda boleh mengonsumsi makanan. Saat anda berada pada jeda waktu puasa, anda boleh untuk minum air mineral, the dan kopi tanpa gula untuk mencukupi hidrasi.


2.Eat-stop-eat
       Selain metode 16/8 metode ini juga popular untuk di implementasikan. Anda
berpuasa selama 24 jam dalam 1 hari, namun masih diperbolehkan untuk minum. Kemudian, di hari selanjutnya anda dapat mengkonsumsi makanan atau minuman seperti biasa nya dalam 24 jam.


3.Alternate day fasting
       Jika puasa eat-stop-eat dapat kamu tentukan untuk hari dan jadwal, maka alternate day fasting memerlukan waktu berpuasa selama 36 jam atau hampeir dua hari. Setelah 36 jam, kamu dapat mengonsumsi makanan normal seperti biasa.


4.Warrior Intermitten Fasting
       Berikut ini adalah motode dengan berpuasa selama 20 jam, dan 4 jam untuk makan. Bagi anda yang ingin menjalani warrior intermittent fasting, tetap jaga pola makan anda dengan menghindari makanan berproses dan tinggi kalori, serta utamakan hidangan dengan makanan sehat dan tinggi gizi.


Risiko Kanker Akibat Puasa Intermiten
       Namun, meskipun manfaatnya cukup signifikan, para ilmuwan mulai menemukan sisi gelap dari puasa intermiten. Studi terbaru menunjukkan bahwa pembatasan makan yang ekstrem dapat menyebabkan perubahan metabolisme yang berpotensi meningkatkan risiko kanker. Ketika tubuh terus-menerus berada dalam keadaan kekurangan kalori, ia dapat mengaktifkan jalur stres seluler tertentu yang memicu pertumbuhan tumor.


       Salah satu mekanisme yang dicurigai adalah peningkatan produksi radikal bebas selama periode puasa. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA dan menyebabkan mutasi genetik, salah satu penyebab utama kanker. Selain itu, pola makan yang tidak konsisten dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, seperti leptin dan estrogen, yang juga berperan dalam perkembangan kanker.


       Lebih jauh lagi, ada bukti yang menunjukkan bahwa pembatasan makanan jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sistem imun yang lemah berarti tubuh lebih sulit melawan sel-sel abnormal yang dapat berkembang menjadi kanker. Pada beberapa kasus, orang yang memiliki riwayat genetik kanker atau gangguan metabolisme tertentu mungkin lebih rentan terhadap risiko ini.

Keseimbangan Adalah Kunci
       Seperti halnya dalam banyak hal, kunci untuk mendapatkan manfaat dari puasa intermiten adalah keseimbangan. Tidak semua metode puasa cocok untuk semua orang. Misalnya, metode 16:8, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam, mungkin lebih aman dibandingkan dengan metode yang lebih ekstrem seperti alternate-day fastingatau puasa 24 jam.
Sebelum memulai puasa intermiten, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu. Perlu juga diingat bahwa pola makan yang sehat dan seimbang tetap menjadi dasar utama untuk mendukung kesehatan jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun