Kerajaan Sunda menjual beras sebanyak 10 jung tiap tahunnya, sayur mayur yang tak terhitung jumlahnya serta daging babi, kambing, domba dan sapi yang sangat banyak dan tak terhitung. Negeri ini menghasilkan anggur dan buah-buahan.
Kerajaan Sunda memiliki beberapa pelabuhan: Banten, Pontang, Cigede, Tangerang, Sunda Kelapa dan Cimanuk. --kutipan dari Summa Oriental- karya Tome Pires
Summa Oriental adalah karya klasik liputan seorang Tome Pires. Ia petualang Portugis, yang penjelajahanya ke kawasan Asia Tenggara dan China, sekira tahun 1512-1520, dibukukan dalam buku sejarah babon klasik.Â
Orang Sunda di sekitar pegunungan juga memiliki postur tubuh yang baik.
Dalam History of Java, Raffles mencatat tentang orang-orang pegunungan dengan penyakit gondok, akibat kekurangan Yodium. Catatan Raffles ini selaras dengan paparan Jared Diamond, seorang antropolog-geografis bahwa di masa lampau, masyarakat manusia di hampir semua pelosok, memiliki keterbatasan terhadap asupan garam.Â
Selain garam, beberapa periode tertentu, suku-suku tradisional di masa lalu, mengalami masa-masa kekeringan panjang, peperangan, yang berakibat kelaparan parah di masa itu.Â
Maka salah satu cara adaptasi manusia, melalui evolusi, adalah dengan memiliki kecenderungan kuat untuk menggemari rasa gurih dan asin. Kegemaran akan asin dan gurih, adalah sebentuk respon tubuh untuk memenuhi kebutuhan garam.
Demikian juga, kecenderungan manusia yang berada dalam kondisi kekurangan sumber pangan, membuat tubuh merespon dengan cara menggemari rasa manis, lalu menumpuknya di dalam tubuh dalam bentuk lipatan-lipatan lemak.Â
Untuk itu, sistem pencernaan, terutama kelenjar pankreas, membuat sistem yang baik, agar kandungan kadar gula dalam darah selalu stabil.
Di alam liar, sumber garam, bagi para karnivora berasal dari darah hewan buruannya. Sedangkan bagi para herbivora adalah dengan asupan air minum yang mengandung garam tinggi.