--Catatan Harian Walungan---
============================
.....
Kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.
Inilah sajakku.
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.
.......
Sajak Sebatang Lisong
WS Rendra
========================
Hari Kamis awal tahun 2019, tepatnya 10 Januari, tim walungan.org setelah melakukan Rencana Kerja dan Evaluasi Tahunan sebagai institusi legal dengan bentuk Yayasan, maka mulai menjalankan rencana yang sudah dibuat. walungan.org secara entitas adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki peran dan fungsi pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pembangunan.Â
Secara posisi, peranan walungan.org sebagai LSM adalah menjadi titik temu antara 3 entitas : masyakarakat sebagai agen dan sasaran pembangunan, kampus sebagai wadah riset dan pemerintah sebagai pemegang amanah pembangunan dan perumus kebijakan.Â
Menyadari fungsinya sebagai jembatan ketiga hal itu, tentu saja walungan.org mencoba menjalin komunikasi dan relasi dengan berbagai kampus. Tercatat ITB, UNPAD, UI, Unjani, Politeknik ITB, Universitas Telkom yang mengadakan riset dan kajian bekerja sama dengan walungan.org dalam ragam bidang keilmuan.
Di hari itulah, kami mengundang 2 narasumber yang sudah melakukan riset dan kajian yang memiliki relasi kuat dengan apa yang kami kerjakan. Narasumber pertama adalah Rahmalia Rifandini, seorang mahasiswi Program Studi Sosiologi, dari FISIP UI, dengan judul skripsi Transformasi Pembangunan Desa Pasca Otoritarian Indonesia (Studi Pemberdayaan Petani Peternak Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat). Narasumber kedua adalah Lili Sofitri, seorang mahasiswi Ilmu Administrasi Negara, kekhususan Kebijakan Publik, FISIP UI.
Menjelang pukul 10.00, para pegiat walungan.org sudah berdatangan. Selain acara resmi dengan narasumber, biasanya pada acara seperti ini, kami juga biasa melakukan koordinasi internal antar-lini. Sembari saling berbagi info terkini perihal kondisi lapangan, kami juga saling berbagi wawasan tentang beberapa hal.
Tepat pukul 10 lebih beberapa menit, acara dimulai. Bertindak selaku moderator dan memimpin acara diskusi adalah Kang Deden Himawan, dengan narasumber pertama Rahmalia Rifandini atau biasa dipanggil Lia.
Paparan dari Lia, secara landasan teori mencoba mengkritisi Pembangunan (Developmentalisme) yang berbias modernisasi, dalam artian menuntut kehidupan desa digeret ke arah standard perkotaan. Tentu cara pandang pembangunan dengan bias modernitas ini akan banyak menggerus sistem dan tata nilai yang sudah melekat dalam kehidupan desa.Â