Mohon tunggu...
Himawijaya
Himawijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat walungan.org

himawijaya adalah nama pena dari Deden Himawan, seorang praktisi IT yang menyukai kajian teknologi, filsafat dan sosial budaya, juga merupakan pegiat walungan.org

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Fritjof Schuon, Sang Metafisikawan Besar Abad Ini

7 Januari 2019   15:10 Diperbarui: 7 Januari 2019   15:23 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Kerap kita tanpa sadar berada pada situasi dan waktu yang remeh menurut anggapan kita, tapi besar secara dampak dalam kehidupan. Misalnya, kisah Nabi Musa AS yang tidak sengaja memukul seorang Mesir sampai terbunuh, berdampak jauh dalam jalan hidupnya. Mengubah garis takdir dari seorang putra mahkota menjadi seorang pelarian.

Hari itu, Schuon mengingat betul. Ia menelusuri pelabuhan tua, Vieux Port di Marseille, kota pantai di Prancis. Pelabuhan ini memiliki sejarah panjang di masa kuno, dan juga menjadi basis kolonialisme dan perdagangan bagi Prancis. Ada kesibukan para kelasi, suara-suara camar ditingkahi bunyi kapa-kapal yang merapat. Schuon dan Lucy von Dechend secara tak sengaja menjumpai dan berkenalan dengan pelaut Arab, bernama Haji Suti Muhammad.

Menilik pakaian Schuon, pelaut Arab tersebut langsung menduga bahwa Schuon adalah seorang muslim, hingga tak segan menawarinya untuk berkunjung ke kapalnya dan memperlihatkan ruangan zawiyyah dari kapal tersebut. Zawiyyah adalah ruang kecil, untuk satu atau dua orang, yang digunakan untuk berzikir dan solat.

Dari perkenalan inilah, Schuon mengetahui bahwa Haji Suti adalah seorang pengamal tarekat Alawiyyah, dibawah bimbingan langsung Syaikh Alawi. Haji Suti inilah yang merekomendasikan Schuon untuk mengunjungi Syaikh Alawi di Mostaghanem sebagai pusat Tarekatnya.

Kebetulan saat itu, Schuon berencana menuju Aljazair, khususnya ke Oran, untuk urusan pekerjaan. Maka kesempatan di Aljazair ini, langsung dimanfaatkan Schuon mengunjungi Syaikh Alawi di pusat zawiyyahnya, Mostaghanemm

Perjumpaan pertama dengan Syaikh Alawi sangat berkesan mendalam bagi Schuon. Sosok Syaikh ini mengingatkannya pada sosok Ibrahim Khalilullah AS. Maka tak perlu waktu lama bagi Schuon untuk mendeklarasikan dirinya untuk menjadi murid Syaikh Alawi, dalam maungan tarekat Alawiyyah. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan Nopember 1932.

***

Penempuhan jalan tarekat, tak bisa dilepaskan dari amalan, dzikir dan visi Ilahiah yang sangat personal, yang hadir dalam pengalaman-pengalaman spiritual. Peta perjalanan Schuon, sedari masa belia di Eropa sampai jauh menempuh tempat singgah terakhirnya di Bloomington, Indiana, ditelusuri dan disusun oleh Jean-Baptiste Aymard and Patrick Laude dalam sebuah buku FRITHJOF SCHUON Life and Teachings.

Surat menyurat dengan rekan-rekan seperjalanan suluknya ini memperlihatkan bagaimana kecenderungan-kecenderungan personal Schuon akan pengetahuan-pengetahuan metafisika, artikulasi pengetahuannya dengan bahasan yang sangat personal bercampur dengan pengalaman spiritualnya.

Dalam biografi ini, tampak bahwa Schuon dengan lugas mengatakan ada proses pembimbingan sprititual, yang dalam pengalaman personalnya tampak dalam sosok Nabi Khidir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun