aku mendengar serumu,
tentukan kapan dan memintalah kepadaku,
kusimpan seruling ini, dan kuubah sabit rumput menjadi parang untuk perang,
hidup hanya sekali, dipersembahkan hanya untuk duli tuanku,
dalam masa yang jeda ini,Â
aku lebih gemar menjadi tukang kebunmu,
berakrab dengan seruling, suara burung, sabit rumput dan bunga-bunga sekeliling,
aku cukup pemalu untuk berada dalam majlismu,
biar saja aku berada dalam jarak yang tepat, asal suara wedaranmu cukup terdengar,
hatiku terlampau melonjak girang jika berada dekatmu,
biarlah kusembunyikan raut mukaku darimu duli tuanku,
cukuplah aku berdoa dalam diam dan merindumu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H