Mohon tunggu...
Susytiara Himawary
Susytiara Himawary Mohon Tunggu... -

Aku Tak Selamanya Mampu jadi Matahari Karena Kadang Akupun Rapuh

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Bersedih, karena Ada Tuhan

23 September 2010   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

LA TAHZAN (Jangan Bersedih) adalah sebuah buku terlaris di timur tengah yang mampu membuatku masuk ke dalam perenungan diri bahkan mampu memaksaku mengakui bahwa seisi dan kandungan LA TAHZAN telah berhasil sukses menampar dan menelanjangiku secara nyata.

Disana, ia mengajarkan kita untuk melupakan masa lalu yang pernah terjadi, karena hidup adalah HANYA HARI INI, bukan kemarin dan bukan esok hari.
Amat merugikan jika kita terus mengenang masa lalu terlebih jika itu merupakan kesakitan, kesedihan, kekurangan dan kegagalan. Masa lalu memang bukan sampah yang harus kita buang tapi ia masa dimana kita harus menyimpannya saja atau yang lebih arif ambil sari patinya lalu lupakanlah ampasnya...

Disana, ia mengajarkan kita untuk tidak cemas, takut, gundah, dan khawatir akan masa datang. Masa depan biarlah datang dengan sendirinya bersama apa yang akan dibawa didalamnya.

Disana, ia mengajarkan kita untuk fokus hanya untuk hari ini, hidup kita berawal dari hari ini sekaligus berakhir hari ini. pagi tidak usah menunggu sore dan sore  tidak usah menunggu malam hari. Hingga kita diajarkan untuk selalu tersenyum dan berbuat baik di hari ini, karena kita adalah hari ini bukan kemarin di mana ada tangis dan derita didalamnya, atau ada kebahagiaan yang dirasa, bukan juga esok yang kita sendiri tidak tahu apakah kita akan sampai melewatinya atau tidak. Lakukan semua yang terbaik yang bisa kita amalkan di HARI INI dengan ketenangan jiwa, keikhlasan, kekhusuan ibadah, kebaikan pada sesama, kagembiraan, kejernihan pikiran, dan ketawakalan.

LA TAHZAN Jangan bersedih, karena ada Tuhan, Allah yang maha mengatur segala-galanya. Dia yang telah menuliskan semuan dalam kitab-NYA.
Pena-pena telah mengering dan kertas telah di lipat. Semua yang terjadi terhadap kita sungguh telah tertulis dengan rapi dalam ketetapan-NYA dan tetap akan terjadi, meskipun berkumpul seluruh penghuni langit dan bumi untuk mencegah terjadinya ketetapan itu.

Jadi mengapa kita harus bersedih untuk sesuatu yang hilang dari kita atau bergembira terhadap apa yang diperoleh, mengapa kita harus cemas dan takut akan masa depan yang sesungguhnya telah tertulis nyata, jauh sebelum kita di ciptakan ??
Toh airmata kita tidak akan mampu merubah atau mengembalikan apa yang telah terjadi hingga tidak ada guna kita terus menerus menyalahkan atau meratapi bahkan berandai-andai.

hentikan... dan terseyumlah!!!
yakin apa yang terjadi memang harus terjadi hingga kesedihan dan rasa sesak kemarin, akan menjadi amalan ibadah yang mampu menggugurkan segala dosa dan kesalahan2 kita.
' tidak ada satupun duri yang menancap di jari kita kecuali semuanya telah ditetapkan Allah dan kesakitan yang di rasa tidak lain untuk menggugurkan dosa-dosa kita '.

Jadi mengapa pula kita harus cemas terhadap masa depan kita?? padahal kita sendiri tidak yakin akan sampai di dalammya.
Toh ketakutan dan kegundahan kita terhadap masa yang akan datang, tidak akan mampu merubah ketetapan yang telah tertulis untuk kita di esok hari? biarlah...tersenyumlah!!
apa yang akan terjadi kemudian terjadilah... karena Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan maksimal yang hambanya punyai.

Sesudah kesulitan bukankah akan datang kemudahan?....
Setelah hujan lebat bukankah tinggal menunggu reda dan langit kembali cerah?....


Selalu yakin ada Allah di setiap langkah kita dan Dia tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. karena bukankah para Nabi kekasih Allah pun tidak luput dari cobaan-NYA ?? Semua yang terjadi dan akan terjadi, telah tertulis dengan rapi. Kita hanya di tugaskan untuk menerima, sebagai bukti kecintaan kita terhadap Rabb-nya.

Di atas langit ada langit, bersyukurlah atas apa yang telah Allah berikan kepada kita bukan terus mengingat dan meratapi apa yang belum atau tidak Allah berikan kepada kita karena sungguh Allah maha mengetahui takaran yang PAS bagi setiap hambanya.
Tidak perlu dengki dan iri kepada mereka yang LEBIH dari kita, karena KELEBIHAN yang mereka miliki, semua datangnya dari Allah. Keirian dan Kedengkian kita tidak akan mampu menghalangi,menahan dan mengurangi KELEBIHAN yang memang telah Allah tuliskan untuk mereka. Kecemburuan itu hanya akan memakan daging kita sendiri. Jika Allah memang menghendaki mereka memilikinya karena kekuatan kita tidak akan mampu merubah keputusan Tuhan penggenggam langit dan bumi.

Bersyukurlah terhadap apa yang telah Tuhan berikan karena semua itu baik adanya untuk kita dan Bersabarlah terhadap kesedihan dan kekurangan karena itupun baik untuk kita.

LA TAHZAN jangan bersedih, ingat dan dzikir lah kepada Allah kala ketakutan dan kecemasan akan masa depan melanda atau kala kesedihan dan duka masa lalu kembali terasa karena hanya dengan mengingat Allah semua akan terasa indah...kecemasan akan hilang dan kesedihan pun akan sirna.

*Susytiara : Try, still try to do it...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun