Mendengar pernyataan Zayn, Rendra pun menganggukkan kepalanya menyetujui. "Tapi siapa Zayn yang bisa melaporkan Komandan Raidy pada atasan? Kita tentunya tidak akan langsung di percaya, Zayn. Kita hanyalah bawahan, Zayn"
"Tunggu saja, Ren. Kalau sampai dia membuat ulah lagi, pegang kasus itu, Ren. Buat Komandan Raidy berkata mengenai penyuapan itu. Rekam suara pembicaraan mu itu dan berikan pada atasan. Atau kau coba juga dengan kasus lain. Minta lah bantuan pada rekan mu yang lain, Ren. Semakin banyak bukti yang kita dapatkan, mungkin semakin besar juga peluang untuk atasan percaya kepada kita"
"Baiklah, Zayn. Akan ku coba saranmu. Aku akan mencoba bertanya dan meminta bantuan padda rekan ku yang lain.Semoga semua kecurangan Komandan Raidy bisa terungkap, dan kau bisa kembali, Zayn."
"Terima kasih, Ren. Sebenarnya kembali atau tidak pun aku tidak masalah, Ren. Sudah menjadi resiko kita harus siap ditempatkan di mana saja."
"Hei, ya aku mengerti, tapi jangan seperti itu, lah. Memangnya kau tidak rindu berjaga malam dengan ku, Zayn?."
"Hahaha, sedikit, Ren. tidak sebanyak gula pada teh tawar."
***
Lima bulan berlalu, benar saja. Anak pejabat itu kembali membuat masalah. Bahkan, ditambah dengan kasus penculikan. Selama lima bulan ini, kurang lebih ada tiga tahanan yang belum seharusnya dibebaskan, tetapi dibebaskan oleh Komandan Raidy, untuk sejumlah uang. Secara kebetulan, semua kasus yang dibebaskan oleh Komandan Raidy, di pegang oleh Rendra. Rendra pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia selalu merekam seluruh percakapannya dengan Komandan Raidy. Untuk bukti yang akan diserahkan pada atasan saat melaporkan kecurangan Komandan Raidy.
Kasus anak pejabat itu pun tidak lama sudah ditutup dan ia dibebaskan. Oleh karena itu, Rendra pun kembali menemui Zayn dan mengajak Zayn untuk melaporkan komandan Raidy pada atasan pusat. Tidak hanya membawa rekaman kasus anak pejabat itu, tiga kasus lain pun juga ada, lalu beberapa dari rekan Rendra.Â
Mereka pun segera berangkat ke kantor pusat sore itu untuk mencoba melaporkan komandan Raidy. Dengan segenap keberanian dan sedikit rasa bersalah pada Komandan Raidy, mereka menemui Komandan Santoso.Â
"Siap, mohon maaf mengganggu waktu komandan Santoso. Mohon izin, Saya Zayn Alfik dan ini rekan saya Rendra Jubre." Zayn dan Rendra pun membungkuk hormat pada Komandan Santoso, atasan pusat.