Di Desa Gadingkulon, Kabupaten Malang, tanggal 1 bulan Rajab memiliki makna khusus sebagai momen di mana masyarakat setempat merayakan kegiatan selamatan air. Kegiatan ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah wujud syukur dan penghargaan terhadap air, sebagai sumber kehidupan yang tak ternilai harganya. Masyarakat di desa ini mengadakan acara selamatan air dengan penuh sukacita dan kebersamaan, mengundang semua lapisan masyarakat untuk bersatu dalam merayakan kehidupan.
Tradisi selamatan air ini melibatkan persiapan dan keterlibatan seluruh warga. Seiring pagi tiba, penduduk desa mulai berkumpul di tempat-tempat tertentu yang dekat sumber air yang dianggap suci. Salah satu sumber air yang sering dipilih adalah mata air alam yang dianggap memiliki kualitas dan keberkahan khusus.
Ritual dimulai dengan  sambutan perangkat desa setempat kemudian dilanjut dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemuka agama. Doa ini tidak hanya memohon berkah untuk air yang mereka ambil, tetapi juga sebagai ungkapan terima kasih atas nikmat kehidupan yang diberikan oleh tuhan berupa air. Selama upacara, para peserta juga membawa makanan yang akan dibagikan kepada sesama masyarakat.
Selamatan air juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Dengan fokus pada keberkahan air, masyarakat desa juga diingatkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar sumber air. Konservasi air dan pelestarian lingkungan menjadi nilai-nilai penting yang diterapkan dalam tradisi selamatan air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H