Mohon tunggu...
Benidiktus Himang
Benidiktus Himang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Pemula dan My Shorslink : https://s.id/himang ~ Orang Gabut!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memanfaatkan Lahan Makam Terbatas

15 Juni 2023   17:40 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:45 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanfaatkan Lahan Makam Terbatas: Pelajaran yang Menyayat Hati

Ketika kehidupan mengajarkan kita pelajaran yang paling dalam, biasanya hal tersebut terjadi pada saat yang paling tidak kita duga. 

Keterbatasan lahan makam telah menjadi topik yang sering menjadi tabu, namun kini telah menjadi realitas yang tidak bisa diabaikan lagi. 

Keterbatasannya telah menjadi pengingat yang menggugah hati kita akan keterbatasan sumber daya alam dan bagaimana kita harus beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Saya telah berkeliling mencari cerita, berdialog dengan banyak orang, dan menyaksikan bagaimana mereka beradaptasi dengan keterbatasan ini. 

Saya telah melihat air mata, harapan, serta perjuangan yang tersembunyi di balik setiap batu nisan, dan kini saya ingin berbagi pengalaman itu dengan Anda.

Menyayat Hati, Namun Menyadarkan

Tidak ada yang lebih menyayat hati daripada kehilangan orang yang kita cintai. Namun, kenyataan bahwa ruang untuk mereka istirahat selamanya menjadi terbatas, menambah luka yang sudah ada. Tapi jangan salah, di balik semua kesedihan ini, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik.

Memahami Arti dari 'Berbagi'

Berbagi bukan hanya tentang memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain. 

Kadang, itu berarti menerima kenyataan bahwa kita harus berbagi ruang, bahkan di alam baka. 

Masyarakat di beberapa tempat telah mengadaptasi konsep ini dengan baik, menggunakan lahan yang sama untuk beberapa generasi. Mereka mengajarkan kita bahwa cinta tidak dibatasi oleh ruang fisik.

Penghargaan Terhadap Sumber Daya Alam

Keterbatasan lahan makam mengingatkan kita bahwa sumber daya alam kita terbatas. 

Seharusnya, ini menjadi titik balik dalam cara kita berpikir dan bertindak terhadap lingkungan. 

Menanam pohon di sekitar lahan makam, misalnya, bisa menjadi simbol perubahan positif dan langkah konkret untuk merawat bumi kita.

Inovasi dan Adaptasi: Kunci Masa Depan

Pada akhirnya, kita harus berinovasi dan beradaptasi. Sudah ada teknologi pemakaman yang ramah lingkungan seperti bio urns, dan pemakaman vertikal. Konsep-konsep ini mungkin asing bagi kita sekarang, namun mereka mungkin menjadi jawaban bagi masa depan kita.

Keterbatasan lahan makam mungkin membuat hati kita terluka, namun juga memberi kita kesempatan untuk belajar, berinovasi, dan beradaptasi. Mari kita ambil pelajaran ini sebagai awal dari perubahan positif dalam cara kita memperlakukan dunia ini.

Memahami keterbatasan lahan makam bukan hanya soal melihat kekurangan. 

Di balik kesedihan dan kehilangan, terdapat pelajaran berharga tentang berbagi, penghargaan terhadap sumber daya alam, dan pentingnya inovasi dan adaptasi. Mari kita jadikan ini sebagai titik balik dalam cara kita memperlakukan dunia kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun