Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama terkemuka dari abad ke-9, dikenal sebagai salah satu penghafal hadits terbesar dalam sejarah Islam. Abu Zur'ah, seorang muridnya, menyatakan bahwa Ahmad menghafal lebih dari satu juta hadits, dan dua ratus ribu di antaranya diingat dengan sangat baik, seolah-olah ia menghafal surah "Katakanlah, Dia adalah Allah, Yang Esa" . Ibn Abi Shaybah menambahkan bahwa tidak ada orang yang lebih hafal dibandingkan Abu Zur'ah sendiri.Pengakuan dari Ulama Lain
Al-Shafi'i, salah satu imam mazhab yang terkenal, juga memberikan pujian tinggi kepada Ahmad. Ia menyatakan bahwa ketika meninggalkan Baghdad, ia tidak menemukan seseorang yang lebih wara', lebih takwa, lebih faqih, atau lebih berilmu daripada Ahmad . Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan integritas Ahmad di kalangan para ulama pada masanya.Kedalaman Ilmu dan Pengaruhnya
Ahmad bin Muhammad Al-Khalal mencatat bahwa banyak orang mengira bahwa penyebutan Ahmad dalam konteks pemberian adalah hal yang biasa. Namun, ia menegaskan bahwa ketika Ahmad ditanya tentang ilmu, seolah-olah seluruh pengetahuan dunia berada di hadapannya . Abdul Razak juga menegaskan bahwa tidak ada yang lebih faqih atau wara' daripada Ahmad. Ia menjadi rujukan bagi banyak pemimpin ahli hadits pada zamannya.Warisan yang Berlanjut
Waki' menyebutkan bahwa tidak ada orang seperti Ahmad ketika ia datang ke Kufah, menandakan betapa dihormatinya beliau di kalangan masyarakat ilmiah . Hingga saat ini, warisan Imam Ahmad terus hidup melalui Mazhab Hanbali yang didirikannya dan pengaruhnya terhadap pemikiran Islam.Imam Ahmad bin Hanbal bukan hanya seorang penghafal hadits, tetapi juga simbol integritas dan kedalaman ilmu dalam tradisi Islam. Pujian dari berbagai ulama menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam sejarah keilmuan Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H