Mohon tunggu...
HIMA ESP FEB UNPAD
HIMA ESP FEB UNPAD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

Berdasarkan dengan surat keputusan pemerintah No 37 tahun 1957 pada tahun 1957, Program Studi Ekonomi di Universitas Padjadjaran berdiri pada 18 september tahun 1957 dibawah naungan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Pada tahun 1981, dengan berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia terdapat perubahan penamaan dari jurusan Program Studi Ekonomi menjadi Program Ekonomi Studi Pembangunan yang didasarkan kepada surat keputusan pemerintah No 27 tahun 1981 tentang peraturan mengenai program studi di tingkat fakultas, yang juga di dukung oleh surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No: 0133/U/1994 tentang kurikulum nasional. Himpunan Mahasiswa Ekonomi Studi Pembangunan (HIMA ESP FEB Unpad) sendiri berdiri didasarkan kepada kebutuhan mahasiswa akan wadah bagi mahasiswa di jurusan Ekonomi Studi Pembangunan untuk mengembangkan pola pikir, kepribadian serta penerapan yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari agar dapat diterapkan langsung ke masyarakat yang didasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa. HIMA ESP FEB Unpad sendiri memiliki sistem kerja yang didasarkan oleh rasa kekeluargaan dan juga profesional yang dijalankan secara beriringan agar tujuan serta visi dan misi dari HIMA ESP FEB Unpad tersebut dapat tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revitalisasi Teknologi dan Bisnis: Menelisik Perkembangan Teknologi Startup pada Era Digitalisasi

15 Desember 2023   01:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   01:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Cloud Tutorial

by Nathanael Abednego e!21

Akselerasi transformasi digital telah membawa perkembangan yang cukup masif pada teknologi dan cara bisnis beroperasi. Hadirnya teknologi dalam kehidupan manusia tidak terlepas untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Adanya teknologi digital telah menciptakan model bisnis baru dan aliran pendapatan, seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan Internet of Things (IoT). Hal-hal tersebut membawa perubahan yang signifikan dalam mempercepat saluran informasi dan mempermudah manusia dalam mengolah serta menganalisis data. 

Transformasi digital dapat terjadi melalui persimpangan orang, bisnis, dan teknologi yang dipandu oleh strategi bisnis oleh masing-masing perusahaan. Transformasi digital juga mampu mendorong pemikiran ulang tentang bagaimana cara bisnis beroperasi dalam menggunakan data dan teknologi untuk memberikan nilai atau hasil kepada konsumen. Perusahaan dapat secara efektif hadir dalam mengeksekusi praktik bisnis ketika mereka mampu menggunakan data secara efektif yang dibuat melalui teknologi sehingga memungkinkan terjadinya perubahan bisnis. 

Kemajuan teknologi melalui transformasi digital telah membawa perubahan dalam perekonomian masyarakat. Perekonomian konvensional yang selama ini diadopsi oleh masyarakat telah beralih menjadi perekonomian digital yang menggunakan teknologi dalam pengaplikasiannya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan istilah baru dalam perekonomian, yaitu ekonomi digital. Ekonomi digital dapat mencakup beberapa sektor, seperti e-commerce, financial technology (fintech), dan sharing economy. Ketiga sektor tersebut saling berhubungan, di mana e-commerce merupakan salah satu sektor unggulan. Hal ini dapat dilihat melalui munculnya perusahaan startup sebagai salah satu jenis bisnis dengan inovasi teknologi. 

Startup dapat diartikan sebagai perusahaan rintisan yang dioperasikan secara digital dan didirikan oleh kurang dari dua puluh orang pegawai. Startup mampu membuka peluang inovasi baru bagi para generasi muda milenial untuk beradaptasi melalui mekanisme dari bentuk pasar yang bersifat konvensional menjadi digital. Hal itu dikarenakan, perusahaan-perusahaan besar telah menyadari bahwa mereka butuh pemain-pemain inovatif berdaya saing tinggi yang mampu meningkatkan aset internal mereka di era yang serba kompetitif. Berinvestasi melalui transformasi digital merupakan tujuan dari setiap perusahaan atau startup yang ingin meningkatkan pertumbuhan bisnisnya secara efektif. Hal itu dikarenakan, agar perusahaan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan tidak tertinggal dari persaingan. Para pesaing yang sudah beradaptasi dengan inovasi transformasi digital telah menyadari manfaat yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi sehingga mereka dapat mengadopsi strategi yang kompetitif dan menerapkan transformasi digital pada perusahaan. 

Hadirnya startup tidak terlepas dari perkembangan pesat internet. Dilansir berdasarkan pada data laporan We Are Social and Hootsuite, pengguna internet di dunia mencapai 3,5 miliar orang pada Oktober 2023 dan pengguna internet di Indonesia mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Peningkatan pertumbuhan pengguna internet telah mendorong para pengusaha dan perintis bisnis dalam menciptakan inovasi baru dalam berbisnis yang dikenal sebagai "startup business". Di Indonesia sendiri telah banyak bisnis startup yang bermunculan, seperti Shopee, Gojek, Tokopedia, dll. 

Startup memainkan peran penting dalam pengembangan perusahaan menghadapi transformasi digital. Perkembangan startup disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat dikarenakan keberadaanya dapat mendukung peningkatan perekonomian di Indonesia. Startup memainkan peran penting dalam pengembangan perusahaan menghadapi transformasi digital. Dalam mendukung perkembangan startup, pemerintah menghadirkan program-program yang dapat membantu berkembangnya startup lokal. Namun, di sisi lain, hal itu tidak diimbangi dengan regulasi pemerintah dalam mengatur perusahaan-perusahaan digital tersebut. Selain itu, terdapat tantangan yang dihadapi oleh perkembangan startup melalui ekonomi digital. Regulasi keamanan yang terbatas, kesenjangan pemerataan digitalisasi, serta tenaga kerja yang dipekerjakan dalam suatu industri menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan startup. Oleh karena itu, regulasi atau kebijakan oleh pemerintah dalam mengatur startup sebagai salah satu faktor penunjang perekonomian digital sangat dibutuhkan untuk menjawab segala tantangan-tantangan yang ada.

Perkembangan startup sebagai salah satu dari kemajuan transformasi digital tidak terlepas dari tingginya tingkat pengguna internet di Indonesia. Berdasarkan data pada eMarketer, transaksi elektronik e-commerce di Indonesia telah mencapai Rp140 triliun pada tahun 2018. Badan Ekonomi Kreatif menilai bahwa digitalisasi pada sektor ekonomi dapat memberikan kontribusi sebesar 7,44% terhadap total perekonomian negara (Adiningsih, 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh MIT Center for Digital Business, perusahaan yang mampu menerapkan transformasi digital pada bisnisnya maka akan lebih kuat 26% serta memiliki faktor pertumbuhan lebih tinggi sebesar 12% daripada pesaingnya. Penerapan transformasi digital khususnya pada bidang ekonomi secara menyeluruh memberikan pengalaman terbaik kepada para pengguna dan pelanggan yang mereka miliki. Konvergensi memberi kehidupan pada dunia bisnis digital sehingga perusahaan memungkinkan untuk memberikan pengalaman, operasi, dan inovasi digital yang dimiliki. Perusahaan perlu menghadirkan produk dan layanan digital yang berkesan dan bernilai bagi pelanggan. Tentunya, hal itu menjadi tantangan besar di tahun-tahun yang akan datang bagi para manajer perusahaan dalam menyesuaikan bisnis mereka dengan digitalisasi ekonomi. 

Ekonomi digital merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan di Indonesia. Ekonomi digital diproyeksikan mampu mengalami pertumbuhan pesat dengan nilai ekonomi mencapai USD 315 miliar pada tahun 2030 di Indonesia (Dedy, 2022). Dedy selaku Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital dan Pengembangan SDM menyatakan bahwa tantangan pada transformasi digital dimulai dari infrastruktur digital yang kurang merata di Indonesia, sehingga pemerintah berfokus pada pembangunan last mile dengan mengoneksikan lebih dari 12.500 desa yang belum memiliki kualitas internet yang baik dan terjangkau. Sebagai negara kepulauan yang sangat luas, transformasi digital memiliki tantangan dalam mengoneksikan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta perbatasan. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo bekerja sama dengan operator telekomunikasi dalam membangun Base Transceiver Station (BTS) guna menjangkau daerah-daerah terpencil serta mendorong upaya dalam memperluas layanan akses internet publik di seluruh Indonesia. Selain itu, guna mempercepat pemerataan infrastruktur digital, khususnya di daerah 3T serta perbatasan, pemerintah mencoba menghubungkan jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun dengan Proyek Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) yang memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps. SATRIA-1 tersebut berguna dalam pemerataan akses internet di 150.000 titik lokasi layanan publik, yang terdiri atas sarana pendidikan, administrasi pertahanan keamanan, pemerintah daerah, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan dan pemerataan akses digital diharapkan dapat membantu dan mempermudah masyarakat di Indonesia dalam mengakses layanan digital serta mendorong efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan teknologi. 

Melalui pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, pemerintah mendorong dan mengharapkan agar generasi muda mampu menciptakan inovasi startup melalui berbagai program, seperti Gerakan 1.000 Startup, Startup Studio, Sekolah Beta, IGDX, dan HUB.ID. Semakin banyak startup yang didirikan, maka akan memberikan peluang yang cukup besar bagi tersedianya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Kehadiran bisnis startup di Indonesia tidak hanya memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat, tetapi juga mampu menaikkan pendapatan ekonomi di Indonesia. Selain itu, startup selalu berusaha untuk memberikan inovasi dan kreativitas produk yang dapat menarik konsumen. Hal itu dikarenakan, perkembangan dunia digital memberikan persaingan yang cukup kompetitif sehingga para tenaga kerja di perusahaan startup perlu melengkapi kemampuan mereka mengenai kompetensi 4C's, yaitu Critical Thinking, Collaboration, Creative Thinking, dan Communication. 

Gambar 1: Model Knowledge Management (Sheung, 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun