Mohon tunggu...
Hilza Muhtamila Rahmah
Hilza Muhtamila Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggali Esensi Realitas: Pentingnya Metafisika dalam Pemahaman Dunia

17 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Metafisika adalah cabang filsafat yang berfokus pada pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai keberadaan, realitas, dan sifat dari segala sesuatu. Dalam konteks ini, saya ingin mengemukakan opini bahwa pemahaman metafisika sangat penting untuk membentuk pandangan kita tentang dunia dan posisi kita di dalamnya.

Pertama-tama, mari kita lihat apa yang dimaksud dengan metafisika. Secara sederhana, metafisika mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa itu realitas?" dan "Apa yang ada di luar pengalaman kita sehari-hari?" Dalam tradisi filsafat Barat, pemikiran metafisik telah dipengaruhi oleh banyak tokoh besar seperti Aristoteles, Descartes, dan Kant. Aristoteles, misalnya, mengembangkan konsep substansi dan aksiden, yang membantu kita memahami bagaimana objek dan sifat-sifatnya berinteraksi. Di sisi lain, Descartes mengajukan pemisahan antara pikiran dan tubuh, yang dikenal sebagai dualisme. Pemikiran-pemikiran ini menunjukkan bahwa metafisika bukan hanya sekadar spekulasi, melainkan juga berhubungan erat dengan cara kita memahami dunia.

Manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme. Selain faham diatas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. Paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme.

Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan diketahui.

Salah satu aspek penting dari metafisika adalah pertanyaan tentang eksistensi. Dalam konteks ini, kita sering kali dihadapkan pada pertanyaan apakah sesuatu itu ada atau tidak. Misalnya, kita dapat mempertanyakan keberadaan entitas abstrak seperti angka atau konsep. Apakah angka itu nyata, atau hanya konstruksi mental kita? Pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa metafisika tidak hanya berurusan dengan hal-hal fisik, tetapi juga dengan ide dan konsep yang membentuk cara kita berpikir.

Selanjutnya, metafisika juga berhubungan dengan masalah identitas dan perubahan. Kita sering kali bertanya-tanya tentang apa yang membuat kita tetap menjadi diri kita meskipun mengalami perubahan sepanjang hidup. Apakah identitas kita terletak pada tubuh fisik kita, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam, seperti jiwa atau kesadaran? Pertanyaan ini tidak hanya relevan dalam konteks filosofi, tetapi juga dalam psikologi dan ilmu pengetahuan. Memahami identitas kita dapat membantu kita dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan konsisten.

Di sisi lain, metafisika juga menghadapi tantangan dari perkembangan ilmu pengetahuan modern. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pertanyaan-pertanyaan metafisik tidak dapat dijawab dengan cara yang sama seperti pertanyaan ilmiah. Misalnya, dalam fisika kuantum, konsep tentang realitas menjadi semakin rumit, dengan banyaknya teori yang saling bertentangan. Namun, saya berpendapat bahwa meskipun ilmu pengetahuan memberikan penjelasan yang kuat tentang fenomena fisik, pertanyaan-pertanyaan metafisik tetap penting. Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi metafisika mencoba untuk memahami mengapa sesuatu ada dan apa artinya bagi kita.

Dalam tradisi kontemporer, beberapa filsuf seperti W.V.O. Quine menantang pemisahan antara metafisika dan sains, berpendapat bahwa pertanyaan metafisik harus diajukan dalam konteks empiris. Ada juga filsuf seperti David Lewis yang mengembangkan teori dunia kemungkinan, yang menjelaskan realitas sebagai serangkaian kemungkinan yang saling berhubungan.

Selain itu, metafisika juga memiliki implikasi etis yang signifikan. Pemahaman tentang realitas dan eksistensi dapat mempengaruhi pandangan kita tentang moralitas dan tanggung jawab. Misalnya, jika kita percaya bahwa semua makhluk hidup memiliki eksistensi yang sama, maka kita mungkin lebih cenderung untuk memperlakukan mereka dengan hormat dan empati. Sebaliknya, jika kita melihat dunia sebagai sesuatu yang terpisah dan tidak saling berhubungan, kita mungkin lebih cenderung untuk mengabaikan tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan sesama.

Apa sesungguhnya fungsi metafisika? Metafisika yang cenderung abstrak dan sulit ini sering kali di loncati saat kita membaca buku-buku filsafat. Fungsi metafisika setidaknya ada dua yaitu:

1. Memahami Hakikat Realitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun