Teori Empati -- Martin Hoffman
Martin Hoffman adalah seorang psikolog perkembangan yang mengembangkan teori tentang empati, yaitu kemampuan seseorang untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Menurut Hoffman, empati berkembang secara bertahap sejak masa bayi hingga dewasa, dipengaruhi oleh pengalaman sosial dan kognitif seseorang.
Tahapan Perkembangan Empati (Hoffman, 2000)
1. Empati Global (0--1 tahun)
Bayi merespons secara emosional terhadap distress orang lain, tetapi masih sulit membedakan antara perasaan sendiri dan orang lain.
Contoh: Seorang bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis.
2. Empati Egosentris (1--2 tahun)
Anak mulai menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan sendiri, tetapi masih melihatnya dari sudut pandang pribadi.
Contoh: Anak memberikan mainan favoritnya kepada teman yang sedih, meskipun itu mungkin bukan yang dibutuhkan temannya.
3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2--7 tahun)
Anak mulai memahami bahwa perasaan orang lain bisa berbeda dari perasaan mereka sendiri.
Mereka mulai menunjukkan kepedulian yang lebih nyata, seperti mencoba menghibur teman yang sedih.
4. Empati Berbasis Perspektif Sosial (7 tahun ke atas)
Anak-anak dan remaja mulai memahami bahwa perasaan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman hidup, latar belakang, dan keadaan sosial.
Mereka bisa menunjukkan empati yang lebih kompleks dan mempertimbangkan perasaan orang lain dalam konteks yang lebih luas.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati
1. Pengalaman Sosial Interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat membentuk empati seseorang.
2. Kecerdasan Emosional Kemampuan mengenali dan memahami emosi sendiri serta orang lain.
3. Peran Orang Tua dan Lingkungan Orang tua yang menunjukkan empati dalam keseharian dapat menjadi model bagi anak-anak mereka.
Mengapa Teori Hoffman Penting?
Menjelaskan bagaimana empati berkembang dari bayi hingga dewasa.
Mempengaruhi cara kita mendidik anak agar lebih peduli terhadap orang lain.
Diterapkan dalam pendidikan, psikologi sosial, dan pengembangan karakter.
Teori Hoffman menekankan bahwa empati bukan hanya bawaan, tetapi juga bisa dikembangkan melalui pengalaman dan lingkungan yang mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H