Mohon tunggu...
Hilya Shofa Agnia
Hilya Shofa Agnia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

nonton&membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pandangan Jean Piaget Lev Vygotsky

14 Oktober 2024   09:37 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal,

Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas,

Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber. Sehingga belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skema sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis.

1.Pandangan Jean Piaget Terhadap Teori Konstruktivisme

Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa penekanan teori konstruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Konstruktivisme Piaget menekankan pada proses yang dilalui siswa untuk mengetahui sesuatu dan tahapan yang dillui untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Piaget meyakini bahwa kecenderungan siswa berinteraksi dengan lingkungan adalah bawaan sejak lahir. Anak pada dasarnya memproses dan mengatur informasi dalam benaknya dalam bentuk skema. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang secara intelektual dapat beradaptasi dan berubah sesuai perkembangan mental anak. Skema bukanlah benda nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem kesadaran orang, maka tidak memiliki bentuk fisik dan tidak dapat dilihat. Skema tidak pernah berhenti berubah atau menjadi lebih rinci sehingga gambaran dalam pikiran anak menjadi semakin berkembang dan lengkap.

Seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungannya dengan menggunakan skema itu sehingga terbentuk skema baru melalui asimilasi dan akomodasi. Skema yang terbentuk melalui asimilasi dan akomodasi tersebut kemudian disebut dengan pengetahuan yang telah dikonstruksi atau dibangun oleh siswa. Melalui adaptasi siswa memperoleh pengalaman yang baru berdasarkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Proses asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema, melainkan memperkembangkan skema. Dalam perkembangan intelektual seseorang diperlukan keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi. Proses ini debut equilibrium, yaitu pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.

2.Pandangan Lev Vygotsky Terhadap Teori Konstruktivisme

Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Vygotsky sangat menekankan pentingnya peran interaksi sosial bagi perkembangan belajar seseorang. Vygotsky percaya bahwa belajar dimulai ketika seorang anak dalam perkembangan zone proximal, yaitu suatu tingkat yang dicapai oleh seorang anak ketika ia melakukan perilaku sosial. Zona ini juga dapat diartikan sebagai seorang anak yang tidak dapat melakukan sesuatu sendiri tetapi memerlukan bantuan kelompok atau orang dewasa. Konsep lain dalam karya Vygotsky adalah “pembicaraan batin” (inner speech). Konsep ini muncul dari penjelajahan Vygotsky untuk menemukan hubungan antara tindakan pikiran yang tidak terlihat dengan bahasa sebagai fenomena kebudayaan, yang bisa dijelaskan dengan analisis obyektif. Pada aliran behavioris menyatakan bahwa pikiran hanyalah pembicaraan sub-vocal, pembicaraan lahirlah yang tumbuh sangat kecil. Vygotsky menegaskan bahwa pikiran dapat berkembang untuk merefleksikan kenyataan sosial. Proses komunikasi dengan orang lain menghasilkan perkembangan makna kata yang kemudian membentuk struktur kesadaran.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme menurut pandangan Jean Piaget dan Lev Vygotsky yaitu pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Namun, pengetahuan lebih diutamakan pada proses mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi. Artinya, siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya sendiri berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun