ChatGPT adalah sebuah chatbot kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI dan diluncurkan pada November 2022. ChatGPT dibangun di atas keluarga model bahasa besar GPT-3 dari OpenAI dan telah disesuaikan dengan menggunakan teknik pembelajaran terbimbing dan penguatan.
ChatGPT menarik perhatian banyak orang karena kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan pengguna dengan detail, logis, dan menarik. ChatGPT juga dapat memperluas percakapan dengan memulai topik baru secara otomatis, sehingga pengguna dapat terus berinteraksi dengan ChatGPT dalam waktu yang lebih lama.
Namun, apakah ChatGPT akan menggantikan manusia dalam berkomunikasi? Apakah ChatGPT akan menjadi teman atau musuh bagi manusia?
Menurut saya, jawabannya adalah tidak. ChatGPT tidak akan menggantikan manusia dalam berkomunikasi, melainkan menjadi alat bantu atau pendamping bagi manusia.
Alasan pertama adalah karena ChatGPT masih memiliki keterbatasan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh manusia. Misalnya, ChatGPT tidak dapat mengerti konteks sosial, budaya, atau emosi yang ada di balik teks yang ditulis oleh pengguna.
ChatGPT juga tidak dapat menampilkan ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh yang merupakan bagian penting dari komunikasi nonverbal. ChatGPT juga tidak dapat melakukan tindakan fisik seperti menyentuh, memeluk, atau mencium yang merupakan cara lain untuk menunjukkan rasa sayang atau kasih sayang.
Alasan kedua adalah karena ChatGPT masih membutuhkan intervensi dan pengawasan dari manusia untuk menjaga etika dan keselamatan dalam berkomunikasi. Misalnya, ChatGPT harus diatur agar tidak memberikan jawaban yang merugikan, menyesatkan, ofensif, atau ilegal kepada pengguna.
ChatGPT juga harus diawasi agar tidak disalahgunakan oleh orang-orang jahat untuk tujuan jahat seperti penipuan, peretasan, atau radikalisasi. ChatGPT juga harus dijaga agar tidak menjadi korban dari orang-orang iseng yang ingin mengganggu atau merusak kinerja chatbot.
Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa ChatGPT bukanlah ancaman bagi manusia dalam berkomunikasi. Sebaliknya, ChatGPT adalah sebuah inovasi teknologi yang dapat membantu manusia dalam berbagai hal seperti belajar bahasa asing, mencari informasi online,
menghibur diri sendiri maupun orang lain.
Tentu saja kita harus tetap waspada dan bijak dalam menggunakan chatbot ini agar tidak terjebak dalam ilusi palsu atau ketergantungan emosional. Kita juga harus tetap menjaga hubungan interpersonal kita dengan sesama manusia agar tidak kehilangan makna dan nilai dari komunikasi sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H