Saya pernah menyembuhkan penyakit seseorang hanya karena dengan kemampuan berbahasa karena bahasa mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi kesehatan tubuh atau secara ringkas  pengaruh bahasa terhadap pikiran,  lebih tepatnya saya menyembuhkan penyakit seseorang dengan idzin Allah tentunya, namun lewat sebuah perantara kemampuan bahasa.
ini adalah cerita nyata yang saya alami sendiri, jadi bisa dibilang fakta bukanlah cerita fiksi
suatu saat saya mendapati seorang anak ia selalu mimisan hampir setiap minggu, mungkin seminggu dua kali kira kira, trus saya tanya "Kamu Kenapa ?", dia menjawab "saya biasa mimisan, sejak SD begini, tiap saya capek saya mimisan",
saya yang mendengarkan ulasannya pun mengerenyitkan dahi, kemudian semacam ada feeling, insting, ilham atau apalah namanya yang menggerakkan saya untuk berucap demikian "Kamu mau sembuh ga ?, kalau mau ikutin arahan saya", anak itu menganggukkan kepala dengan mata berbinar dan sangat bahagia semacam menemukan secercah cahaya.
saya berucap demikian hanya memastikan dia harus mengikuti instruksi saya, saya sudah kunci jawaban dari dia dan persetujuan dia, saya pun melanjutkan dan berucap "oke sebelum kita melangkah proses penyembuhan, saya ingin pastikan kamu membuang kalimat ini dari otakmu dan pikiranmu - kalau saya capek atau kecapean saya mimisan -, sudah itu kita akan lanjut memulai penyembuhan", pada kali ini saya memastikan bahwa kalimat itu dibuang jauh di pikirannya.
proses ini memakan waktu, saya harus menjaga pikiran dia, hampir dua sampai tiga hari lagi, menanyakan kabar, tidak membahas prihal capek dan mimisan, saya menemui anak itu hanya sekedar "say hello" ngobrol ngobrol ketawa ketawa dan saya rutin bawakan madu yang berkualitas dan mahal sembari berucap "ingat yaa, madu ini bukan penyembuh, yang menyembuhkan Allah, saya belikan madu merek ini karena mahal dan berkesan bagus, sebenarnya madu lainnya sama aja mungkin ada yang lebih bagus, yang ingin saya tekankan adalah ini untuk suplement tubuh bukan dijadikan obat dan penyembuh, yang menyembuhkan Allah semata, saya hanya berusaha mensupport kamu yang ingin sembuh, suatu saat kamu tidak memerlukan madu ini lagi"
perhatikan kalimat kalimat saya, saya tidak ingin dia terjebak dan tersugesti dalam sebuah madu atau suplement apapun, itu sama halnya membuat dia selamat dari jurang pikiran dia dan mengkangnya pada sugesti madu.
dia pun meminum madu setiap sebelum tidur, kadang ingat kadang tidak, lebih seringnya tidak ingat, sebulan berlalu tanpa mimisan itu adalah pencapaian luar biasa baginya, dua bulan berlalu tanpa ada mimisan adalah anugerah besar dalam hidupnya, bulan ketiga dia jalan jalan bersama keluarga dan berenang sepulang dari berenang dia bercerita "tadi saya mimisan" saya menjawab "dan kamu tidak capek kan ?!" trus dia menjawab "biasa aja" seakan sudah menolak dan membuang jauh ungkapan kata yang sudah mengakar sejak SD "Kalau Saya Capek Saya biasanya mimian", kami pun tertawa bersama seakan sudah satu frequensi pikiran kami.
setelah itu setengah tahun kemudian dia tidak lagi mimisan bahkan hingga saat ini dia terbebas dari belenggu pikiran yang membuat dia sakit berlarut larut, semoga dia sehat selalu dan bisa selesai menghafal al Quran dengan sempurna
oh iya nama anak ini adalah
AHMAD SYAFIQ RODHI
bisa dikunjungi IG-nyaÂ
ini bukan cerita tentang saya bisa menyembuhkan, judul hanya bumbu clickbait, hanya kebetulan ada insting metode yang sesuai untuk anak murid saya dan saya menceritakan seusai fakta pengalaman saya, saya hanyalah sebatas guru pengajar bahasa arab dan bahasa inggris, ini cerita tentang betapa rangkaian kata mempengaruhi pikiran, maka ada istilah orang yakin bisa mencapai segala impian dan angannya.
inti dari cerita, yuk kita jauhi pikiran pikiran negatif dan optimalkan pikiran pikiran positif kita, perhatikan juga detail bahasa kita, karena mempengaruhi pikiran dan tubuh kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H