"Waw.. Bagaikan pantai di tengah kota."Â
Pikiran itu muncul karena di Yogyakarta pantai berada di pelosok. Sedangkan di sana, depan pantai sudah banyak rumah makan, kafe, dan bahkan mall.Â
Kami memasuki area pantai tetapi cukup bingung karena cuaca cukup panas. Ingin ke bagian pesisir pantainya tetapi panas. Kami pun berjalan dan mencari tempat yang lebih teduh dan berakhir di salah satu department store terdekat dari sana, yaitu Beachwalk Departement Store. Terdapat sebuah purikura berdiri di bagian depan dari kawasan departement store. Berbalik badan, kami bertemu dengan seorang penjaga keamanan yang berjaga untuk memeriksa isi tas kami. Setelah itu, kami dibebaskan untuk masuk dan berkeliling. Kami berkeliling cukup lama di sana, tetapi berakhir dengan membeli minuman dari Mixue yang di Yogyakarta pun berlimpah.
Setelah itu, kami memutuskan untuk kembali ke titik kumpul awal. Melewati pedestrian pinggir pantai, melihat orang-orang yang berselancar, dan menebak ujung di balik laut Pantai Kuta, cukup menyenangkan. Hanya kekurangannya rasa panas siang hari yang menyengat. Kami berakhir menunggu di pendopo terdekat. Menunggu hingga pendopo tersebut berakhir penuh dengan rombongan kami yang kepanasan dan mencari keteduhan.Â
Setelah tepat waktunya kembali, kami berfoto sebentar barulah menaiki kembali "Pajero" untuk kembali ke tempat bus kami diparkirkan. Kemudian lanjut perjalanan menuju destinasi kedua, yaitu Pantai Melasti.
Pantai Melasti ini merupakan salah satu tempat favorit bagi para pasangan untuk mengambil foto prewedding mereka. Jujur saja, aku dan kedua temanku cukup tidak dapat menikmati rasa pantai di sana karena panas yang sangat menyengat. Kami berakhir hanya duduk di bangku depan minimarket yang terdapat di sana, menunggu hingga bus dibuka kembali.Â
Setelah bus dibuka kembali, kami langsung menaiki bus untuk mencari kesejukan. Karena kami memasuki bus lebih dulu, cukup lama menunggu yang lainnya hingga kembali.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami ke salah satu patung tertinggi dan terbesar, dengan ketinggian 120 m, Garuda Wisnu Kencana. Pemandu wisata menjelaskan tahap-tahap yang akan dilewati dengan tambahan kisah dan rumor yang terdapat disana, seperti salah satunya mata air.Â
Sesampainya di GWK, hal pertama dilakukan adalah berfoto bersama barulah setelah itu kami memasuki GWK. Tempatnya sangatlah luas. Setelah melewati mata air, kami menaiki dan menuruni tangga hingga kami dapat melihat sebuah lapangan luas dengan banyak tebing berdiri mengelilinginya. Pemandangan inilah yang paling berkesan di ingatanku karena bentuknya sangat menyerupai latar dari sebuah film berjudul Maze Runner bagian pertama.Â