Siapa yang tidak mengenal Chairul Tanjung? Pendiri Trans Media ini namanya memang sudah sering didengar oleh kebanyakan orang. Kisahnya yang berawal dari orang biasa hingga menjadi pengusaha sukses yang terkenal memang banyak menginspirasi masyarakat, termasuk Saya.Â
Ketika membaca biografi beliau di salah satu situs internet, banyak hal yang dapat diteladani dari beliau dan harus dilakukan juga oleh Saya. Salah satu kutipan dalam situs tersebut yang membuat saya tertohok adalah, "Meskipun begitu, semangat belajar Chairul Tanjung tidak pernah padam karena ia tahu bahwa hanya pendidikan yang bisa membantunya keluar dari himpitan ekonomi."
Seorang Chairul Tanjung yang pada saat itu diterpa masalah ekonomi dalam keluarganya, semangat belajarnya sangat tinggi demi membantu ekonomi keluarga yang sedang bermasalah. Sedangkan Saya, yang dilahirkan di keluarga berkecukupan dan mampu membiayai pendidikan
Saya masih berpikir untuk sedikit bermalas-malasan. Padahal seharusnya Saya lebih semangat belajar daripada Chairul Tanjung karena Saya hanya perlu duduk manis di bangku kelas untuk mendapatkan ilmu tanpa memikirkan beban keluarga yang harus ditanggung.Â
Kutipan kedua yang membuat Saya tetohok kembali adalah, "Meskipun kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah bagi Chairul Tanjung, namun ia masih bisa berprestasi di bangku kuliahnya." Seorang Chairul Tanjung yang masih duduk di bangku kuliah pada saat itu mulai terjun ke dunia bisnis.
Yang dilakukannya pertama kali adalah berjualan buku kuliah, berjuaan kaos, hingga mendirikan jasa fotokopi di kampus. Dan di waktu yang mungkin kebanyakan dihabiskan untuk berjualan demi membiayai kuliahnya, beliau masih bisa berprestasi di bangku kuliahnya. Mungkin bagi kaum milenial hal tersebut cukup sulit, termasuk Saya.Â
Kebanyakan kaum milenial ketika mereka memiliki waktu luang, mereka menggunakannya untuk bermain game, menonton film, membuka media sosial, dan lain sebagainya. Saya pun begitu. Ini tidak masalah jika menggunakan semua waktu luang yang dimiliki hanya sekitar 30 menit untuk membuka media sosial, bermain game, dan sebagainya. Tapi yang salah adalah ketika menggunakan seluruh waktu luang yang ada untuk bermain game, menonton film, dan membuka media sosial.Â
Saya pun kalau memanfaatkan waktu luang seperti yang dilakukan oleh Chairul Tanjung mungkin akan seperti beliau. Setidaknya, ada 'hasil' dari waktu luang yang tersedia. Saya sadar memiliki hobi yang jika diasah mungkin akan menghasilkan keuntungan bagi Saya sendiri.
Tapi, Saya selalu beranggapan bahwa Saya tidak memiliki waktu untuk mendalami hobi Saya tersebut. Padahal Chairul Tanjung saja bisa membuka usaha ketika kuliah, dan membuatnya sukses hingga sekarang. Padahal bangku kuliah itu lebih sibuk dengan tugas-tugas daripada bangku SMA.
Seharusnya saya yang masih SMA ini bisa lebih daripada beliau. Seharusnya waktu selama SMA ini saya manfaatkan layaknya Chairul Tanjung ketika di bangku kuliah; membuka usaha dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang bermanfaat yang nanti hasilnya bisa dinikmati di kemuadian hari.Â
Sebenarnya banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Chairul Tanjung ini. Tapi bagi Saya, seorang siswi kelas 12 yang selalu overthinking, dua hal tersebut sangat menginspirasi serta langsung menampar diri sendiri bahwa: kalau Saya seperti itu, 'setidaknya' Saya akan seperti seorang Chairul Tanjung yang berhasil dan sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H