Mohon tunggu...
Hilwa Uhibbukifillah
Hilwa Uhibbukifillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa HI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gentrifikasi Bukan Solusi

4 Juli 2021   09:53 Diperbarui: 4 Juli 2021   10:51 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengacu pada kasus gentrifikasi yang terjadi di Hawai, gentrifikasi menyebabkan kesusahan terhadap masyarakat miskin. Biaya perumahan dan sewa meningkat pesat membuat masyarakat miskin terpaksa terusir dari daerahnya sendiri dan mencari tempat tinggal di daerah lain. Menurut Dewan Makelar Honolulu, pada September 2015, harga penjualan rata-rata rumah di Oahu mencapai rekor tertinggi $ 730.000, naik 7,6 persen dari tahun sebelumnya dan 17 persen dari 2010. Sehingga menyebabkan penduduk setempat tidak mampu bersaing.

Di Indonesia sendiri, masalah gentrifikasi cukup canggung dibahas, mungkin karena akibatnya tidak terlalu nampak sehingga menyebabkan kurangnya isu ini didiskusikan. Namun, di Indonesia banyak sekali terjadi ketidaksamarataan pembangunan membuat beberapa orang bahkan ahli memikirkan bahwa gentrifikasi adalah solusi terbaik demi mencapai kerataan pembangunan, beberapa masyarakat di internet giat mempopulerkan Indonesia sebagai jawasentris. 

Sebagian besar warga Indonesia memang bertempat tinggal di Jawa, sehingga tidak mengherankan jika kebanyakan pembangunan bertempat di Jawa. Namun, meningkatkan pembangunan di pulau jawa seharusnya tidak membuat pemerintah melupakan pembangunan daerah daerah lain terutama daerah-daerah terpencil yang bahkan tidak mendapatkan 10% pembangunan di kota besar.

Sekali lagi, gentrifikasi mungkin memang bisa membantu peningkatan pembangunan dan teknologi, perpindahan besar masyarakat misalnya dari daerah Jawa ke daerah Luar Jawa tentu bisa memberikan dampak positif seperti pembangunan. Namun perpindahan dalam jumlah besar ini akan meningkatkan biaya pembangunan dan biaya hidup di daerah tersebut. Akhirnya, warga yang berpindah dari tempat dengan pendapatan berkapita tinggi akan dengan mudah menguasai daerah yang memiliki pendapatan berkapita rendah. Sementara warga setempat pada daerah berkapita rendah terpaksa harus berusaha keras atau bahkan terusir.

Akhir kata, walaupun gentrifikasi memiliki dampak positif dalam pembangunan dan peningkatan teknologi dalam suatu daerah. Kita tidak bisa memungkiri bahwa manfaat tersebut datang dengan biaya mahal yang harus dibayar. Warga lokal setempat bisa saja terusir dan kehilangan tempat tinggalnya, hal ini menyakiti hak asasi manusia. 

Keamanan manusia sangat melindungi hak asasi manusia (HAM). HAM adalah seluruh hak yang dimiliki tiap manusia dimana setiap orang harus memiliki hak untuk hidup bebas. 

Bagi saya seharusnya Gentrifikasi tidak seharusnya menjadi bahasan yang tabu untuk dibahas, Indonesia butuh memperkuat studi tentang gentrifikasi baru kemudian sanggup mengatasi gentrifikasi. Saat ini, Indonesia memang terbukti pembangunannya tidak merata. Namun, gentrifikasi bukanlah solusinya.

            

REFERENCE

Chong, E. (2017, September 17). Examining the Negative Impacts of Gentrification. Retrieved Juni 17, 2021, from Georgetown Law: .

Kwong, P. (1999). The New Chinatown 51.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun