Makna Sejati Idul Adha
Peristiwa Pengorbananan Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail merupakan ujian yang amat sangat besar dan berat. Sudah menjadi keputusan Allah untuk menguji hamba-Nya dengan berbagai macam ujian yang dipilih-Nya, jika ujian tersebut sudah ditetapkan, tidak ada yang dapat menentang atau menghindarinya. Dibalik cobaan yang Allah tetapkan tersebut, terdapat pelajaran atau hikmah yang tak disadari manusia. Nabi Ismail yang mulanya dijadikan kurban untuk menguji ketaatan Nabi Ibrahim, diganti Allah dengan seekor domba yang lebih baik untuk disembelih kemudian mereka juga bersyukur atasnya. Hal tersebut menjadikan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat pujian dan pahala yang amat besar dari Allah SWT, bahkan dari peristiwa tersebut lahirlah ajaran Islam yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad.
Begitu banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Hari Raya Idul Adha ini. Tindakan yang dilakukan Nabi Ibrahim merupakan contoh yang luar biasa dalam mengorbankan sesuatu yang sangat disayanginya, demi ketaatan dan kepatuhan untuk melaksanakan perintah-Nya. Pengorbanan tersebut menunjukkan kita betapa pentingnya untuk rela melepaskan apapun yang kita anggap berharga dalam menjalankan perintah-Nya.
Tidak berhenti pada pengorbanan semata, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan domba yang lebih baik sebagai kurban pengganti. Hal tersebut mengajarkan kita tentang kebesaran atas rahmat dan kebijaksaan-Nya. Dalam setiap ujian dan pengorbanan yang kita hadapi, jika kita tetap bersyukur dan tunduk kepada-Nya, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismailpun bersyukur atas perintah dan keputusan Allah, meski pada awalnya sulit dan menyakitkan, mereka menghargai kebijaksanaan-Nya. Hal ini menjadi sangat penting bagi kita semua, dalam setiap situasi, baik senang maupun sulit, kita harus selalu senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan ujian yang telah diberikan-Nya.
Seringkali, kita sebagai manusia mengeluh dan merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki dan terkadang kita juga terjebak dengan rutinitas sehari-hari yang membuat kita lupa akan nikmat-nikmat kecil yang Allah berikan. Namun dari peristiwa tersebut, kita bisa mengetahui betapa berlimpahnya nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan kepada kita setiap harinya, baik kesehatan, keluarga, kehidupan, rezeki, dan semuanya merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri
Dengan bersyukur kita akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan ini. Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata, namun juga melibatkan sikap hati yang sungguh-sungguh menghargai dan mengakui segala nikmat-Nya. Dengan memperbanyak bersyukur kita akan mengalami perubahan dalam bersikap dan cara pandang hidup kita. Senantiasa kita akan selalu menghargai setiap nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita.
Maka dari itu, syari'at tersebut tidak serta merta Allah tetapkan, melainkan karena mengandung banyak nilai berharga di dalamnya untuk diaplikasin dalam kehidupan sehari-hari. Sama seperti Nabi Ibrahim, kitapun memiliki Ismail yang artinya kita memiliki sesuatu yang berharga. Hal tersebut bisa berupa harta, jabatan, keluarga, ego, dsb. Allah tidak memerintahkan Nabi Ibrahim membunuh Ismail, namun Allah memerintahkan untuk membunuh rasa kepemilikan terhadap Ismail, oleh sebab itu Allah memerintahkan kita selaku ummat muslim untuk mengaplikasikannya karena pada hakikatnya, semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan Allah, milik Allah semata. Untuk itu, penting bagi kita untuk selalu mengingat segala nikmat dan ujian yang telah Allah berikan kepada kita agar kita senantiasa bersyukur dalam setiap momen kehidupan ini. Dengan demikian, kita akan hidup dalam keadaan yang lebih damai dan bahagia serta merasakan kehadiran-Nya dalam setiap hembusan nafas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H