Mohon tunggu...
Hilwa Aulia
Hilwa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobby saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontroversi Citayam Fashion Week

4 Agustus 2022   20:04 Diperbarui: 4 Agustus 2022   20:29 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, citayam fashion week tengah viral dan menjadi sorotan warganet di media sosial.

Puluhan remaja di berbagai wilayah di Jakarta maupun daerah-daerah lainnya berkumpul untuk adu gaya berpakaian dan melakukan fashion show dengan melintasi zebra cross di kawasan  daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Hal ini memunculkan anggapan positif maupun negatif. Remaja Citayam menganggap kegiatan ini sebagai hal yang  positif karena dapat meningkatkan kreativitas dalam memadupadankan pakaian mereka serta mampu memajukan usaha yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang menganggap hal tersebut sebagai kegiatan negatif karena Citayam Fashion week dapat mengganggu aktivitas di jalan raya, membuka peluang terjadinya tindakan kriminal dan sebagai kampanye terselubung gerakan LGBT di kalangan anak muda. 

Membahas Citayam Fashion Week tidak akan lengkap tanpa kehadiran Bonge, Roy, Jeje dan Kurma. Gaya pakaian mereka yang "nyentrik", meniru gaya berpakaian kalangan atas yang terkenal mewah yang biasa dipakai oleh orang-orang kantoran di wilayah SCBD, berhasil menginspirasi remaja seumuran mereka untuk berani mengekspresikan diri. Keempat remaja tersebutlah yang mempopulerkan kegiatan ini bahkan sampai dijuluki sebagai "PENGUASA SCBD". Berkat popolaritas tersebut, mereka telah diundang di stasiun televisi, menjadi model video clip serta ditawarkan bantuan pendidikan/beasiswa oleh Kementerian Pariwisata.

Namun semua berubah sejak petugas gabungan kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP membubarkan Citayam Fashion Week pada 27 Juli 2022.

Hal itu tak lantas menjadikan daerah dukuh atas dan sekitarnya sepi dari aktivitas remaja citayam. Meskipun sudah dibubarkan, acara fashion show tetap berjalan seperti biasanya.

Catwalk kini berpindah ke trotoar jalan, yang sebelumnya biasa dilakukan di zebra cross.

Pemerintah terlihat tidak ambil pusing dengan kegaiatan yang tetap berjalan. Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi  DKI Jakarta, Bapak Chaidir,  saat ditemui di sela-sela acara Grand Launching Layanan Microtrans AC Koperasi Angkutan Umum di Hotel Sofian Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (3/8/22)  mengatakan bahwa Citayam fashion week sebagai hal yang musiman. "Biarkan merka berkspresi, jangan dilarang. Asal tetap Menghormati hak pengguna trotoar lain dan menjaga kebersihan lingkungan". 

Namun tidak semua masyarakat sepakat dengan Pemerintah. Jika Citayam Fashion Week terus diabaikan, lalu lintas di daerah jalan Sudirman akan terus macet. 

Jika hal ini terus terjadi, lantas, siapa yang mau disalahkan. Remaja yang ada di lokasi juga tidak bisa disalahkan karena tidak ada tindakan yang tegas.

Seharusnya PemProv DKI Jakarta segera bertindak agar fashion show yang diadakan di lokasi tersebut tidak mengganggu aktivitas lainnya. Citayam fashion week juga sebaiknya dipindahkan atau diadakan di tempat khusus agar lebih kondusif. 

Karena meskipun masih banyak kontroversi, keberadaan Citayam Fashion Week menjadi bukti bahwa Pemuda-Pemudi Indonesia diberi kebebasan berekspresi tanpa menggangu hak orang lain. 

Pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2022, pita kuning ikut memadati area SCBD. Remaja Citayam Fashion Week beramai-ramai menyuarakan hak anak indonesia dalam memperoleh haknya atas pendidikan dan hak untuk hidup sehat. Mereka juga mendukung anak-anak yang terkena kanker untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Beberapa di antara mereka juga memiliki mimpi untuk meraih masa depan melalui pendidikan tinggi.

Selain itu, ada juga yang memperjuangkan kesempatan dalam mengkomersialkan konten di media sosial dengan 5 juta followers tiktok. Ada juga yang sibuk belajar untuk meraih impian dan mencari cara agar bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

Meskipun terdapat pro kontra terhadap Citayam fashion week, aktivitas ini merupakan ajang kreativitas remaja di berbagai wilayah dengan segala keunikannya.

Beberapa artis juga mendukung Citayam fashion week dan anak-anak dibantu beberapa orang untuk dapat melanjutkan sekolah dan membantu perekonomian mereka

Sandiaga Uno pun melihat adanya potensi dari anak-anak muda di kawasan SCBD ini. Bahkan ia menawarkan beasiswa untuk memiliki bekal keterampilan kepada anak-anak muda.

Dengan menawarkan beasiswa tersebut, anak-anak muda diharapkan mempunyai kemampuan yang untuk dapat dikembangkan. Selain itu, Sandiaga Uno berharap agar anak-anak muda mampu menjadi penghubung daerah wisata kreatif.

Salah satu pemuda Citayam yang ditawarkan beasiswa adalah Roy. Pengaruhnya yang besar dan banyaknya pemuda-pemudi yang meniru gaya Roy membuat Sandiaga Uno memilihnya untuk menjajdi salah satu penerima beasiswa dengan harapan hal ini menjadi contoh baik bagi followers Roy.

Akan tetapi, Roy menolak tawaran tersebut karena ia ingin fokus menjalani kesehariannya sebagai kreator dan produser tiktok.

Roy mengungkapkan secara terang-terangan bahwa dengan mengeyam pendidikan formal tidak menjamin dirinya untuk menjadi sukses dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Ia ingin fokus dengan passion yang dimiliki, yaitu dengan membuat konten.

Walaupun bukan opini yang populer, tetap terdapat beberapa remaja Citayam yang berkeinginan melanjutkan pendidikan. Diharapkan pemerintah dapat memberikan peluang yang sama kepada anak-anak lainnya agar mereka dapat memperbaiki kehidupan ke depannya. 

Citayam Fashion Week tetap akan menjadi fenomena di masyarakat. Kegiatan ini bisa dipandang menjadi hal yang positif namun tidak sedikit yang tetap akan menentang keberadaanya. Terlepas dari hal tersebut, diharapkan masyakarat dapat lebih bijak dalam menyikapi  ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun