- ( foto : ig @PSSleman )
Seperti halnya orang-orang alami, jatuh cinta memang tidak terduga-duga dan datang begitu saja. Bagai dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan, PSS mulai jatuh cinta dengan penyerang asal Sumatera. Sebagaimana kita tahu, sejak musim 2014, saat itu lini serang PSS dihuni Guy Junior, Monieaga dan Saktiawan Sinaga.Â
Di tangan Herkis kala itu, ada nama Saktiawan Sinaga sosok penyerang haus gol yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. Bekal pengalamannya di berbagai tim besar di Indonesia seperti PSMS maupun Persik Kediri, ia juga sempat menjadi andalan di tim nasional Indonesia. Kedatangannya ke Sleman  memberikan secercah harapan karena pemain ini memiliki umpan maupun shoot yang spesial sebagai seorang bomber.
Perlahan namun pasti, Sakti benar-benar menemukan kesaktiannya di Sleman. Meski hanya mencetak 5 gol , penampilan impressive nya musim itu berhasil mengantarkan tim Super Elang Jawa lolos dari fase grup hingga semifinal (seharusnya) sebelum "bencana" yang akhirnya memupus harapan publik Sleman Fans.
Beranjak ke tahun selanjutnya, 2015 adalah suatu pukulan bagi para penikmat sepakbola Indonesia pada waktu itu mengahruskan seluruh kegiatan sepakbola di Indonesia harus istirahat sejenak karena mendapat sanksi dari FIFA. Di tahun ini, praktis hanya ada suatu turnamen sekedar hiburan bertajuk Piala Kemerdekaan 2015 untuk tim Divisi Utama yang diikuti PSS Sleman.
Untuk kedua kalinya, PSS Sleman jatuh cinta pada penyerang asal Sumatera. Lahir di Medan, pria bernama Jeki Pasarella ini menjadi salah satu skuad PSS Sleman pada ajang Piala Kemerdekaan dibawah asuhan pelatih Didik Listyantara. Penampilan Jeki Pasarella juga tidak begitu istimewa. Satu gol pun gagal ia jaringkan ke gawang lawan selama gelaran turnamen tersebut.
Nasibnya itu semakin lengkap dengan kekecewaan. Tampil kurang garang waktu itu, PSS secara mengejutkan gagal lolos dari fase group. Dua kekalahan dari tim Persepam Madura dan Persatu Tuban terpaksa memulangkan pasukan Super Elja lebih awal.
Selang waktu, tahun 2016 muncul gelaran turnamen berjangka panjang dengan format liga hampir sama dengan Divisi Utama sebelumnya, Indonesian Soccer Championshipatau yang lebih dikenal dengan ISC. PSS sendiri mengikuti ISC B dengan persiapan yang cukup matang kala itu, dengan menunjuk Seto Nurdiyantara skuad PSS dihuni beberapa nama yang cukup mentereng.
Dan kembali lagi, sang juru gedor kali ini diisi seorang pria asal Pangkal Pinang, dari Pulau Sumatera. Dia adalah Rizky Novriansyah. Striker bertubuh kekar nan kerap dijuluki Hulk ini tampil apik kala itu bersama Tri Handoko dkk. Hampir sama dengan Saktiawan Sinaga, kiprah Rizky "Hulk" di dunia persepakbolaan Indonesia juga malang-melintang di klub-klub besar di Indonesia macam Sriwijaya FC dan Persijap Jepara.
Nasibnya pun hampir sama, di musim perdana nya ia mencatatkan 5 kali di papan skor, namun disisi lain penampilannya cukup memuaskan. Rizky Novriansyah bahkan menjadi ujung tombak andalan Seto guna mengobrak-abrik pertahanan tim lawan. Penampilan gemilangnya ini berhasil mengantarkan pasukan hijau merangsek ke fase grandfinalISC B 2016.
Namun, lagi-lagi keberuntungan memang belum menyapa Rizky, melawan PSCS Cilacap di Stadion Gelora Bumi Kartini waktu itu PSS harus mengakui keunggulan PSCS dengan skor 3-4.
Cukup sampai disitu. Membuka lembaran baru, musim 2017. PSSI secara resmi mengumumkan di tahun ini gelaran kompetisi akan dimulai. Itu tandanya jatah promosi degradasi pun aktif kembali. Adalah Liga 2, kompetisi yang dahulunya bernama Divisi Utama inipun siap digelar setelah penantian yang ditunggu-tunggu. Berkat penampilan apiknya di gelaran ISC B 2016, membuat manajemen dan tim pelatih sepakat untuk memanggil kembali penyerang dari pulau seberang ini.
Rizky Novriansyah benar-benar akan melanjutkan petualangannya bersama PSS Sleman di Liga 2. Ditangan Freddy Mulli, sosok Rizky "Hulk" masih tak tergantikan di lini depan Super Elja. Namun lagi-lagi dewi fortuna tak kunjung datang kepada Rizky. Total hanya 6 gol saja yang ia ceploskan ke gawang lawan, bahkan seorang Dirga Lasut justru menorehkan gol yang lebih banyak dari seorang Rizky.
Terlepas dari strategi dari sang pelatih dengan menempatkan Rizky sebagai pemantul bola sehingga lini kedua menjadi aktif mencetak gol, atau memang performa Rizky yang menurun adalah hal yang tidak biasa bagi seorang Rizky yang tampil apik di musim sebelumnya. Sayang seribu sayang, di musim keduanya ini meski torehan gol nya naik satu strip yaitu 6 gol, tetapi langkah PSS harus terhenti di babak 16 besar. Dan akhirnya, cukup sudah. Babak 16 besar menjadi akhir petualangan striker berdarah tanah Pangkal Pinang itu bersama PSS Sleman.
Memasuki tahap awal musim 2018, PSS mendatangkan para pemain baru selepas beberapa pemain pilar musim lalu hengkang ke sejumlah klub. Namun, hal itu tak menyurutkan ambisi sang peracik strategi Herkis sebagai allenatore PSS Sleman musim ini dan tak mau ambil pusing pasalnya beberapa pemain saat ini diisi para pemain muda yang penuh ambisius. Hal ini selalu menjadi sorotan dan tak terkecuali adalah posisi striker.
Tahun 2018, menjadi tahun ke-5 Super Elang Jawa jatuh hati pada penyerang asal Pulau Sumatera. Manajemen dan tim pelatih tak lagi memperpanjang masa bakti Rizky Novriansyah. Lalu siapakah penerus tahta juru gedor asal tanah Andalas ini? Namanya adalah Tambun Dibty Naibaho. Pemain 27 tahun ini berasal Pengururan, sebuah tempat yang berada di Pulau Sumatera.
Ini menjadi musim kelima secara berturut-turut barisan penyerang PSS Sleman dihuni pria asal tanah Andalas. Meneruskan jejak petualang penyerang asal Sumatera, Naibaho mendapat ambisi yang cukup besar untuk mewujudkan mimpi-mimpi Sleman Fans berlaga di kasta tertinggi sepakbola negeri ini.
Pada gelaran Coppa Sleman 2018, Tambun Naibaho berhasil mencetak satu gol pada laga debutnya bersama PSS Sleman. Melalui akselerasi Ilham Irhaz, bola yang menghampirinya tak malu-malu untuk langsung disontek ke mulut gawang PDRM FA. Satu gol nya tersebut mengantarkan PSS meraih kemenangan perdana di turnamen pra musim 2018.
Kang Herkis nampaknya benar-benar jodoh dengan penyerang asal Sumatera Utara selepas bersama Saktiawan Sinaga pada musim 2014 lalu, sekarang gantian Tambun Naibaho yang akan menjadi juru gedor Super Elang Jawa di musim 2018. Melihat rekam jejak dari para pendahulunya, semoga karir Naibaho di bumi Sembada akan lebih sukses dalam perjalanan karir dan khususnya membawa tim Super Elja berprestasi di tahun ini. Â Selamat berjuang lae, bawa Elang Jawa terbang tinggi !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H