Hak atas lahan yang terjamin dan terdistribusi secara merata telah disadari sangat bermanfaat bagi kemajuan sosial dan ekonomi, berkontribusi antara lain pada demokrasi, perdamaian, produktivitas, dan kesetaraan gender.
Dampak positif yang lebih signifikan dapat dicapai ketika dikombinasikan dengan intervensi lain, seperti hubungan pasar lokal yang baik, layanan dukungan pertanian yang bekerja untuk keluarga petani, serta peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan.
Hal ini telah disepakati dalam kerangka kerja kebijakan internasional, misalnya, Sustainable Development Goals (SDGs), yang diadopsi pada tahun 2015, mencakup sejumlah target dan indikator spesifik ketimpangan kepemilikan lahan.
Perubahan dalam ekonomi global dan nasional membawa tekanan baru yang ditanggapi orang dengan cara yang berbeda dalam mengubah penggunaan lahan, strategi mata pencaharian dan gaya hidup di daerah pedesaan yang beberapa orang gambarkan sebagai "new rurality" (Miranda, 2014; Hecht, 2010).
Sifat 'petani' dan makna 'agraris' bergeser seperti halnya hubungan dengan lahan, yang mengharuskan kita untuk mempertimbangkan kembali pedesaan, tetapi tidak berarti bahwa ketimpangan kepemilikan lahan kurang penting (Black, 2011).
Bagi banyak orang lahan terikat dengan aspek spiritual, budaya, dan identitas mereka. Beberapa berpendapat bahwa, daripada mengangap lahan sebagai komoditas untuk kita miliki, kita harus lebih memiliki paradigma yang melihat diri kita sebagai bagian dari lahan dan bertanggung jawab atas keasriannya.
Apakah terkait langsung dengan lahan atau tidak, lahan sangat penting bagi kita semua, dan generasi masa depan, sebagai kebaikan bersama yang kita andalkan untuk hal-hal penting seperti udara dan air bersih, serta keanekaragaman hayati.
Referensi
Black, C. Maturing Australia through Australian aboriginal narrative law. South Atl. Q. 2011, 110, 347--362.
Deininger, K.W. Land Policies for Growth and Poverty Reduction; World Bank: Washington, DC, USA, 2003.
FAO. The State of Food and Agriculture: Climate Change, Agriculture and Food Security; Food and Agriculture Organization of the United Nations: Rome, Italy, 2016.