Mohon tunggu...
hilmy fauziah amy
hilmy fauziah amy Mohon Tunggu... Guru - alumnus filsafat

menyukai bidang seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah di Jurusan Filsafat

29 Agustus 2021   22:10 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karena itulah, kelas filsafat merupakan sebuah ruang yang terbuka terhadap berbagai pertanyaan atau diskusi berbagai hal, dari yang mudah, paling dasar hingga yang paling rumit, dari yang masuk akal, hingga ‘nyeleneh’ pun ada.  Maka tidak mengherankan, timbul pandangan macam-macam dari pelajar non-filsafat atau masyarakat awam, ya asalnya darisitu. Semua pertanyaan dalam diskusi di kelas filsafat semuanya diterima, dan didiskusikan bersama. 

Suasana menjadi terasa ‘hidup’. Dan setiap pertanyaan atau jawaban yang ada tidak bersifat final artinya akan terus berkembang atau berubah-ubah mengikuti proses setiap individunya masing-masing. Yang menjadi catatan besar disini adalah bagaimana mengolah ide-ide dalam pikiran supaya setiap pertanyaan yang diajukan itu benar dan jelas yang artinya sesuai dengan kerangka atau metode berpikir logika, jawaban yang didapatkan tepat dan tentunya sikap tidak menghina atau menjatuhkan orang lain.

Dulu memang sempat terpikir, karena filsafat tergolong studi ilmu humaniora, saya bisa belajar mandiri, baca-baca. Tanpa harus menempuh pendidikan formal.

Kemudian saya sadar, tanpa itu, diluar, saya tentu akan sulit bertemu teman dan mendiskusikan topik yang sama dengan serius, runtut dan mendalam. Kemungkinan salah memahami sesuatu (sesat pikir) pun besar. Juga, mempunyai seorang guru untuk membimbing dalam studi keilmuan itu penting sekali.

Akhir kata, filsafat merupakan ilmu teoritis atau abstrak memang betul tidak berdampak langsung terhadap hal materi tapi filsafat merupakan suatu pendidikan kritis yang mampu menjadikan pelajarnya terbiasa dan percaya diri mengungkapkan pemikiran dan perasaan secara tepat dan benar, terbuka terhadap berbagai pandangan, berbagai latar belakang, sudut pandang yang luas, bersikap benar bukan hanya menurut agama atau tradisi yang ada tapi juga akal yang dimiliki, terhindar dari sikap fanatik atau fundamentalis, dan tentu saja berpikiran kritis yang salah satunya berguna di era membludaknya berbagai macam informasi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun