Percakapan di sore itu tak berkesimpulan apapun, namun aku agaknya sadar, ketika Bebek bilang “gak papa” sebenarnya banyak hal yang lalu lalang di pikiran dia.
Setelah beberapa menit terdiam, aku memecah hening dengan mengajak Bebek pulang, dengan satu anggukan kepala, kami pun bergegas pulang. Di jalan pulang aku lebih sering memperhatikan ekspresi wajahnya yang sedikit kesal dari spion motor, dia berkali kali merapikan kerudungnya yang mencong-mencong tertabrak angin, lalu meniup-niup bagian atas kerudungnya, aku tersenyum, Bebek emang selalu begitu, gak berubah, selalu gemesin, hehehe.
Setelah mengantar Bebek pulang, sepanjang jalan aku memikirkan pertanyaan yang tak kunjung aku tanyakan di sekolah tadi, pertanyaan-pertanyaan yang tidak berani aku hadapi.
“Bagaimana dengan hubungan ini?” ketika Bebek di Yogya dan aku di Bandung
“apakah semua akan baik-baik saja?”
Aku sendiri terlalu pengecut untuk mendengar jawabannya
Bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H