Suara adzan maghrib berkumandang di luar, Seakan memanggil orang orang. Beberapa menit Setelahnya, aku bergegas untuk mengerjakan tugas untuk besok dikumpulkan. Dengan Cepat aku memecahkan semua soal satu per satu Pulpenku dengan lihai aku mainkan utk membentuk jawaban. Beberapa jam telah berlalu Semua tugas telah selesai. Tak lama kemudian aku bersiap-siap untuk tidur karena semua tugasku telah selesai.
Dini hari tiba, aku terbangun sangat pagi. Aku bergegas sholat Subuh, lalu mandi pagi. Hawa dingin yang menusuk kulit ketika aku menghujani tubuhku dengan air mandi pagi. Jam 06:00 pas aku segera berangkat kesekolah, dengan diantar oleh ayahku. Sesaat sampai di sekolah aku dihadang oleh teman-temanku, yang bernama, Rama, Yudi dan Reza. Mereka semua memaksaku untuk meminjamkan uang pada Mereka.
"Mi, bagi duit lahh." Ucap rama
"Minggu lalu juga belum dibayar "Ucapku
"Yah, in urgent mi, urgent" Ucap Reza.
Aku pun berfikir dua kali untuk memberi Mereka uang atau tidak. Setelah beberapa saat, dan aku sedikit panik karena kelas sebentar lagi akan dimulai, aku memberinya uang jajanku, dengan syarat mereka harus menggantinya Sebelum 2 minggu yang akan datang, tepatnya pada tanggal 27 Juni merekapun menyanggupinya dan menganggukan kepala mereka.
"Sekarang selasa, berarti kita semua bayarnya nantikan Senin depannya lagikan ?" kata yudi
"Gampanglah." Ucap rama
Merekapun Pergi dengan muka gembira, tapi tanpa ada alasan apapun untuk apa mereka meminjam uangku. Setelah berjam-jam aku duduk dan memperhatikan guru, akhirnya istirahat tiba untuk yang pertama kalinya. Karena tak kuasa menahan lapar akupun bergegas untuk pergi ke kantin, Sesampainya dikantin akupun bergegas membeli makanan yang akan ku santap. Setelah mendapatkanya aku kembali kekelas sambil mencicipi sedikit demi sedikit jajanan yang aku beli. Sesaat dalam perjalanan aku melihat ada kepulan asap dari arah gudang sekolah. Aku pergi untuk melihat apa yang ada dalam sana, dari celah pintu gudang itu aku melihat ketiga temanku yang meminjam uangku tadi pagi. Mereka semua sedang menyedot dan meniupkan kepulan asap dari sebuah batang putih yang sudah terbakar diujungnya, dan disebelah yudi, ada satu bungkus rokok yang beberapanya Mungkin sudah dibakar dan dinikmati.
Aku kembali ke kelas dan menyantap jajanan  yang aku beli. Setelah melihat kejadian itu aku menjadi pura-pura tidak tahu bagaikan kura-kura dalam perahu, esoknya aku didatangi mereka lagi. dengan tujuan yang sama aku berusaha menolaknya, tapi mereka ngotot dan mendorongku hingga aku terjatuh dan mereka meninggalkanku.
"Mah...." (aku ketika pulang sekolah)
"Ya?" Jawab mamah
"aku luka mah habis Jatoh".
" Yaudah tuh ada obat merah, pake gih !!!"
"kamu kenapa sih? " kata mama
"mah aku pengen pindah kelas aja mah"
"Loh kok, kenapa " Tanya Mama
Akupun menceritakan semuanya pada mama, dan menyuruh mama untuk membiarkanku pindah kelas. Esoknya mama datang kesekolah dan memberikan peringatan ke teman yang sering membuliku lalu, mamapun bertemu dengan wali kelasku dan sepertinya membahas apa yang terjadi denganku diruang BK.
Seminggu telah berlalu tanpa adanya atau pembullyan terhadapku. Aku selalu mengharapkan bersekolah seperti ini, tak lama kemudian aku melihat ketiga teman yang Sering membully ku dibawa ke ruangan BK. Kali ini, aku tak tahu perbuatan apa yg sudah dilakukan mereka. Aku tak mengkhawatirkan mereka sedikit pun, setelah mereka bertindak seperti itu padaku.
Tak lama kemudian disaat aku mengerjakan Soal yang diberikan guru dikelas Aku dipanggil oleh salah satu guru BK, dan iapun menyuruhku untuk ikut dengannya ke ruangan BK. Tanpa tahu tujuannya aku ikut saja dengan guru BK itu, menurutku ini ada sangkut pautnya dengan teman yang sering membullyku. Sesampainya di ruangan BK aku dilemparkan beberapa Pertanyaan, dan akupun tak berani, berbohong di depan guru-guru seperti mereka. Karena itu aku menjawabnya sejujur - jujurnya
Dari pertanyaan itu aku mengetahui jika temanku itu mengatakan bahwa aku yang meminjamkan mereka uang untuk melakukan hal yg tak seharusnya. Jam demi jam berlalu kami pun bersalaman dan meminta maaf satu sama lain.
keesokannya temanku itu mengembalikan semua uang yang mereka pinjam dariku, setelah itu. kamipun berteman seperti biasa. Saat Jam istirahat aku dipanggil kembali ke ruangan BK. Sesaat disana aku bertemu dengan wali kelasku dan menanyakan apa aku benar ingin pindah kelas? dan aku menjawab "Tidak". Itu semua karena kehidupan sekolahku berubah 180.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H