Mohon tunggu...
Hilmi Handala
Hilmi Handala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kekeliruan Pola Pikir Masyarakat

24 April 2017   12:03 Diperbarui: 24 April 2017   21:00 3389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin maju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diikuti pula oleh pola pikir masyarakatnya. Pola pikir masyarakat menjadi beraneka ragam, ada masyarakat yang memiliki pandangan bahwa air putih itu adalah air bening. Ada juga yang memiliki pandangan bahwa air putih itu adalah susu. Maksud dari contoh tersebut dalam konteks ini adalah seiring berkembangnya zaman masyarakat memiliki pola pikir dan sudut pandang yang berbeda masing masing. Pola pikir dan sudut pandang tersebut belum tentu salah, serta belum tentu dibenarkan. Jika mereka memiliki pembelaan sendiri atas apa yang dikatakan maka hal itu menjadi hak nya dalam membenarkan pendapatnya sendiri, begitu pun sebaliknya.

Sementara itu, Di Indonesia hak untuk berpendapat bagi setiap orang  dijamin oleh undang undang. Entah adanya undang undang itu menyebabkan banyak pola pikir masyarakat yang berbeda beda. Atau dengan adanya  pola pikir masyarakat yang menyebabkan dibuat undang undang tersebut. yang pasti dengan  beragam pola pikir yang ada di masyarakat indonesia membuktikan bahwa bangsa indonesia secara garis besar sudah berani memiliki pikirannya sendiri dan memiliki keyakinan tersendiri untuk menjadikan salah satu dari pedoman hidupnya. Meskipun beragam tetap saja tidak semua pola pikir dan perilaku dibenarkan adanya.

Oleh karena itu, ada beberapa pola pikir masyarakat indonesia yang kurang tepat. Terutama dalam kehidupan sehari hari yang sering kita anggap hal yang sepele. Meskipun hal kecil, tetap saja kita tidak boleh membiarkan suatu hal yang kurang baik tetap ada. Beberapa pola pikir kecil yang sebenarnya salah adalah sebagai berikut:

A. Lebih Cepat Lebih Baik

Memang lebih cepat itu lebih baik. tetapi harus dilihat dulu dalam hal apa bahwa yang disebut cepat itu baik. atau dalam konteks apa yang lebih cepat itu dianggap lebih baik. jika yang dikatakan lebih cepat lebih baik itu adalah dalam perlombaan dengan kemenangan yang ditentukan waktu, maka bisa dikatakan bahwa lebih cepat lebih baik. contohnya dalam lomba makan kerupuk yang paling cepat habis dialah yang memenangkannya. Disisi lain, jika konteks nya adalah substansi, kegunaan, atau prosesnya. Maka sesuatu yang cepat tidak lebih baik dari yang lambat karena yang dilihat adalah proses. Contohnya dalam olahraga, seseorang olahraga 30 menit sehari untuk menghasilkan tubuh yang ideal dan bagus, akan lebih baik jika olahraga nya dalam sehari tidak secepat itu, melainkan lebih lama misalnya 1 jam. Maka orang tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal dibanding yang olahraga lebih cepat darinya. Hal ini membuktikan bahwa sudut pandang orang berbeda beda alam melihat sesuatu. Sesuatu itu bisa dikatakan baik mungkin hanya jika dilihat dari satu sudut pandang saja.

B. Komunisme dan Atheisme

Komunisme itu sungguh berbeda dengan ateisme. Terkadang orang  berasumsi bahwa komunisme sudah pasti ateisme, padahal tentu saja tidak seperti itu. Komunisme merupakan faham dan sistem ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dan menjadi ideologi dari negara tersebut. sementara ateisme tidak ada sangkut pautnya terhadap ekonomi, ini adalah hal yang religi bukan ekonomi. Hal ini harus disikapi dengan bijaksana. Bahwa komunisme dan atheis itu berbeda, jangan disangkutpautkan dengan hal yang terjadi di negara lain.

C. Golput

Golput merupakan singkatan dari golongan putih yang merupakan istilah dalam politik yang memilih untuk tidak berpartisipasi pada pemilu atau dengan kata lain tidak menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Sebenarnya jika dilihat dalam undang undang memang tidak ada yang mengatur tentang pelarangan untuk tidak menggunakan hak suaranya. hal itu tergantung penggunanya mau memakai atau tidak. terkadang sering bermunculan perkataan bahwa seseorang yang golput itu tidak baik, bukan merupakan wakga negara yang baik. hal itu hanya dilihat dalam satu sudut pandang saja. Yang perlu diketahui adalah memilih adalah hak, bukan kewajiban.

D. Gubernur Baru DKI Jakarta

Pemilu tanggal 19 april kemarin menjadi penentu siapa yang akan menjadi gubernur untuk memimpin DKI Jakarta. Pada saat itu suara terbanyak  dimiliki oleh pasangan calon nomor urut 3 yaitu anies dan sandi, setelah itu disusul oleh pasangan calon nomor urut 2 yaitu ahok dan djarot. Segala sesuatu yang terjadi harus diterima oleh masyarakat keseluruhan warga DKI jakarta. Ini adalah bentuk demokrasi dimana yang memiliki suara terbanyak, dialah yang menang.

Wujud demokrasi yang menghasilkan gubernur baru tersebut memberikan reaksi masyarakat terhadap kehadiran sosok gubernur baru yang akan memimpin DKI Jakarta. Reaksi masyaralat pun beragam. Tidak sedikit yang kontra akan hal itu, dan disamping itu tidak sedikit pula yang pro akan hal tersebut. hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat warga DKI jakarta yang berbeda beda. Dimana ada yang melihat kehadiran gubernur itu sebagai sesuatu hal yang positif, ada pula sebaliknya. Sebenarnya, kita tidak bisa berfiikiran terus negatif terhadap gubernur baru kali ini, bukan hanya gubernur, tetapi semua orang. Jika kita berfikiran negatif maka hasilnya ikut negatif pula. Lagipula jika suatu wilayah itu maju bukan hanya faktor pemimpinnya, melainkan keinginan masyarakatnya juga.

Oleh karena itu, sebagai makhluk bumi yang diciptakan oleh tuhan paling berakal, kita harus bisa memanfaatkan akal kita untuk berfikir cerdas dan bijak dalam menghadapi segala sesuatu, supaya kita tidak terjebak dengan kesesatan. Ada beberapa cara berfikir yang bisa dilakukan oleh masyarakat indonesia, sekaligus untuk mengasah kemampuan berifkirnya, antaralain:

  • Berfikir Radikal, Berfikir radikal merupakan cara berfikir yang luas. Karena berpikir secara radikal tidak akan terpaku hanya pada suatu fenomena tertentu. Melainkan terus mencari sesuatu yang dapat memuaskan pemikirannya, karena tidak berhenti untuk terus menggali objek sampai ke akarnya. Jika kita dapat mengetahui akarnya dimana dan seperti apa, maka peristiwa selanjutnya atau diatasnya akan mudah bisa kita pahami. Apabila akar permasalahan sudah bisa ditemukan, maka permasalahan tersebut bisa diselesaikan hingga ke akar akarnya. Berfikir radikal itu bukan berarti mengubah atau menggantikan dengan paksa segala sesuatu, melainkan menggali lebih dalam apa arti sebenarnya.  Berfikir radikal jstru membantu dan memperjelas realita dari suatu fenomena yang ada. Agar indonesia bisa maju, masyarakatnya harus mau berfikir radikal, agar dapat mengetahui secara haqiqi mana yang baik dan mana yang tidak
  • Mencari kebenaran, Kebenaran sangat penting untuk didapatkan dan dicapai. Tentu saja buka  kebenaran yang meragukan, melainkan kebenaran hakiki tentang keseluruhan realitasnya dan kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Kebenaran sebenarnya tidak bersifat mutlak dan akhir atau final, karena kebenaran menurut setiap orang ada tingkat perbedaannya. Ada yang mengatakan bahwa  benar itu jika kita nurut terhadap apapun perintah orang tua, ada juga yang mengatakan bahwa benar itu jika kita melakukan sesuatu diluar perintah orang tua meskipun menurut kita benar. Oleh karena itu manusia harus mencari kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan agar dapat memperbaiki suatu masalah yang mungkin sudah mengakar dalam.
  • Berfikir Rasional, Dalam menghadapi segala sesuatu dengan mengandalkan berifkir secara radikal dan mencari kebenaran saja tidak cukup. Jika sesuatu yang kita dapatkan dari hasil berifikir radikal dan mencari kebenaran tidak rasional atau tidak masuk akal, maka percuma saja pasti tidak akan diterima oleh kalangan masyarakat. Oleh karena itu berfikir secara radikal dan mencari kebenaran saja tidak akan berhasil tanpa berfikir secara rasional. Berfikir rasional bukan hanya sekedar membuat pernyataan yang dapat diterima oleh akal, melainkan bisa sanggup untuk menarik kesimpulan dan membuat premis-premis dengan analogi sederhana yang dapat membuka pikiran masyarakat. Sebab, tanpa berfikir rasional  tidak bisa meraih kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu, masyarakat indonesia harus mau dan bisa berfikir kritis yang berarti membangun kemauan untuk mengevaluasi argumen argumen yang ada di lingkungan. Sebab, seseorang yang berfikir kritis tidak akan mudah menelan sesuatu pernyataan bulat bulat sebelum membuktikan bahwa suatu pernyataan itu benar adanya. Agar bangsa indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan dapat mengharumkan nama indonesa di kancah nasional. Majunya suatu negara bukan hanya karena faktor pejabat dan pemimpinnya saja, pemimpin itu sebagai jembatan dalam memfasilitasi masyarakatnya untuk dapat berproses untuk maju. Seperti di Jakarta, dengan terpilihnya gubernur baru bukan berarti besok adalah hari kiamat. Lantas apakah gubernur menjadi satu satunya faktor yang membuat jakarta lebih maju dan lebih baik lagi ? apakah hanya gubernur yang dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat ? Tidak. Suatu bangsa bisa maju jika masyarakatnya juga ingin maju, jadi apapun hasilnya kita harus membantu proses pembangunan yang dilakukan pemerintah, jika masyarakatnya tidak mendukung, maka untuk siapa pemimpin itu berkerja keras.

Jadi, coba hilangkanlah pola pikir yang salah, ganti dengan pola pikir yang lebih sehat dan rasional. Dalam mengahadapi segala sesuatu pun dengan bijak dan berkepala dingin. Masyarakat indonesia harus berifkir secara luas,  tidak terpaku pada satu fokus saja. agar kita juga tida terjebak dalam pikiran yang dangka dan sempit yang dapat menimbulkan konflik. Masyarakat indonesia harus bisa menyampingka ego, dan mengedapankan pemikiran yang rasional. Demi kepentingan bersama, yaitu Negara Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun